Fimela.com, Jakarta Teh adalah salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia, menduduki peringkat kedua setelah air dalam hal konsumsi. Keberadaannya tidak hanya disukai karena rasa yang lezat, tetapi juga karena berbagai manfaat kesehatan yang ditawarkannya. "Teh diketahui mampu membantu meredakan gejala flu hingga memberikan efek menenangkan yang dapat mendukung relaksasi pikiran."
Bagi mereka yang menderita sakit kepala, teh sering kali dianggap sebagai solusi yang mudah untuk mengurangi rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan. Zat-zat yang terkandung dalam teh, seperti kafein dan berbagai senyawa antioksidan, diyakini dapat membantu mengatasi sakit kepala, sekaligus memberikan rasa nyaman yang mendukung proses pemulihan tubuh.
Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara teh dan pengurangan sakit kepala tidak sesederhana yang kita bayangkan. Berikut adalah informasi lengkap yang telah dirangkum Fimela.com dari berbagai sumber, yang diterbitkan pada Kamis (30/1/2025).
Advertisement
Dari bekerja di hotel selama 10 tahun, Ni Made Roni banting setir jadi petani. Bukan petani biasa, ia mengolah beragam tanaman jadi teh herbal. Pundi-pundi cuan pun dibaginya dengan menggerakkan warga sekitar dengan konsep kebun berdaya. Inilah Beran...
Advertisement
Jenis Teh yang dapat Menyebabkan Sakit Kepala
Teh memiliki berbagai jenis, termasuk matcha, teh hitam, oolong, dan Earl Grey, yang semuanya mengandung kafein. Menurut Mascha Davis, MPH, RDN, seorang penulis dan ahli gizi terdaftar dari Los Angeles, "Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi kafein secara berlebihan bisa memicu timbulnya nyeri kepala." Davis juga menekankan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah yang terlalu banyak, baik dari teh maupun minuman lainnya, dapat menyebabkan ketergantungan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga asupan kafein agar tidak berlebihan.
Lisa Andrews, MEd, RD, LD, seorang ahli diet terdaftar dan pemilik Sound Bites Nutrition, menjelaskan, "Ketidakseimbangan kafein bisa mengganggu pola tidur, yang pada akhirnya mungkin mengakibatkan nyeri kepala." Oleh karena itu, ketika seseorang berusaha mengatasi nyeri kepala, mereka mungkin memilih untuk mengonsumsi teh tanpa kafein. Teh herbal, seperti teh mint atau campuran herbal lainnya, sering kali menjadi pilihan yang disukai karena biasanya tidak berkontribusi terhadap nyeri kepala.
Namun, penting untuk diingat bahwa mengonsumsi teh herbal bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan risiko. Minuman herbal dapat menyebabkan interaksi yang tidak diinginkan dengan obat yang sedang digunakan, yang pada gilirannya dapat memicu nyeri kepala. Selain itu, komponen dari berbagai jenis teh lainnya juga bisa menjadi penyebab munculnya nyeri kepala, sehingga pemilihan jenis teh harus dilakukan dengan hati-hati.
Beberapa Orang, Mengonsumsi Teh dapat Meredakan Gejala Sakit Kepala
Untuk beberapa orang, mengonsumsi teh dapat memberikan keuntungan dalam meredakan gejala sakit kepala. Teh berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan meningkatkan hidrasi dengan cara yang efektif. Dehidrasi ringan seringkali menjadi salah satu penyebab sakit kepala, sehingga mengonsumsi teh bisa menjadi pilihan yang bermanfaat untuk mengatasi rasa sakit tersebut dengan memenuhi kebutuhan cairan harian.
Meskipun kafein yang terkandung dalam teh dapat menjadi pemicu sakit kepala bagi sebagian orang, namun bagi yang lain, kafein justru memberikan efek yang menenangkan. Teh memiliki karakteristik yang dapat membantu menenangkan dan meredakan gejala sakit kepala. Sebuah studi kecil menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi "empat cangkir teh setiap hari selama enam minggu" mengalami perbaikan tekanan yang lebih baik.
