Fimela.com, Jakarta Banyak orang mungkin belum menyadari bahaya glaukoma yang mengintai di balik kesehatan mata mereka. Glaukoma sering kali hadir tanpa gejala dan secara perlahan merusak penglihatan hingga akhirnya menyebabkan kebutaan permanen. Lebih dari itu, kondisi ini tidak bisa disembuhkan, sehingga deteksi dini menjadi sangat penting. Tanpa penanganan tepat, glaukoma akan semakin mempersempit lapang pandang dan secara perlahan mencuri penglihatan penderitanya, yang membuatnya dijuluki sebagai "si pencuri penglihatan."
Dalam rangka peringatan World Sight Day 2024, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya glaukoma. Melalui inisiatif sosial berupa operasi implan glaukoma gratis bagi pasien yang membutuhkan, JEC tidak hanya bertujuan melindungi penglihatan, tetapi juga membantu mengembalikan kualitas hidup pasien yang terancam kehilangan penglihatan.
Tahun ini, JEC merencanakan 100 operasi implan glaukoma gratis, memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan akses perawatan mata berkualitas. “Glaukoma terjadi lantaran peningkatan tekanan dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik. Kondisi neuropati optik progresif ini berdampak pada penurunan fungsi penglihatan,” ujar Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua JEC Glaucoma Service.
Advertisement
Advertisement
Mengenal Lebih Dekat Bahaya Glaukoma pada Kesehatan Mata
Glaukoma adalah kondisi kronis yang menjadi ancaman serius bagi penglihatan, terutama karena sifatnya yang tanpa gejala. Menurut data global, prevalensi glaukoma mencapai 3,54% pada usia 40-80 tahun, dan jumlah penderita diperkirakan akan terus meningkat menjadi 111,8 juta pada 2040.
Di Indonesia, angka resmi menunjukkan prevalensi glaukoma sebesar 0,46%, atau sekitar 4-5 orang dari 1.000 penduduk. Sementara di JEC sendiri, sejak tahun 2020 hingga 2024, tercatat hampir 250.000 pasien terdiagnosa glaukoma. Angka ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan layanan kesehatan mata khususnya dalam deteksi dini dan penanganan glaukoma.
Menurut Prof. Widya, keterbatasan lapang pandang yang dialami penderita glaukoma tidak hanya mempengaruhi aktivitas sehari-hari, tetapi juga berdampak psikologis, seperti kecemasan dan depresi akibat kekhawatiran terhadap risiko kebutaan. Selain itu, beban biaya pengobatan glaukoma menjadi tantangan besar bagi banyak pasien. Maka dari itu, operasi implan glaukoma menjadi salah satu solusi efektif untuk mengontrol tekanan bola mata dan menghindari kebutaan.
Glaukoma merupakan kondisi yang terjadi akibat peningkatan tekanan dalam bola mata yang merusak saraf optik. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini akan mempersempit lapang pandang hingga mengakibatkan kebutaan. Pentingnya pemeriksaan mata secara rutin menjadi sorotan utama, terutama bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas, karena prevalensi glaukoma di kelompok usia ini mencapai 3,54%.
Operasi Implan Glaukoma Gratis sebagai Solusi bagi Penderita
Operasi implan glaukoma adalah metode bedah yang dilakukan untuk membantu mengalirkan cairan dari dalam bola mata, sehingga tekanan mata dapat dikendalikan. Prosedur ini menggunakan implan kecil berupa tabung silikon yang dipasang di dalam mata. Berdasarkan penelitian, tingkat keberhasilan metode ini mencapai 80-85%, membuatnya menjadi pilihan utama bagi penderita glaukoma lanjut yang sudah tidak merespons terapi lainnya.
Tahun ini, JEC memperluas cakupan operasi gratis ini dengan menyasar lebih banyak penerima manfaat, khususnya masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi. Menurut Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM(K), Ketua Pelaksana Operasi Implan Glaukoma JEC 2024, “Dengan teknik operasi terbaru dan variasi pilihan implan glaukoma yang tersedia, kami berharap aksi sosial ini bisa membantu pasien-pasien glaukoma untuk mendapatkan kembali kontrol tekanan bola mata lebih baik”.
Advertisement
Peran Pemeriksaan Mata Rutin dalam Mencegah Risiko Kebutaan
World Sight Day 2024 menjadi momen pengingat bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata. Pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi yang berusia di atas 40 tahun, menjadi langkah awal yang sangat penting dalam mendeteksi glaukoma sejak dini. Deteksi dan pengobatan yang tepat dapat mengurangi risiko kebutaan dan menjaga kualitas hidup penderita.
Melalui aksi sosial operasi implan glaukoma, JEC menunjukkan komitmennya tidak hanya sebagai penyedia layanan kesehatan mata, tetapi juga sebagai penggerak kepedulian terhadap kesehatan mata masyarakat Indonesia. Dengan layanan JEC Glaucoma Service yang komprehensif mulai dari edukasi, diagnostik, hingga tindakan medis dan bedah, JEC berharap dapat memberi dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup pasien glaukoma di seluruh Indonesia.
Inisiatif ini bukan hanya sekadar aksi sosial, tetapi langkah nyata dalam upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang membutuhkan. JEC berharap, dengan adanya program ini, semakin banyak pasien glaukoma yang dapat menikmati penglihatan yang lebih baik dan bebas dari kekhawatiran akan kebutaan di masa depan.
Penulis: Virlia Sakina Ramada
#Unlocking the Limitless