Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela mengenal Microsleep? Kondisi dimana kesadaran kita hilang selama beberapa detik karena dirasa tubuh kita sudah terlalu kelelahan sehingga otak secara otomatis mematikan daya kita sepersekian detik, sekitar 1-10 detik guna me-recharge energi, memang bisa dibilang cukup berisiko untuk terjadi. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja saat tubuh kita sudah mengeluarkan banyak sekali energi hingga dirasa energi yang disimpan sudah sangat berkurang. Pada saat di dalam rumah selepas bekerja ataupun saat kamu harus melakukan kewajiban menghadiri kelas di pagi hari ataupun sore hari, terkadang tubuhmu akan terasa sangat melelahkan, di sana lah microsleep bisa terjadi. Namun hal tersebut masih dirasa sangat aman karena kamu berada dalam lingkungan yang juga aman seperti indoor, sebaliknya, microsleep bisa sangat berbahaya saat kamu tengah berkendara.
Saat sedang melakukan perjalanan panjang, mudik misalnya, seorang driver atau supir memang diharuskan untuk selalu siap siaga 100% sadar guna keselamatan bersama. Namun, jika seorang driver mengalami mircosleep saat berkendara, hal ini tak hanya akan sangat berbahaya bagi keselamatan driver dan penumpang di kendaraan tersebut saja tapi juga bagi kendaraan di sekitarnya. Kejadian beruntun yang akan terjadi akan bisa kita bayangkan seberapa bahayanya satu kendaraan yang oleng dikelilingi oleh kendaraan di sekitarnya, suatu kejadian mengerikan akan sangat mungkin terjadi. Momen ini terkadang disebabkan karena seorang driver sudah mencapai ambang batas kelelahan yang luar biasa atau saja ia tidak memiliki porsi waktu istirahat yang cukup sebelum ia berangkat melakukan perjalanan panjang.
Lantas, bagaimana cara pencegahan microsleep saat berkendara? Yuk, ikuti langkah-langkahnya berikut ini.
Advertisement
Advertisement
1. Pastikan Tidur yang Cukup Sebelum Berkendara
Tidur yang cukup adalah kunci utama untuk mencegah microsleep saat berkendara. Kurang tidur tidak hanya menyebabkan tubuh terasa lelah, tetapi juga membuat otak sulit mempertahankan kewaspadaan selama perjalanan. Studi menunjukkan bahwa tidur di bawah 6 jam per malam dapat meningkatkan risiko kecelakaan akibat kelelahan secara signifikan.
Untuk mencegah hal ini, usahakan tidur selama 7-8 jam sebelum memulai perjalanan, terutama jika kamu akan menempuh jarak jauh. Jadwalkan perjalanan di waktu ketika kamu merasa paling bugar, seperti pagi hari setelah tidur malam yang berkualitas. Jika kamu tidak sempat tidur cukup sebelumnya, pertimbangkan untuk menunda perjalanan hingga tubuhmu benar-benar siap. Jangan memaksakan diri untuk berkendara dengan kondisi kurang tidur, karena hal ini akan meningkatkan risiko microsleep.
2. Rutin Beristirahat di Tengah Perjalanan Jarak Jauh
Mengemudi dalam waktu lama tanpa istirahat adalah salah satu penyebab utama microsleep. Untuk mengurangi risiko ini, pastikan kamu berhenti setiap 2-3 jam sekali untuk beristirahat. Gunakan waktu istirahat tersebut untuk meregangkan tubuh, berjalan-jalan, atau sekadar duduk di tempat yang nyaman. Jika memungkinkan, tidurlah selama 15-20 menit untuk menyegarkan tubuh sebelum melanjutkan perjalanan.
Bagi pengendara yang menempuh perjalanan lebih dari 6 jam, istirahat yang cukup di tengah perjalanan tidak hanya membantu menjaga fokus tetapi juga meningkatkan keselamatan. Jika perjalanan terlalu panjang, pertimbangkan untuk menginap di tempat peristirahatan atau berbagi tugas menyetir dengan rekan perjalananmu. Hal ini dapat membantu mencegah kelelahan yang berujung pada microsleep.
Advertisement
3. Gunakan Pendamping Perjalanan untuk Membantu Waspada
Melakukan perjalanan bersama pendamping dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi risiko microsleep. Pendamping dapat membantumu tetap terjaga dengan mengajak berbicara atau memberikan pengingat jika melihat tanda-tanda kelelahan. Selain itu, pendamping juga dapat mengambil alih kemudi saat kamu merasa lelah, sehingga kamu memiliki waktu untuk beristirahat tanpa perlu khawatir menghentikan perjalanan.
Ketika melakukan perjalanan jarak jauh, sebaiknya ajak orang lain untuk menemanimu. Selain memberikan dukungan, keberadaan pendamping juga membantu menciptakan suasana yang lebih aman. Jika kamu mulai merasa mengantuk, jangan ragu untuk meminta mereka berbicara atau memberi perhatian pada kondisimu agar perjalanan tetap aman.
Ingatlah bahwa keselamatan di jalan tidak hanya bergantung pada kemampuan mengemudi, tetapi juga pada kondisi fisik dan mental kamu.
4. Hindari Obat-obatan atau Zat yang Mendatangkan Kantuk
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat menyebabkan kantuk, seperti antihistamin, obat flu, atau obat penghilang rasa sakit tertentu. Jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan ini, pastikan membaca label atau berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengemudi. Mengabaikan efek samping obat dapat membuatmu lebih rentan terhadap microsleep, terutama dalam perjalanan panjang.
Selain itu, hindari konsumsi alkohol sebelum berkendara. Meskipun hanya dalam jumlah kecil, alkohol dapat mempercepat munculnya kelelahan dan memperburuk risiko kehilangan konsentrasi. Pastikan tubuhmu dalam kondisi prima dan bebas dari zat yang dapat mengganggu fokus sebelum memulai perjalanan.
Advertisement
5. Manfaatkan Teknologi untuk Tetap Waspada
Di era modern, banyak kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk membantu pengemudi tetap aman di jalan. Fitur seperti lane-keeping assist, peringatan kantuk, atau cruise control dapat membantumu mengurangi risiko microsleep. Jika kendaraan kamu memiliki fitur ini, pastikan untuk mengaktifkannya, terutama selama perjalanan panjang.
Selain teknologi, kamu juga bisa menggunakan teknik sederhana untuk tetap terjaga, seperti mendengarkan musik dengan ritme yang energik atau melakukan percakapan ringan. Jika kamu mulai merasa lelah, jangan ragu untuk berhenti dan minum kopi atau teh sebagai stimulasi sementara. Namun, jangan mengandalkan kafein sebagai pengganti tidur, karena efeknya bersifat sementara dan tidak dapat menggantikan kebutuhan tubuh untuk istirahat.