Sukses

Health

Emosi dan Menstruasi, Mengungkap Hubungan Antara Hormon dan Suasana Hati Wanita

Fimela.com, Jakarta Menstruasi bukan hanya sebuah proses biologis yang dialami oleh setiap wanita, tetapi juga merupakan fase yang sering kali disertai dengan perubahan emosional yang signifikan. Banyak wanita melaporkan perasaan lebih sensitif dan mudah menangis menjelang menstruasi, sebuah fenomena yang umum dikenal sebagai sindrom pramenstruasi atau PMS (Premenstrual Syndrome).

Dr. Rebecca Moore, seorang psikiater yang berpengalaman dalam menangani gangguan disforik pramenstruasi (PMDD), mengungkapkan bahwa sekitar 75% wanita mengalami perubahan emosional selama siklus menstruasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan suasana hati menjelang menstruasi adalah hal yang wajar dan dialami oleh banyak wanita. Fluktuasi hormon selama siklus menstruasi diyakini menjadi penyebab utama dari perubahan emosional ini.

Saat ovulasi terjadi, tubuh melepaskan sel telur yang menyebabkan penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Penurunan ini dapat memicu berbagai gejala fisik dan emosional, termasuk memengaruhi kadar serotonin, neurotransmitter yang berperan penting dalam mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan.

Tingkat serotonin yang rendah sering kali dikaitkan dengan perasaan sedih, mudah tersinggung, dan gangguan tidur, yang merupakan gejala umum PMS. Dengan memahami lebih dalam tentang hubungan antara hormon dan emosi ini, wanita dapat lebih siap menghadapi gejala yang muncul dan mencari dukungan yang diperlukan, simak ulasan lengkapnya seperti yang dilansir Fimela.com dari berbagai sumber Selasa (19/11).

Sebagian Besar Disebabkan Oleh Fluktuasi Hormon

Fluktuasi hormon, terutama progesteron, memiliki dampak signifikan terhadap emosi wanita. Menurut Narendra Pisal, seorang konsultan ginekolog di London Gynaecology, perubahan hormon ovarium yang terjadi selama siklus menstruasi dapat menyebabkan masalah emosional seperti perasaan sedih, emosional, atau bahkan menangis tanpa alasan yang jelas.

Selama fase luteal, yang berlangsung dari hari ke-14 hingga ke-28 siklus menstruasi, kadar progesteron meningkat setelah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, kadar progesteron akan menurun, memicu dimulainya menstruasi dan perubahan suasana hati. Gejala yang berkaitan dengan perubahan kadar progesteron, seperti perubahan suasana hati yang negatif, cukup umum terjadi.

Kondisi ini disebabkan oleh sensitivitas terhadap hormon ovarium dan fluktuasi kadar hormon yang terjadi. Meskipun individu tidak memiliki kontrol penuh atas dampak perubahan hormon ini terhadap emosi mereka, memahami siklus hormonal dapat membantu dalam mengelola perasaan dan reaksi emosional yang mungkin muncul selama periode tertentu dalam siklus menstruasi.

Menangis Menjelang Menstruasi Adalah Gejala PMS yang Umum Terjadi

Gangguan emosional yang dialami banyak wanita menjelang menstruasi adalah bagian dari sindrom pramenstruasi (PMS), dengan gejala seperti perubahan suasana hati dan perasaan kesal yang umum terjadi. Menurut NHS, sebagian besar wanita akan mengalami gejala PMS pada suatu waktu dalam hidup mereka, meskipun intensitas dan jenis gejala dapat bervariasi setiap bulan.

Penting untuk memahami bahwa menangis menjelang menstruasi adalah pengalaman umum dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami jumlah pasti wanita yang mengalaminya serta penyebabnya. Gejala PMS yang paling umum meliputi perubahan suasana hati, perasaan kesal, cemas, atau mudah tersinggung, kelelahan, kesulitan tidur, kembung, nyeri perut, nyeri payudara, sakit kepala, jerawat, rambut berminyak, serta perubahan nafsu makan dan gairah seksual.

Memahami gejala-gejala ini dapat membantu wanita mengenali dan mengelola kondisi mereka dengan lebih baik. Jika gejala yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan dukungan yang tepat.

Tips Mengatasi Perubahan Emosi Menjelang Menstruasi

Mengatasi perubahan emosi menjelang menstruasi dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk meningkatkan suasana hati. Menurut Moore, terlibat dalam kegiatan sosial seperti bertemu teman, mendapatkan tidur yang cukup, atau menonton film yang menghibur dapat membantu mengurangi gejala PMS. Penting juga untuk mencatat siklus menstruasi agar dapat memahami pola dan perubahan hormonal yang mempengaruhi suasana hati. Mengetahui bahwa gejala PMS bersifat sementara dapat memberikan motivasi untuk mengelolanya dengan lebih baik.

Selain itu, pola makan dan olahraga memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan emosi. Moore menyarankan untuk mengurangi asupan garam, kafein, dan alkohol, serta memastikan konsumsi air yang cukup. Olahraga juga dianjurkan karena dapat meningkatkan produksi endorfin, yang membantu memperbaiki suasana hati secara alami. Aktivitas fisik ini juga dapat mengalihkan perhatian dari perasaan emosional yang muncul selama PMS. Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat lebih siap menghadapi perubahan emosi yang terjadi setiap bulan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading