Fimela.com, Jakarta Perdarahan postpartum, juga dikenal sebagai pendarahan setelah melahirkan, adalah kondisi serius yang dapat terjadi setelah proses persalinan. Meskipun perdarahan setelah melahirkan biasanya terjadi secara alami karena plasenta terlepas dari dinding rahim, ada kasus di mana perdarahan tersebut berlebihan dan membahayakan kehidupan ibu.
Untuk mencegah perdarahan postpartum yang berpotensi fatal ini, adalah penting bagi para ibu untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat sebelum terlambat. Salah satu cara ini adalah dengan meningkatkan asupan zat besi dan nutrisi penting lainnya selama kehamilan.
Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat sebelum terlambat, perdarahan postpartum dapat diminimalkan atau bahkan dihindari sepenuhnya. Mengingat bahwa perdarahan postpartum adalah kondisi yang serius dan memiliki risiko yang tinggi, sangat penting bagi ibu untuk memperhatikan kesehatan mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Berikut berbagai cara untuk mencegah pendarahan pascamelahirkan.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Perdarahan Pascamelahirkan
Perdarahan pascamelahirkan (PPC) adalah kondisi yang terjadi saat seorang wanita mengalami perdarahan setelah melahirkan. Ini adalah komplikasi yang serius dan dapat mengancam kehidupan. Ada beberapa penyebab yang dapat menyebabkan PPC, dan pemahaman tentang faktor-faktor ini sangat penting untuk mencegah dan mengobati kondisi ini dengan segera.
Salah satu penyebab umum dari PPC adalah atonia uterus. Ini terjadi ketika otot rahim tidak mampu berkontraksi dengan cukup kuat setelah proses melahirkan. Atonia uterus dapat menyebabkan sirkulasi darah yang tidak memadai di rahim dan berpotensi menyebabkan perdarahan hebat. Faktor-faktor risiko untuk atonia uterus termasuk pemasangan IUD sebelumnya, melahirkan bayi dengan berat badan yang tinggi, dan kehamilan ganda.
Selain itu, robekan jaringan saat proses melahirkan juga dapat menyebabkan PPC. Robekan ini dapat terjadi pada jaringan serviks, vagina, atau perineum. Sebagai contoh, robekan pada perineum, yang dikenal sebagai episiotomi, sering kali dipraktekkan oleh para tenaga medis untuk membantu proses kelahiran dengan aman. Namun, jika robekan ini tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan perdarahan.
Terdapat juga faktor-faktor risiko lain yang dapat memicu PPC, seperti riwayat kelahiran sebelumnya yang mengalami komplikasi perdarahan, plasenta tidak lepas dengan sempurna setelah melahirkan, penggunaan obat-obatan tertentu selama proses kelahiran seperti oksitosin, dan masalah kegagalan pembekuan darah.
Bagi beberapa wanita, faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan riwayat perdarahan pascamelahirkan, usia lanjut saat melahirkan, obesitas, dan gangguan kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit pembekuan darah, juga dapat meningkatkan risiko mereka terkena PPC.
Pencegahan Perdarahan Pascamelahirkan
Perdarahan pascamelahirkan adalah salah satu penyebab utama kematian maternal di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna mengurangi risiko dan melindungi kesehatan ibu.
Salah satu langkah pencegahan yang paling efektif adalah pemantauan yang cermat selama proses melahirkan. Tim medis harus memperhatikan tanda-tanda perdarahan yang tidak normal, seperti kontraksi uterus yang tidak efektif, perut yang keras atau nyeri parah.
Selain itu, tindakan tertentu juga dapat dilakukan sebelum dan selama persalinan untuk mengurangi risiko perdarahan pascamelahirkan. Dokter dapat memberikan obat atau suplemen besi kepada ibu hamil untuk mencegah anemia, yang dapat menyebabkan perdarahan lebih serius setelah melahirkan.
Selama proses persalinan, dokter juga dapat menggunakan manipulasi eksternal uterus untuk mengurangi risiko perdarahan. Manipulasi ini dilakukan dengan hati-hati oleh dokter yang terlatih untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan mengurangi risiko perdarahan.
Setelah melahirkan, perawatan pasca persalinan harus melibatkan pemeriksaan yang cermat dan pemantauan terus-menerus. Pemeriksaan ini harus mencakup pengukuran kehilangan darah secara akurat, pemeriksaan fisik untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik, dan pengecekan tingkat hemoglobin dalam darah.
Jika perdarahan pascamelahirkan terjadi, penanganan yang cepat dan tepat sangat penting. Dokter harus segera mengidentifikasi penyebab perdarahan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikannya. Langkah-langkah ini dapat mencakup pemberian obat-obatan untuk merangsang kontraksi uterus, penggunaan bantuan mekanis seperti balon tamponade uterus, atau dalam kasus yang parah, melakukan operasi untuk mengatasi perdarahan.