Fimela.com, Jakarta Infeksi saluran kemih pada anak-anak adalah hal yang sering ditemui di masyarakat. Ketika risiko ini tidak dilakukan pengobatan yang tepat, ini bisa menyebabkan komplikasi yang akhirnya meningkatkan risiko gagal ginjal. Jadi, sangat penting bagi orangtua untuk mewaspadai adanya kemungkinan gejalanya secara sungguh-sungguh.
Dalam diskusi media secara daring bersama dokter spesialis anak sekaligus Anggota UKK Nefrologi IDAI, dr. Ina Zarlina Sp.A(K) (Selasa, 6/8), mengatakan jika infeksi saluran kemih merupakan penyebab utama jaringan parut ginjal yang dikaitkan dengan penyakit ginjal. Masalah ini juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius pada anak ketika ia dewasa kelak.
Advertisement
Apa yang Menjadi Penyebab Infeksi Saluran Kemih?
Infeksi saluran kemih bukan suatu penyakit menular. Dokter Ina mengungkapkan jika ini sering terjadi pada anak usia bawah 3 tahun atau yang masih bayi. Meski sering terjadi, masalah kesehatan ini rupanya cukup sulit dideteksi atau didiagnosis. Untuk mengetahui adanya risiko infeksi saluran kemih pada anak atau tidak, uji laboratorium urin penting untuk dilakukan.
Penyebab dari infeksi saluran kemih antaranya anak menahan berkemih atau buang air kecil dan faktor risiko kelainan anatomi sistem aliran kemih. Ina mengatakan, “Ada kasus tertentu dia ada kelainan bawaan, salah satu penyebab paling sering infeksi saluran kemih yang atipikal. Ini nantinya menyebabkan penyakit ginjal kronis. Bila tidak diatasi dengan benar, bisa menyebabkan anak menjalani dialisis atau cuci darah.”
Dokter Ina juga menjelaskan jika infeksi saluran kemih terjadi karena adanya bakteri yang berkembang biak di saluran kemih yang menyebabkan invasi jaringan dan peradangan. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Escherichia coli.
Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak
Gejala umum infeksi saluran kemih pada anak-anak antaranya demam, muntah-muntah, tidak nafsu makan, berat badan tidak naik, urin yang berbeda misal berbau dan bernanah. Sedang pada bayi usia kurang dari 3 bulan, gejala yang paling sering selain di atas adalah konsumsi ASI menurun, bayi kuning, urin yang nampak berbeda, bayi rewel atau bahkan tidak berkemih sama sekali. Adanya kelainan bawaan pada anatomi saluran kemih cukup penting untuk dilakukan perhatian khusus.
“Biasanya pada bayi berusia di bawah 3 bulan gejalanya berbeda dengan anak-anak. Pada bayi, gejalanya terkadang sering rewel dan urinenya tidak berbau seperti biasa. Ini mungkin bernanah atau warnanya gelap. Gejala pada anak-anak yang lebih besar itu umumnya demam serta sering buang air kecil yang disertai nyeri di perut dan di atas kemaluan. Ini terkadang tidak terdiagnosis. Demam lebih dari 7 hari perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Termasuk cek lab urin.” Ungkap Ina.
Untuk mencegah infeksi saluran kemih pada anak, penting bagi orangtua untuk mengajari toilet training yang benar sejak anak berusia 12 bulan, pastikan anak konsumsi air putih cukup, ajari anak bercebok dengan benar, ajarkan anak menjaga kebersihan diri dan lingkungan, sebaiknya anak tidak menunda buang air kecil dan meningkatkan konsumsi serat agar buang air besar dan kecil lebih lancar.
Mengingat pentingnya untuk mendeteksi dini risiko infeksi saluran kemih, orangtua diharapkan lebih waspada mengenai hal ini. Deteksi dini bisa dilakukan dengan mengamati gejala yang ada. Jika anak menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, jangan ragu untuk segera memeriksakan anak ke dokter ahlinya. Uji laboratorium dengan urin juga perlu dilakukan terutama saat anak mengalami demam lebih dari 7 hari.