Terutama untuk jenis sakit kepala tegang atau tekanan, melakukan praktik relaksasi dan memberikan perhatian terhadap diri sendiri dapat berkontribusi dalam mengurangi gejala yang dirasakan. Dengan demikian, teh dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Advertisement
Teh yang Sesuai untuk Anda
Perbedaan hasil penelitian yang saling bertentangan ini mendorong para peneliti untuk lebih mendalami hubungan antara sakit kepala dan konsumsi teh. Meskipun demikian, informasi yang diterbitkan pada tahun lalu dalam jurnal Scientific Reports menyatakan bahwa "tidak ada bukti yang menunjukkan keterkaitan antara minum teh dan risiko migrain di antara populasi di Eropa." Oleh karena itu, bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, histamin, tanin, atau bahan lain yang terdapat dalam teh, disarankan untuk mengurangi asupan teh mereka.
Davis menyarankan bahwa terdapat beberapa jenis teh yang mungkin lebih efektif dalam meredakan gejala sakit kepala dibandingkan yang lainnya. Dia menyoroti beberapa jenis teh, antara lain: Teh peppermint, yang memiliki kandungan mentol di dalamnya, dapat memberikan efek menenangkan pada otot dan mungkin membantu mengurangi ketegangan di area kepala. Selain itu, Teh jahe, yang dikenal dengan sifat antiinflamasinya, dapat membantu meredakan mual dan bermanfaat untuk mengatasi sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pencernaan.
Teh lavender juga disebutkan karena diketahui memiliki sifat menenangkan dan menyegarkan, yang dapat menurunkan tingkat stres, sehingga berpotensi mengurangi risiko sakit kepala. Selain itu, jenis teh lain yang mungkin memiliki efek meredakan sakit kepala adalah teh yang mengandung kurkumin (senyawa aktif dalam kunyit) atau kamomil. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan adanya hubungan yang jelas antara konsumsi teh dan pengurangan gejala sakit kepala.
Apakah diperbolehkan minum teh saat mengalami sakit kepala?
Meminum minuman hangat, seperti teh atau kopi, dapat menjadi cara yang efektif untuk meredakan gejala sakit kepala. Dengan mengonsumsi minuman tersebut, seseorang dapat merasakan kenyamanan dan mengurangi ketegangan yang mungkin memicu rasa sakit.
Seperti yang telah disebutkan, "menikmati minuman hangat, seperti teh atau kopi juga dapat membantu mengurangi gejala sakit kepala." Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pilihan ini saat mengalami ketidaknyamanan akibat sakit kepala.
Advertisement
Bisakah Teh Hijau membantu mengurangi sakit kepala?
Meskipun sudah ada penjelasan mengenai manfaat teh hijau dalam mengurangi nyeri kepala, masih diperlukan penelitian tambahan untuk memastikan apakah teh hijau dapat berfungsi sebagai pencegah migrain bagi semua orang. Hal ini penting untuk dilakukan agar kita bisa memahami lebih dalam tentang potensi teh hijau dalam kesehatan, terutama terkait dengan migrain.
Seperti yang telah diungkapkan, "penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah teh hijau memiliki potensi dalam mencegah migrain bagi seluruh populasi." Dengan adanya studi yang lebih komprehensif, diharapkan kita dapat menemukan bukti yang lebih kuat dan dapat diandalkan mengenai efek teh hijau terhadap migrain, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang akurat dan bermanfaat.
Apa penyebab pusing saat minum teh?
Setelah menikmati teh, Anda mungkin merasakan pusing di kepala dan ketidaknyamanan pada tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rendahnya kadar gula darah yang dikenal dengan hipoglikemia, serangan migrain, penurunan tekanan darah, atau kekurangan zat besi yang dikenal sebagai anemia defisiensi besi. Namun, penting untuk dicatat bahwa munculnya gejala-gejala ini tidak serta merta menunjukkan bahwa Anda mengalami diabetes.
Gejala yang muncul setelah mengonsumsi teh perlu diperhatikan dengan seksama. Meskipun ada beberapa kemungkinan penyebab, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak ada alasan untuk langsung mengaitkan kondisi tersebut dengan diabetes. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari gejala yang dialami.
Advertisement
Apa dampak mengonsumsi teh setiap hari?
Seringnya konsumsi minuman es teh manis dapat berpotensi meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit degeneratif. Penyakit-penyakit tersebut meliputi diabetes dan hipertensi, yang dapat berdampak serius pada kesehatan kita.
Kita perlu menyadari bahwa pola makan yang tidak sehat dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan asupan minuman manis dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari risiko tersebut.