Sukses

Health

Ramai Monkeypox atau Mpox, Seperti Apa Penyebab, Gejala dan Cara Penanganannya?

Fimela.com, Jakarta Belakangan ini ramai tentang monkey pox atau mpox. Sebenarnya apa sih itu? Mpox, sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Penyakit ini mirip dengan cacar, tetapi umumnya memiliki gejala yang lebih ringan. Mpox dapat menyebabkan gejala flu seperti demam dan menggigil, serta ruam yang dapat memakan waktu beberapa minggu untuk sembuh.

Sebenarnya mpox banyak ditemukan di daerah Afrika, tetapi beberapa waktu terakhir diketahui telah menyebar di wilayah lain di dunia. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, termasuk kontak kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau melalui lingkungan yang terkontaminasi. Selain itu, virus ini juga dapat ditularkan dari hewan ke manusia, menjadikannya sebagai penyakit zoonosis. Lebih lanjut, berikut penyebab, gejala dan cara mengatasi mpox.

Penyebab Monkeypox atau Mpox

Seperti disebutkan sebelumnya, mpox disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, terutama melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, seperti primata atau hewan pengerat. Penularan dapat terjadi melalui gigitan, goresan, atau saat melakukan aktivitas seperti berburu, memasak, atau mengolah daging hewan yang terinfeksi.

Selain itu, mpox juga dapat menyebar antar manusia melalui kontak langsung dengan luka, ruam, atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin juga dapat menjadi media penularan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga jarak dan menghindari kontak dekat dengan individu yang terkonfirmasi atau dicurigai terinfeksi mpox.

Meskipun virus ini awalnya ditemukan pada monyet, sumber pasti dari penyakit ini masih belum sepenuhnya diketahui, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami reservoir hewan dari virus monkeypox.

Apa Saja Gejala Monkeypox atau Mpox?

Fase Prodromal

Fase ini biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 hari dan ditandai dengan gejala awal yang mirip dengan flu, termasuk penderita sering mengalami demam yang dapat bervariasi dalam intensitas, rasa sakit di kepala yang mungkin cukup parah.

Fase prodromal juga dapat disertai nyeri di seluruh tubuh, yang dapat membuat penderita merasa lelah, rasa sakit di punggung bagian bawah. Selain itu, kelenjar getah bening, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan, dapat membengkak, yang merupakan salah satu ciri khas mpox. Penderita mungkin merasa lemas dan kurang energi.

Fase Erupsi

Setelah fase prodromal, biasanya dalam waktu 1 hingga 3 hari, fase erupsi dimulai dengan munculnya ruam atau lesi pada kulit. Proses perkembangan ruam ini meliputi munculnya ruam. Ruam biasanya dimulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sekitar 95% dari lesi muncul di wajah, yang membedakan mpox dari cacar air.

Ruam ini berkembang melalui beberapa tahap. Lesi awal muncul sebagai bintik merah datar (makulopapula). Bintik-bintik ini kemudian berubah menjadi lepuh berisi cairan bening. Lepuh dapat terisi nanah sebelum mengering. Akhirnya, lepuh akan mengeras dan membentuk kerak yang kemudian rontok.

Ruam ini dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, dan meskipun gejala ini dapat tampak menakutkan, mpox biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis khusus.

Durasi dan Penyembuhan

Gejala mpox umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dan sebagian besar pasien akan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi. Namun, dalam beberapa kasus, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, gejala dapat lebih parah dan memerlukan perhatian medis. Hal yang perlu diingat, jika mengalami gejala yang mirip dengan mpox, maka harus segera mencari perawatan medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Cara Mengatasi Monkeypox atau Mpox

Mengatasi mpox (monkeypox) melibatkan beberapa langkah penting, baik untuk mencegah penularan maupun untuk merawat individu yang terinfeksi. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan!

Isolasi dan Menghindari Kontak Langsung

Orang yang terkonfirmasi atau dicurigai terinfeksi mpox harus melakukan isolasi untuk mencegah penyebaran virus. Ini termasuk menghindari kontak dekat dengan orang lain, hewan peliharaan, dan hewan liar yang mungkin terinfeksi. Isolasi harus dilakukan sampai semua lesi atau ruam telah berkeropeng dan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.

Perawatan Medis

Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk mpox, perawatan pendukung dapat membantu meredakan gejalanya. Hal ini termasuk menggunakan obat pereda nyeri dan penurun demam seperti parasetamol. Selain itu, jaga kebersihan area yang terkena dan menggunakan salep atau krim untuk mengurangi iritasi pada kulit. Pastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik, terutama jika mengalami demam atau kehilangan cairan.

Vaksinasi

Vaksin cacar yang sebelumnya digunakan untuk mencegah cacar juga dapat memberikan perlindungan terhadap mpox. Vaksin ini biasanya diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan yang merawat pasien mpox atau orang yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Terapkan Kebersihan dan Pencegahan

Menjaga kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Semprotkan disinfektan pada permukaan yang mungkin terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, dan peralatan pribadi. Hindari kontak dengan hewan liar atau hewan peliharaan yang mungkin terinfeksi, terutama di daerah yang diketahui memiliki kasus mpox.

Edukasi dan Kesadaran

Meningkatkan kesadaran tentang mpox dan cara penularannya sangat penting. Masyarakat perlu diberi informasi tentang gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyebaran.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, diharapkan penyebaran mpox dapat diminimalkan dan orang yang terinfeksi dapat mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk pemulihan. Maka dari itu, jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading