Fimela.com, Jakarta Apakah Sahabat Fimela pejuang GERD? Gastroesophageal Reflux Disease atau pejuang penyakit asam lambung yang tiba-tiba naik ke kerongkongan secara teratur. Menjadi Pejuang Gerd hidupnya tidak akan mudah, sebab kondisi tersebut dapata berdampak pada rasa tidak nyaman seperti pada dada dan perut yang perih, rasa mual berlebih, sulit untuk menelan dan nyeri pada ulu hati.
Oleh karena itu, terkadang untuk pejuang GERD sangat disarankan untuk selalu menjaga pola makan dan jangan sampai lupa untuk makan. Sebab, jika tidak, gejala-gejala yang disebabkan oleh perut kosong dari pejuang GERD bisa sangat berbahaya untuk kesehatan seperti jantung berdebar secara berlebih, rasa panas, nyeri dada, mual, pusing, dan rasa ingin pingsan.
Namun, dalam beberapa kasus, terdapat kondisi dimana perut masih tetap bergemuruh dan berbunyi padahal sebelumnya sudah terisi oleh asupan makanan. Meski sudah makan, perut masih mengeluarkan suara gemuruh, dan hal ini tentu bisa menimbulkan kecemasan. Lantas, jika seperti ini, apa alasan di baliknya? dan bagaimana penangannya? Yuk, simak ulasan berikut agar kamu paham dan nantinya bisa kamu terapkan!
Advertisement
Advertisement
1. Lapar Kembali Datang
Bisa jadi, suara gemuruh di perut menandakan bahwa tubuh belum benar-benar puas dari asupan nutrisi yang dikonsumsi. Ketidakseimbangan bakteri usus sering menjadi penyebab hal ini. Saat mikrobiota usus tidak seimbang, penyerapan nutrisi tidak berlangsung optimal, sehingga tubuh merasa kurang mendapat asupan yang cukup, meski sebenarnya sudah makan.
Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memperbaiki keseimbangan bakteri baik di dalam usus. Mengonsumsi makanan yang kaya probiotik, seperti yogurt, kefir, atau kimchi, dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus. Suplemen probiotik juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan usus.
2. Asam Berlebih Karena Pengosongan Lambung yang Lebih Lambat
Kondisi ini terjadi ketika lambung mengalami pengosongan yang lambat, sehingga menyebabkan produksi asam lambung yang berlebih. Hal ini sering kali diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri usus, penggunaan obat tertentu, atau bahkan infeksi. Akibatnya, meskipun lambung sudah terisi makanan, proses pencernaannya terganggu dan menyebabkan perut tetap merasa tidak nyaman.
Untuk membantu mempercepat pengosongan lambung, disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak, pedas, atau gorengan. Minum air yang cukup di antara waktu makan juga bisa membantu melancarkan pencernaan. Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat-obatan yang membantu mempercepat pengosongan lambung.
Advertisement
3. Food Intolerance
Banyak pejuang GERD yang mungkin mengalami intoleransi makanan, namun sulit mendeteksinya karena gejalanya bisa bercampur dengan masalah pencernaan lainnya. Ketidakseimbangan bakteri usus yang sering dialami pejuang GERD juga dapat memperburuk intoleransi makanan, karena makanan yang dulunya aman kini bisa menimbulkan reaksi yang tidak nyaman.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan tes intoleransi makanan atau mengelola pola makan eliminasi. Hindari makanan yang memicu reaksi, seperti produk olahan susu, makanan pedas, dan kafein. Mengonsumsi makanan yang ramah usus, seperti sayuran hijau, buah-buahan rendah asam, dan makanan fermentasi, bisa membantu mengurangi gejala.
Perut yang gemuruh setelah makan bagi pejuang GERD bisa jadi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakseimbangan bakteri usus, pengosongan lambung yang lambat, atau intoleransi makanan. Memahami penyebabnya dapat membantu dalam menentukan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika gejala ini terus berlanjut atau semakin parah.