Fimela.com, Jakarta Perhatian terhadap diabetes pada anak semakin meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah kasus yang teridentifikasi. Penyakit yang dulunya lebih banyak ditemukan pada orang dewasa kini juga menjangkiti anak-anak, hal ini disebabkan oleh perubahan dalam pola makan dan gaya hidup yang modern. Makanan yang tinggi gula dan lemak menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko anak-anak terkena diabetes, terutama tipe 2.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa kasus diabetes pada anak telah meningkat hingga 70 kali lipat sejak tahun 2010. Pola makan yang tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, diidentifikasi sebagai penyebab utama yang mempercepat munculnya penyakit ini. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik serta kebiasaan menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik juga semakin memperburuk keadaan.
Untuk mencegah diabetes pada anak, penting bagi orang tua untuk memahami makanan yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Berdasarkan informasi yang dirangkum oleh Fimela.com dari berbagai sumber, terdapat 10 jenis makanan yang perlu diwaspadai oleh orang tua agar anak-anak mereka terhindar dari risiko diabetes sejak usia dini.
Advertisement
Advertisement
Cokelat, Kue, dan Permen
Makanan yang manis, seperti cokelat, permen, dan kue, sering kali menjadi pilihan utama bagi anak-anak ketika mereka mencari camilan. Namun, perlu diingat bahwa kandungan gula dan karbohidrat sederhana di dalamnya sangat mudah diserap tubuh yang dapat mengakibatkan peningkatan gula darah yang drastis.
Jika anak-anak mengonsumsi makanan ini dalam jumlah yang berlebihan, mereka berisiko mengalami kecanduan gula, yang pada gilirannya dapat merusak pola makan yang sehat dan meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi insulin. Untuk mengatasi masalah ini, orang tua sebaiknya mempertimbangkan untuk memberikan alternatif camilan yang lebih sehat, seperti buah segar, yoghurt tanpa tambahan gula, atau berbagai jenis kacang-kacangan yang kaya nutrisi.
Sereal Manis dan Snack Kemasan
Beragam produk sereal dirancang dengan kemasan yang menarik untuk menarik perhatian anak-anak, namun sayangnya, banyak dari produk tersebut mengandung gula dalam jumlah yang sangat tinggi. Selain itu, snack kemasan seperti keripik kentang dan biskuit juga sering kali mengandung lemak trans dan natrium dalam jumlah yang berlebihan.
Konsumsi makanan olahan ini tidak hanya dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, tetapi juga berpotensi meningkatkan risiko inflamasi kronis yang dapat merusak fungsi pankreas. Oleh karena itu, mengganti sarapan sereal dengan oatmeal atau smoothie buah dapat menjadi alternatif yang lebih sehat bagi anak-anak.
Advertisement
Olahan Pasta
Makanan yang terbuat dari pasta dan tepung terigu yang telah diproses biasanya memiliki indeks glikemik yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang cepat, sehingga berisiko menimbulkan resistensi insulin.
Anak-anak yang terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana tersebut berisiko lebih tinggi mengalami obesitas dan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih sumber karbohidrat kompleks yang lebih sehat, seperti roti gandum, nasi merah, atau quinoa yang memiliki indeks glikemik rendah untuk menjaga kestabilan kadar gula darah.
Minuman Manis dan Bersoda
Minuman bersoda serta jus kemasan sering kali menjadi penyebab utama konsumsi gula tambahan di kalangan anak-anak. Kandungan fruktosa dan pemanis buatan di dalamnya dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Kebiasaan mengonsumsi minuman manis secara berlebihan dapat berujung pada obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Selain itu, kelebihan gula dalam minuman tersebut juga dapat mengganggu sensitivitas insulin pada tubuh anak.
Oleh karena itu, mengganti minuman manis dengan pilihan yang lebih sehat sangat dianjurkan. Mengonsumsi air putih, jus buah segar tanpa tambahan gula, atau infused water adalah alternatif yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah. Dengan melakukan perubahan ini, kita dapat membantu anak-anak menghindari masalah kesehatan di kemudian hari. Upaya ini juga penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Advertisement
Makanan Cepat Saji dan Gorengan
Makanan yang disajikan dengan cepat, seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng, umumnya mengandung kadar lemak jenuh dan lemak trans yang cukup tinggi. Lemak-lemak tersebut dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, yang berpengaruh pada peningkatan kadar gula darah. Selain itu, makanan cepat saji juga dikenal memiliki kandungan garam dan kalori yang sangat tinggi. Jika dikonsumsi secara teratur, makanan ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan memperburuk kondisi metabolisme tubuh anak.
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi orang tua untuk menyediakan makanan yang dimasak di rumah. Makanan yang kaya akan protein, serat, dan sayuran segar akan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta terhindar dari berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. Seperti yang dikatakan, konsumsi rutin makanan jenis ini meningkatkan risiko obesitas dan memperburuk metabolisme tubuh anak. Menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan anak.
