Fimela.com, Jakarta Mi instan adalah salah satu makanan praktis yang digemari banyak orang. Harganya yang terjangkau, rasa yang beragam, serta kemudahan memasaknya membuat mi instan menjadi pilihan favorit. Terutama saat waktu terbatas.
Namun, konsumsi berlebihan tanpa memperhatikan kandungan nutrisinya dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Bahan seperti natrium tinggi, pengawet, serta minimnya kandungan serat dan protein, menjadikan mi instan sebagai makanan yang sebaiknya dikonsumsi dengan bijak. Berikut ini adalah tiga penyakit yang dapat muncul akibat terlalu sering mengonsumsi mi.
Advertisement
1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Mi instan umumnya mengandung kadar natrium yang sangat tinggi, terutama dalam bumbu penyedapnya. Natrium yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar risiko hipertensi. Kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius, seperti serangan jantung atau stroke.
Untuk mengurangi risiko, pertimbangkan untuk tidak menggunakan seluruh bumbu dalam kemasan dan menggantinya dengan rempah-rempah alami. Menambahkan sayuran segar atau sumber protein juga dapat membantu menyeimbangkan kandungan gizi saat mengonsumsi mi instan.
2. Masalah Pencernaan
Mi instan mengandung bahan pengawet seperti TBHQ yang sulit dicerna tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit atau perut kembung. Selain itu, minimnya kandungan serat dalam mi instan dapat memperburuk masalah pencernaan sehingga tubuh kehilangan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan.
Bagi mereka yang memiliki masalah lambung, mi instan yang terlalu sering dikonsumsi juga dapat memicu kambuhnya gejala maag atau asam lambung. Untuk mengatasinya, tambahkan bahan berserat tinggi seperti wortel, brokoli, atau bayam saat memasak mi agar lebih sehat dan ramah pencernaan.
Advertisement
3. Obesitas dan Risiko Diabetes
Mi instan juga dikenal tinggi kalori, tetapi rendah kandungan gizi. Hal ini dapat memicu kenaikan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan karbohidrat sederhana dalam mi instan juga cepat meningkatkan gula darah, yang berisiko pada resistensi insulin. Resistensi insulin dapat menjadi awal dari diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Untuk mencegah risiko ini, batasi konsumsi mi instan dan pilih sumber karbohidrat lain yang lebih kompleks, seperti nasi merah atau quinoa. Pastikan pula untuk menjaga porsi makan agar tidak berlebihan dan menyeimbangkannya dengan pola hidup sehat, seperti olahraga teratur.