Fimela.com, Jakarta Deteksi dini kanker payudara adalah langkah krusial yang dapat menyelamatkan hidup. Kanker payudara sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga pemeriksaan rutin menjadi sangat penting. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini adalah dengan mammogram, yakni pemeriksaan sinar-X pada payudara yang mampu menemukan tumor yang mungkin belum terasa atau terlihat.
Melalui deteksi dini ini, risiko kematian akibat kanker payudara dapat berkurang secara signifikan. Pemeriksaan payudara mandiri juga bisa menjadi bagian penting dari deteksi dini. Dengan meraba dan mengenal tekstur normal payudara, setiap perubahan yang terjadi dapat lebih cepat terdeteksi. Benjolan atau perubahan pada kulit payudara, seperti warna atau tekstur yang berbeda, bisa menjadi tanda awal yang perlu segera diperiksakan.
American Cancer Society menekankan bahwa kombinasi antara pemeriksaan mandiri, mammogram, dan pemeriksaan klinis oleh dokter akan memberikan hasil yang lebih optimal untuk deteksi dini kanker payudara.
Advertisement
Selain mammogram, ada juga metode skrining lain seperti ultrasound dan MRI yang digunakan dalam kondisi tertentu, terutama bagi perempuan dengan risiko tinggi. CDC merekomendasikan perempuan berusia 40 tahun ke atas untuk melakukan mammogram secara rutin setiap satu hingga dua tahun, sementara bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, konsultasi lebih awal dengan dokter sangat disarankan untuk menentukan metode skrining yang tepat.
Advertisement
Pentingnya Mengetahui Faktor Risiko
Selain melakukan deteksi dini, penting juga untuk mengetahui faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara. Beberapa faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, dan perubahan genetik tertentu. Menurut American Cancer Society, perempuan yang memiliki kerabat dekat seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan yang pernah terkena kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya. Meskipun faktor risiko ini tidak bisa dihindari, mengetahui adanya risiko ini bisa membantu kamu lebih waspada dan rutin melakukan skrining.
Selain faktor genetik, gaya hidup juga berpengaruh pada risiko kanker payudara. Misalnya, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko. CDC merekomendasikan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok. Mengurangi berat badan yang berlebihan juga bisa membantu menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Tak kalah penting, penggunaan terapi hormon pasca-menopause juga bisa mempengaruhi risiko kanker payudara. Terapi hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) yang digunakan untuk mengatasi gejala menopause diketahui dapat meningkatkan risiko jika digunakan dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, jika kamu sedang atau berencana menjalani terapi hormon, sebaiknya diskusikan dengan dokter mengenai dampaknya terhadap risiko kanker payudara.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Gejala
Jika kamu menemukan adanya gejala yang tidak biasa, seperti benjolan yang tidak hilang setelah menstruasi, kulit yang tampak berkerut, atau perubahan pada puting, segera konsultasikan dengan dokter. Meskipun tidak semua benjolan merupakan tanda kanker, penting untuk memastikan bahwa gejala tersebut diperiksa lebih lanjut. Seperti yang diungkapkan oleh CDC, deteksi dini melalui skrining memungkinkan pengobatan yang lebih efektif dan peluang penyembuhan yang lebih tinggi.
Pemeriksaan lebih lanjut, seperti biopsi, mungkin akan dilakukan jika hasil mammogram atau ultrasound menunjukkan adanya kelainan. Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk diuji apakah ada sel kanker. American Cancer Society menyarankan agar perempuan tidak ragu untuk segera mengambil tindakan jika merasakan adanya perubahan, karena semakin dini kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh sepenuhnya.
Dengan melakukan skrining rutin, mengenal risiko, dan mewaspadai gejala-gejala awal, kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan payudara. Ingatlah, deteksi dini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga dapat memberikan kesempatan pengobatan yang lebih efektif dan lebih sedikit invasif. Jadi, pastikan kamu menjaga kesehatan dengan melakukan pemeriksaan rutin dan tetap waspada terhadap setiap perubahan yang terjadi pada tubuhmu.
Penulis: Azura Puan Khalisa
#Unlocking the Limitless