Sukses

Health

Meminimalisir Keterlambatan Penanganan, Mari Tingkatkan Kesadaran dan Pemahaman tentang Multiple Sclerosis

Fimela.com, Jakarta Multiple Sclerosis (MS) merupakan penyakit autoimun langka yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Multiple Sclerosis disebut sebagai ‘silent disease’. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan myelin atau selubung pelindung saraf, oleh sistem kekebalan tubuh. Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu.

Pada tahun 2023 terdapat 2,9 juta orang di seluruh dunia terdiagnosis dan hidup dengan Multiple Sclerosis. Di Indonesia sendiri, jumlahnya masih cukup rendah, data Atlas of Multiple Sclerosis mencatat 160 individu yang hidup dengan Multiple Sclerosis. Sementara di Asia Tenggara, prevalensi Multiple Sclerosis 9:100.000. Ini menunjukkan potensi banyak kasus Multiple Sclerosis yang belum terdeteksi di Indonesia.

Gejala Multiple Sclerosis memiliki kemiripan dengan kondisi medis lain, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Selain itu, penyebab Multiple Sclerosis hingga saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Multiple Sclerosis tidak dapat didiagnosis hanya lewat satu tes khusus, hal ini menjadi salah satu tantangan dalam mendiagnosisnya.

Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang Multiple Sclerosis menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan Multiple Sclerosis. Dalam memperingati Hari Multiple Sclerosis (MS) Sedunia yang tahun ini jatuh pada 30 Mei, PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals) berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia, sekaligus memperluas akses terhadap penanganan Multiple Sclerosis yang inovatif dan berkualitas.

Kolaborasi Merck dan Siloam Hospitals Lippo Village tentang Multiple Sclerosis

Dalam tujuannya memperluas akses penanganan Multiple Sclerosis yang inovatif dan berkualitas, kolaborasi antara PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals) diharapkan membuat individu dengan MS dapat menjalani hidup yang lebih baik.

Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk, menegaskan, “Merck secara global memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam memberikan solusi penanganan MS. Kami terus berupaya menemukan solusi bagi kebutuhan medis pasien yang belum terpenuhi seperti mengembangkan inovasi dengan meluncurkan produk pengobatan inovatif baru yang efektif dan dapat meningkatkan kenyamanan terapi.”

Untuk memperluas akses penanganan Multiple Sclerosis, tambah Evie, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Siloam Hospitals Lippo Village sebagai salah satu rumah sakit rujukan MS yang mumpuni di Indonesia.

Siloam Hospitals Lippo Village sudah berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang Multiple Sclerosis melalui berbagai inisiatif edukasi dan kampanye. “Kami sangat menghargai kerja sama dengan Merck, perusahaan yang memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang MS di Indonesia. Merck pun telah aktif terlibat dalam program edukasi untuk masyarakat dan tenaga medis,” ungkap dr. Jeffry Oeswadi, MARS, Hospital Director Siloam Hospitals Lippo Village.

Untuk menerangkan lebih jauh mengenai Multiple Sclerosis, kolaborasi ini menghadirkan Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N, Neurologist Siloam Hospitals Lippo Village. Ia menjelaskan bahwa, “Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. MS seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.”

Gejala Multiple Sclerosis

Gejala Multiple Sclerosis bisa berbeda dari satu individu ke individu lainnya, dapat datang dan pergi, atau semakin memburuk dari waktu ke waktu. Multiple Sclerosis dapat mempengaruhi bagian manapun dari sistem saraf pusat, dengan gejala-gejala berikut:

  1. Mudah lelah;
  2. Mudah kebas dan kram;
  3. Kekakuan otot;
  4. Vertigo;
  5. Kejang;
  6. Gangguan penglihatan; pendengaran, pernapasan, keseimbangan, dan kognitif;
  7. Ketidakstabilan emosi; dan
  8. Disfungsi seksual.

“Gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus. Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan diagnosis yang dapat memperburuk kondisi dan mengakibatkan hilangnya fungsi pada salah satu anggota tubuh secara permanen,” kata dr. Rocksy.

