Fimela.com, Jakarta Kualitas udara yang buruk memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan sistem pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia. Kelompok-kelompok ini lebih mudah terdampak oleh masalah kesehatan yang timbul akibat udara yang tercemar, seperti penyakit bronkitis yang dapat mengganggu kenyamanan hidup mereka.
Aktivitas sehari-hari yang melibatkan banyak waktu di luar ruangan juga meningkatkan risiko terjadinya bronkitis, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan memerlukan banyak waktu untuk bermain dan beraktivitas di luar. Paparan polusi udara yang tinggi membuat mereka lebih mudah terserang bronkitis, mengingat sistem pernapasan mereka yang masih berkembang. Bronkitis adalah kondisi di mana terjadi iritasi atau peradangan pada dinding saluran bronkus, yaitu saluran yang membawa udara dari tenggorokan menuju paru-paru.
Penyakit ini dapat berlangsung dalam waktu singkat seperti beberapa hari, atau bisa juga berlarut-larut hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, dan sering kali menyerang anak-anak yang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
Advertisement
Advertisement
Bronkitis Terjadi Akibat Polusi Udara
Udara yang tercemar dapat memicu berbagai penyakit pernapasan, salah satunya adalah bronkitis. Bronkitis terjadi ketika dinding saluran bronkus, yang berfungsi sebagai jalur udara dari tenggorokan ke paru-paru, mengalami iritasi atau peradangan. Kondisi ini bisa berlangsung dalam durasi yang bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga berbulan-bulan.
Karena bronkitis sering kali menyerang anak-anak, sangat penting bagi orang tua untuk mengenali gejala dan dampaknya sejak dini. Anak-anak memiliki kerentanan tinggi terhadap polusi udara yang dapat memicu bronkitis, jelas Dr. Andi, seorang pakar dalam bidang pulmonologi. Dengan pemahaman yang baik, orang tua dapat lebih waspada dan melindungi anak-anak mereka dari ancaman ini.
Gejala Bronkitis pada Anak
Bronkitis terjadi ketika bronkus mengalami peradangan, menyebabkan saluran pernapasan menyempit dan dipenuhi oleh lendir. Lendir atau dahak ini menumpuk sebagai mekanisme pertahanan tubuh dalam merespons zat infeksi atau non-infeksi yang memicu bronkitis. Akibatnya, penumpukan lendir ini dapat menghalangi saluran udara, yang kemudian memicu sesak napas dan batuk, sebagai cara tubuh untuk mengeluarkan lendir tersebut. Bronkitis dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu akut dan kronis.
Bronkitis akut ditandai dengan gejala yang berkembang cepat namun tidak bertahan lama, dan umumnya tidak terlalu parah. Sebaliknya, bronkitis kronis ditandai dengan batuk produktif yang berlangsung setidaknya selama tiga bulan, dengan serangan berulang yang terjadi setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
Advertisement
Dampak Serius Bronkitis pada Anak
Ketika seseorang menderita bronkitis, kesulitan bernapas yang dialaminya dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini bisa mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bronkitis kronis dan bentuk lain dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dapat berkembang menjadi komplikasi serius, salah satunya adalah hipoksia, yang merupakan kekurangan oksigen pada jaringan tubuh.
Meskipun sebagian besar anak dengan bronkitis akut biasanya pulih tanpa masalah serius, kurangnya perawatan yang memadai dapat membuat bronkitis, baik akut maupun kronis, berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia adalah peradangan yang terjadi ketika infeksi menyerang kantung-kantung udara di dalam paru-paru. Infeksi ini menyebabkan kantung-kantung tersebut terisi cairan atau nanah. Gejala pneumonia meliputi nyeri dada saat batuk atau bernapas, berkeringat, menggigil, dan demam tinggi.
Penanganan Bronkitis
Sebagian besar kasus bronkitis akut dapat pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan khusus dalam waktu beberapa minggu. Namun, jika dokter mencurigai bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri, mereka mungkin akan memberikan resep antibiotik. Selain itu, dokter juga akan menyarankan agar anak-anak dan remaja meningkatkan asupan cairan dan mendapatkan istirahat yang cukup untuk mendukung proses pemulihan.
Untuk beberapa anak atau remaja yang lebih tua, dokter mungkin akan memberikan resep obat batuk guna membantu meredakan gejala batuk yang mengganggu. Selain itu, dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga akan meresepkan bronkodilator atau obat lainnya yang digunakan untuk mengatasi gejala asma, memberikan bantuan tambahan bagi mereka yang membutuhkannya.
Advertisement
Tips Melindungi Anak dari Polusi Udara
Ada berbagai cara yang bisa diterapkan untuk melindungi anak-anak dari bahaya polusi udara, sehingga kesehatan mereka tetap terjaga dengan baik. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan rutin memantau kualitas udara. Aplikasi seperti Nafas bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk memantau kondisi udara secara real-time.
Selain itu, mengurangi kegiatan di luar rumah ketika kualitas udara buruk merupakan keputusan yang bijaksana untuk menjaga kesehatan anak. Selain membatasi aktivitas di luar rumah, menggunakan masker ketika harus berada di luar ruangan juga sangat penting. Pilihlah masker yang tepat, seperti jenis KF94 atau KN95, yang dikenal efektif dalam menyaring partikel udara yang berbahaya. Untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, penting juga untuk memastikan anak mendapatkan asupan vitamin yang cukup dan rutin berolahraga. Langkah-langkah ini akan membantu menjaga daya tahan tubuh mereka tetap optimal.
Apa itu bronkitis?
Bronkitis merupakan kondisi di mana dinding saluran bronkus, yang berfungsi mengalirkan udara dari tenggorokan menuju paru-paru, mengalami peradangan.
Advertisement
Bagaimana polusi udara dapat menyebabkan bronkitis?
Udara yang tercemar mengandung partikel-partikel berbahaya yang dapat mengiritasi dan menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan, sehingga memicu terjadinya bronkitis.