Roti Putih serta Biskuit
Roti putih dan biskuit yang terbuat dari tepung terigu memiliki indeks glikemik yang tinggi. Konsumsi produk-produk ini dalam jumlah besar, terutama tanpa adanya serat dan protein yang cukup, dapat mengakibatkan lonjakan gula darah yang cepat. Roti putih dan makanan berbahan tepung olahan rendah serat, sehingga dicerna lebih cepat dan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko tersebut, disarankan untuk memilih sumber karbohidrat kompleks. Sumber-sumber seperti roti gandum utuh, nasi merah, dan biji-bijian yang kaya serat dapat menjadi alternatif yang lebih sehat.
Advertisement
Minuman Kopi atau Teh dengan Gula dan Krim
Minuman manis seperti kopi susu dan bubble tea semakin populer di kalangan anak-anak. Namun, sering kali minuman tersebut mengandung gula tambahan dan krim dengan kadar lemak yang tinggi.
Konsumsi rutin dari minuman ini dapat berakibat pada penumpukan lemak dalam tubuh, serta meningkatkan risiko obesitas dan resistensi insulin. Sebagai pilihan yang lebih sehat, anak-anak sebaiknya memilih minuman seperti teh tanpa gula, infused water, atau jus buah segar tanpa tambahan pemanis.
Es Krim dan Produk Susu Manis
Produk seperti es krim dan susu yang diperkaya dengan pemanis, misalnya susu kental manis dan yogurt berperisa, memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Meskipun produk ini tampak menggugah selera dan menyegarkan, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis.
Selain itu, tingginya kadar gula dan lemak jenuh dalam es krim serta produk susu manis dapat berkontribusi pada masalah obesitas pada anak-anak. Hal ini tentunya akan meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, sebagai alternatif yang lebih sehat, orang tua sebaiknya mempertimbangkan untuk memberikan yogurt tanpa gula yang dipadukan dengan buah segar atau bahkan membuat es krim yang berbahan dasar buah-buahan.
Advertisement
Makanan dan Minuman Instan Berkemasan
Makanan cepat saji, termasuk mi instan dan produk kalengan, sering kali memiliki kandungan natrium, gula, serta bahan pengawet yang sangat tinggi. Hal ini juga berlaku untuk minuman siap saji, seperti susu cokelat dalam kemasan dan teh manis dalam botol, yang mengandung tambahan gula dalam jumlah besar.
Jika anak-anak mengonsumsi makanan dan minuman tersebut secara teratur, hal ini dapat menyebabkan peradangan serta gangguan pada proses metabolisme tubuh. Selain itu, tingginya kalori dalam porsi kecil dapat membuat anak mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada yang sebenarnya dibutuhkan.
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi orang tua untuk mengganti makanan instan dengan bahan makanan segar dan memasak di rumah, sehingga mereka dapat lebih mudah mengontrol asupan nutrisi yang diterima oleh anak-anak mereka.
Makanan yang Digoreng
Makanan yang digoreng, seperti nugget, kentang goreng, dan ayam goreng tepung, sering kali diolah menggunakan minyak yang telah dipakai berkali-kali. Minyak tersebut mengandung lemak trans yang dapat membahayakan kesehatan anak.
Lemak trans yang terdapat dalam makanan yang digoreng dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan memicu terjadinya resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Selain itu, makanan yang digoreng biasanya memiliki kalori yang tinggi dan kandungan nutrisi yang rendah.
Sebagai alternatif, Anda bisa mempertimbangkan untuk memanggang atau merebus makanan sebagai cara untuk mengurangi lemak jenuh dan kalori yang masuk ke dalam tubuh anak. Dengan cara ini, Anda dapat memberikan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi.
Advertisement
Apakah anak yang sering mengonsumsi makanan manis akan mengalami diabetes?
Konsumsi makanan manis tidak selalu berdampak negatif. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, terutama tanpa adanya aktivitas fisik yang memadai, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes tipe 2.
Â
Apa langkah-langkah untuk mencegah diabetes pada anak yang memiliki riwayat keluarga diabetes?
Orang tua memiliki peran penting dalam mengatur pola makan anak dengan cara membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan lemak. Selain itu, mereka juga perlu mendorong anak untuk tetap aktif secara fisik dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.
Â
Advertisement
Gejala awal diabetes yang perlu diwaspadai pada anak apa saja?
Beberapa gejala yang sering muncul antara lain adalah frekuensi buang air kecil yang meningkat, rasa haus yang berlebihan, penurunan berat badan yang tidak normal, serta rasa lelah yang terus-menerus. Kondisi-kondisi ini dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dengan serius.
Apakah sebaiknya kita menghindari makanan cepat saji secara total?
Disarankan untuk membatasi konsumsi tersebut. Meskipun konsumsi sesekali diperbolehkan, penting agar anak tetap menerima asupan nutrisi yang seimbang dari makanan rumah. Dengan demikian, orang tua harus lebih selektif dalam memilih jenis makanan yang diberikan kepada anak.