Tipe Multiple Sclerosis

Multiple Sclerosis merupakan penyakit yang sangat sulit diprediksi. World Health Organization (WHO) mencatat ada beberapa tipe Multiple Sclerosis yang dapat muncul, yaitu:

1. Clinically Isolated Syndrome (CIS)

Kondisi ini merupakan episode pertama tunggal, dengan gejala yang berlangsung setidaknya 24 jam. Jika episode lain terjadi di kemudian hari, dokter mungkin mendiagnosis Multiple Sclerosis yang kambuh.

2. Relapse Remitting MS (RRMS)

Ini adalah jenis Multiple Sclerosis yang paling umum. Kondisi ini melibatkan episode gejala baru atau meningkat, diikuti oleh periode remisi (gejala hilang sebagian atau seluruhnya).

3. Multiple Sclerosis Progresif Sekunder (SPMS)

SPMS seringkali merupakan tahap lanjutan setelah fase RRMS. Dalam fase ini, gejala menurun secara progresif, tanpa kekambuhan atau remisi dini. Beberapa orang mungkin mengalami gejala masa stabilitas dan periode ketika gejala memburuk dan kemudian menjadi lebih baik.

4. Multiple Sclerosis Progresif Primer (PPMS)

Pada awalnya, seseorang akan mengalami episode kekambuhan dan membaik sementara, tapi kemudian penyakit akan mulai berkembang dengan cukup parah.

 

dr. Rocksy menjelaskan, “Salah satu jenis MS yang paling sering ditemukan adalah Relapsing Remitting MS (RRMS), di mana gejala-gejala tertentu muncul pada seorang individu, hilang, dan setelah itu muncul kembali. Kemunculan - hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu dengan MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas.”

Jessy, Sahabat Multiple Sclerosis

Jessy, yang merupakan Sahabat Multiple Sclerosis sejak tahun 2010 dan sudah 14 tahun hidup dengan MS, hadir serta berbagi pengalamannya agar tetap optimis menghadapi Multiple Sclerosis. Menurutnya, memiliki MS telah mengajarkannya banyak hal tentang ketabahan, ketekunan, dan menghargai setiap momen dalam hidup.

“Perjalanan saya hingga mendapatkan diagnosis MS bisa dirangkum dalam tiga kata: tidak mudah, tidak singkat dan melelahkan. Saya menyadari bahwa MS merupakan kondisi permanen dan menyadari hidup dengan MS akan ada keterbatasan fisik dan bahkan kemunduran. Maka yang saya lakukan adalah embrace it dan terus produktif menjalani kegiatan sehari-hari. Dengan MS saya jadi lebih menyadari nilai-nilai hidup 4Gs (Grit, Gift, Grace dan Gratitude). Dengan mengkombinasikan nilai tersebut dan penanganan medis serta obat membantu saya mencapai performa tertinggi dengan resiko rendah dan tetapi bisa produktif menjalani kegiatan sehari-hari,” kata Jessy.

Saya harap, tambah Jessy, dengan berbagi konten-konten tentang MS yang informatif namun tetap ringan dan menarik di media sosial saya dan juga melalui buku yang saya buat, dapat menginspirasi dan memberikan semangat bagi individu lain dengan MS melalui kisah saya.

Langkah Merck dalam meningkatkan kesadaran akan Multiple Sclerosis

Merck secara global memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam penanganan Multiple Sclerosis. Di Indonesia, Merck secara terus menerus bekerjasama dengan Asosiasi Medis yakni Perhimpunan Dokter Neurologi Indonesia (PERDOSNI) kelompok studi Neuroinfeksi melakukan edukasi berkelanjutan kepada tenaga medis dan praktisi kesehatan tentang Multiple Sclerosis lewat workshop dan seminar.

Merck juga melakukan advokasi ke pemangku kepentingan, seperti Kementerian Kesehatan untuk peningkatan akses penanganan Multiple Sclerosis di Indonesia. Informasi publik yang bisa diakses oleh masyarakat tentang Multiple Sclerosis cukup terbatas. Oleh karenanya Merck secara proaktif menggandeng komunitas pasien dan individu dengan MS, salah satunya Jessy (@4GJessy), seorang Sahabat Multiple Sclerosis, yang aktif berbagi pengalaman mengenai MS melalui konten-konten sosial media dan buku yang informatif.

Kolaborasi Merck dengan Siloam Hospitals Lippo Village pun menjadi salah satu upaya Merck meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang Multiple Sclerosis di kalangan masyarakat serta tenaga kesehatan di Indonesia. 

 

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading