Sukses

Health

Benarkah Cuaca bisa Memengaruhi Kesehatan Mental? Simak Faktanya

Fimela.com, Jakarta Pernahkah Sahabat Fimela merasa pusing saat cuaca panas atau merasakan kesedihan saat hujan turun? Mungkin itu salah satu efek dari perubahan cuaca. Ternyata, cuaca dapat berdampak signifikan pada beberapa individu, yang mengarah pada istilah "meteoropati" atau "meteorosensitif", sebuah konsep yang pertama kali dikenali oleh orang Yunani Kuno.

Meteoropati sering kali melibatkan gejala seperti sakit kepala parah, insomnia, konsentrasi yang buruk, mudah tersinggung, dan kambuhnya rasa sakit akibat cedera lama. Dilansir dari berbagai sumber, untuk lebih memahami bagaimana cuaca bisa memengaruhi kesehatan mental, mari simak penjelasan berikut ini.

Pengaruh Cuaca terhadap Suasana Hati

Cuaca dapat memengaruhi suasana hati dengan berbagai cara. Menurut sebuah studi tahun 2013, faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, tekanan atmosfer, dan curah hujan dapat memengaruhi suasana hati sehari-hari. Suasana hati yang rendah dikaitkan dengan suhu ekstrem di bawah 50°F atau di atas 70°F, kelembapan tinggi, curah hujan, dan kabut. Sebaliknya, suasana hati yang baik dikaitkan dengan suhu antara 50°F dan 70°F, langit cerah, tekanan atmosfer tinggi, dan adanya paparan sinar matahari.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Suasana Hati

Meskipun cuaca memengaruhi suasana hati, penyebab pastinya tidak selalu jelas. Faktor-faktor seperti biologi, evolusi, dan budaya dapat berperan. Paparan cuaca tertentu, seperti durasi sinar matahari, dapat memengaruhi proses biologis terkait suasana hati, seperti jadwal tidur. "Hipotesis kehijauan" menunjukkan bahwa manusia merespons warna hijau dengan baik karena hubungannya dengan tanah yang subur dan iklim yang mendukung. Selain itu, budaya juga memengaruhi persepsi cuaca; orang-orang dari budaya yang mengasosiasikan hujan, awan, dan dingin dengan hal buruk cenderung mengalami kekecewaan dan depresi selama kondisi cuaca tersebut.

Efek dari Perubahan Cuaca Terhadap Mental

Seasonal Affective Disorder (SAD)

Salah satu contoh utama dari pengaruh cuaca terhadap kesehatan mental adalah Seasonal Affective Disorder (SAD). SAD adalah kondisi di mana depresi terjadi selama periode hujan atau cuaca panas. Penyebab pasti SAD belum diketahui, tetapi diyakini bahwa cuaca memengaruhi proses biologis tertentu dalam tubuh, seperti suasana hati, tidur, dan pengaturan ritme sirkadian.

Cuaca Ekstrem dan Stres

Cuaca ekstrem juga dapat menyebabkan stres baik secara mental maupun fisik. Tubuh harus beradaptasi dengan perubahan cuaca, misalnya, hujan lebat di zona banjir dapat menyebabkan kecemasan, dan penundaan yang membuat stres dalam rencana perjalanan dapat menambah kecemasan. Sebuah tinjauan literatur tahun 2020 di Inggris menunjukkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem dikaitkan dengan peningkatan tantangan kesehatan mental seperti depresi.

Hipotesis Panas dan Sifat Agresif

"Hipotesis panas" menunjukkan bahwa suhu panas dapat meningkatkan ketidaknyamanan, gangguan fungsi kognitif, dan persaingan untuk mendapatkan sumber daya lokal. Penelitian menemukan bahwa tingkat kekerasan meningkat saat suhu naik, dan suhu yang lebih panas terkait dengan jumlah kematian akibat penyerangan yang lebih besar.

Perubahan Iklim dan Kesehatan Mental

Perubahan iklim, lebih dari sekadar fluktuasi cuaca harian, merupakan pergeseran besar yang dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental. Sebuah tinjauan penelitian pada tahun 2023 menyoroti bahwa perubahan iklim merupakan pemicu stres yang signifikan bagi kesehatan mental, meningkatkan tingkat gangguan kecemasan, PTSD, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Perubahan iklim juga menciptakan peristiwa cuaca buruk, efek tidak langsung seperti kerawanan pangan dan migrasi penduduk, serta perasaan kesepian dan kehilangan identitas.

Cara Mengatasi Dampak Cuaca pada Kesehatan Mental

Untuk mengelola perubahan suasana hati yang berkaitan dengan cuaca, Sahabat Fimela bisa cara berikut ini:

  1. Perhatikan prakiraan cuaca untuk mempersiapkan diri.
  2. Praktikkan rasa syukur dan buatlah jurnal gejala untuk melacak suasana hati.
  3. Lakukan strategi pengurangan stres seperti memperhatikan diri sendiri, meditasi, atau seni pikiran-tubuh.
  4. Buat suasana rumah yang nyaman untuk hobi dalam ruangan.

Jika cuaca sangat memengaruhi suasana hati, berkonsultasilah dengan dokter untuk menilai kondisi medis yang mendasari dan mendiskusikan pilihan terapi alternatif seperti fototerapi. Strategi ini dapat membantu Sahabat Fimela mempertahankan pola pikir positif dan mengatasi perubahan suasana hati yang berkaitan dengan cuaca. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Sahabat Fimela dalam menjaga kesehatan mental!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading