Sukses

Health

Tren Pergi ke Luar Negeri untuk Melakukan Tindakan Medis, Kenali Apa Itu “Medical Tourism”

Fimela.com, Jakarta Pergi ke luar negeri untuk berlibur adalah hal yang biasa terjadi, tetapi apa yang terjadi ketika seseorang pergi ke luar negeri untuk melakukan tindakan medis? Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis yang sebetulnya ada di negara asalnya, tetapi memilih untuk melakukannya di luar negeri adalah hal yang makin marak terjadi.

Dilansir dari William Russell, medical tourism atau yang juga dikenal dengan istilah health tourism adalah sebuah istilah yang merujuk kepada orang-orang yang pergi ke negara lain untuk mendapatkan tindakan medis. Medical tourism sering diasosiasikan dengan orang-orang dari negara terbelakang atau menengah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai untuk mendapatkan penanganan berkualitas.

Meskipun demikian, dengan meningkatnya biaya layanan kesehatan dari tahun ke tahun, medical tourism menjadi semakin marak dilakukan oleh masyarakat negara maju. Mereka akan pergi ke negara yang kurang berkembang untuk mendapatkan perawatan medis dengan biaya yang lebih rendah.

Perbedaan antara medical tourism dengan pergi ke luar negeri untuk berobat

Hanya karena Sahabat Fimela pergi ke luar negeri untuk berobat, Sahabat Fimela belum tentu terlibat dalam medical tourism. Definisi dari medical tourism adalah bepergian ke luar negeri secara khusus untuk mendapatkan perawatan yang lebih terjangkau dan berbiaya rendah. 

Mayoritas dari wisatawan yang melakukan medical tourism biasanya melakukan perawatan yang tidak mendesak, seperti operasi plastik atau perawatan gigi yang sebetulnya dapat dilakukan di negara asal. Beberapa wisatawan juga melakukan perjalanan ini untuk menerima perawatan yang lebih berkualitas daripada yang ada di negara mereka sendiri.

Seseorang yang pergi ke luar negeri untuk berobat atau travelling for treatment biasanya mendapatkan rujukan resmi dari dokter di negara asalnya. Hal tersebut biasanya dilakukan karena perawatan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di negaranya, maka dirujuklah ia untuk melakukan perawatan di luar negeri.

Risiko medical tourism

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, medical tourism bisa menjadi sebuah hal yang berisiko. Hal tersebut mungkin terjadi tergantung dari negara yang dituju, fasilitas kesehatan di tempat yang akan dituju, hingga kondisi kesehatan fisik pasien. Berikut adalah beberapa risiko yang harus diwaspadai sebelum memutuskan untuk melakukan medical tourism.

Penyakit menular

Perlu diingat bahwa semua prosedur medis memiliki risiko infeksi. Komplikasi yang mungkin muncul dari sebuah prosedur medis yang dilakukan di negara lain adalah infeksi luka, infeksi aliran darah, hingga infeksi yang berasal dari donor.

Resistensi antimikroba

Bakteri dan jamur yang sangat resistan terhadap obat-obatan menjadi salah satu hal yang menyebabkan wabah penyakit di kalangan pasien medical tourism. Fasilitas layanan kesehatan di negara lain mungkin tidak memiliki pengendalian infeksi yang memadai dan membuat para wisatawan medical tourism terkena infeksi yang resistan terhadap obat.

Kualitas pelayanan

Beberapa negara mungkin memiliki perizinan, kredensial, dan akreditasi yang lebih rendah daripada negara asal. Hal tersebut harus diwaspadai sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan.

Tantangan komunikasi

Saat berada di negara lain, komunikasi menjadi masalah yang sering dijumpai. Ketika seseorang ingin melakukan tindakan medis, tetapi mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan apa yang diinginkannya, maka akan ada risiko kesalahpahaman dengan tenaga medis di sana.

Prosedur perawatan lanjutan

Setelah menerima perawatan, mungkin akan ada kontrol-kontrol lain yang harus dilakukan. Perawatan lanjutan mungkin memerlukan biaya yang besar dan mungkin saja tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

 

Penulis: Karina Alya.

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading