Fimela.com, Jakarta Mata silinder, atau astigmatisme, adalah kondisi mata yang cukup umum terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan bentuk kornea atau lensa mata, yang membuat cahaya yang masuk ke mata tersebar tidak merata sehingga menyebabkan penglihatan kabur dan berbayang. Gejala utama dari mata silinder adalah kesulitan dalam melihat objek dengan jelas, baik pada jarak dekat maupun jauh. Penderita seringkali memicingkan mata untuk mencoba memfokuskan pandangan mereka dan mengalami kesulitan membaca tulisan yang kecil.
Selain itu, gejala lain yang umum dialami penderita mata silinder adalah sakit kepala, mata tegang, dan lelah setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan penglihatan intensif seperti membaca atau menggunakan komputer untuk waktu yang lama. Penting bagi penderita mata silinder untuk segera mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Banyak yang beranggapan kalau mata silinder bisa terjadi karena terlalu lama melihat gawai atau gadget. Padahal anggapan ini salah besar. Mata silinder terjadi karena berbagai hal berikut ini.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Mata Silinder
Mata silinder atau astigmatisma adalah kondisi dimana permukaan kornea mata tidak berbentuk bulat seperti biasanya. Gejala umum dari mata silinder adalah penglihatan kabur, mata lelah, dan sakit kepala. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mata silinder terjadi.
Salah satu penyebab utama dari mata silinder adalah keturunan. Jika salah satu dari orang tua memiliki mata silinder, kemungkinan besar anaknya juga akan mengalami kondisi serupa. Hal ini disebabkan oleh struktur kornea yang tidak sempurna yang diturunkan dari generasi sebelumnya.
Faktor lain yang dapat menyebabkan mata silinder adalah cedera mata. Misalnya, jika seseorang mengalami trauma pada mata yang menyebabkan perubahan bentuk kornea, maka hal ini dapat menyebabkan astigmatisma. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi mata dari cedera, terutama saat berolahraga atau beraktivitas di tempat yang berpotensi membahayakan mata.
Selain itu, beberapa penyakit seperti keratoconus atau kelainan jaringan mata juga dapat menjadi faktor penyebab mata silinder. Jika seseorang mengalami kondisi medis ini, maka mereka berisiko mengalami astigmatisma.
Terakhir, penggunaan lensa kontak yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan ukuran mata juga dapat menyebabkan mata silinder. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih lensa kontak yang sesuai dengan ukuran mata dan merawatnya dengan baik untuk mencegah terjadinya astigmatisma.
Ciri Mata Silinder
1. Mudah Lelah
Mata mudah lelah merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh pengidap mata silinder. Ketika seseorang harus melakukan pekerjaan yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi, seperti membaca teks kecil atau bekerja di depan layar komputer dalam waktu lama, mata mereka akan cepat merasa lelah dan tegang. Hal ini dikarenakan pada mata normal, proses akomodasi dan fokus pada objek yang berbeda dapat dilakukan dengan lancar tanpa terlalu banyak usaha. Namun, pada pengidap silinder, bentuk lensa mata yang tidak sempurna membuat proses fokus menjadi lebih sulit dan memerlukan upaya ekstra agar gambaran tetap jelas. Oleh karena itu, mengerjakan tugas-tugas tersebut dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan mata mudah lelah.
2. Tidak Mampu Melihat Cahaya
Pengidap mata silinder sering mengalami kesulitan saat terpapar langsung oleh cahaya. Cahaya yang langsung mengenai mata akan sangat mengganggu dan menyebabkan ketidaknyamanan pada penglihatannya. Selain itu, mereka juga sering merasakan penglihatan yang berbayang atau buram, yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mata yang tidak dapat secara efektif mengoreksi keburaman penglihatan akibat kelainan keratotonus.
3. Susah Fokus
Sakit kepala dan kesulitan fokus seringkali terjadi bersamaan, karena keduanya dapat disebabkan oleh masalah indera penglihatan yang buram. Ketika mata kita sulit untuk fokus pada suatu objek, otak kita harus bekerja lebih keras untuk mencoba memahami informasi yang diterima dari mata. Hal ini dapat menyebabkan tekanan dan ketegangan pada otak, yang akhirnya memicu timbulnya sakit kepala pada bagian depan kepala atau lobus frontal. Dengan demikian, sangat penting bagi kita untuk merawat kesehatan mata dengan rutin melakukan pemeriksaan mata serta mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan mata agar terhindar dari sakit kepala dan kesulitan fokus.
4. Sudut Penglihatan Menyempit
Pengidap mata silinder seringkali mengalami kesulitan dalam melihat secara jelas dan fokus pada objek yang berjarak jauh. Hal ini disebabkan oleh ciri khas dari kondisi ini, yaitu sudut penglihatan yang menyempit. Ketika seseorang dengan mata silinder mencoba untuk melihat sesuatu yang jauh, mata akan otomatis menyipit untuk memfokuskan pandangannya. Akibatnya, pengidap mata silinder seringkali harus lebih berkonsentrasi dan memiringkan kepala mereka agar bisa mendapatkan penglihatan yang lebih jelas.
5. Harus Membaca Lebih Dekat
Sama dengan pengidap mata minus, gejala mata silinder juga ditandai oleh keharusan untuk membaca sesuatu lebih dekat. Pasalnya, pengidap mata silinder cenderung kesulitan untuk melihat tulisan yang jaraknya jauh, sehingga tulisan harus diperdekat agar dapat terbaca.
Advertisement
Pengobatan Mata Silinder
Pengobatan mata silinder dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk penggunaan kacamata, lensa kontak, dan teknologi laser seperti LASIK. Kacamata adalah metode pengobatan yang paling umum digunakan untuk mata silinder. Kacamata ini memiliki lensa khusus yang membantu meratakan fokus cahaya saat masuk ke mata.
Lensa kontak juga merupakan pilihan yang populer karena memberikan kenyamanan dan keleluasaan dalam beraktivitas. Lensa kontak untuk mata silinder adalah jenis khusus yang dirancang untuk membantu meratakan fokus cahaya ke mata.
Teknologi laser seperti LASIK juga dapat digunakan untuk mengobati mata silinder. Prosedur LASIK melibatkan penggunaan laser untuk mengoreksi kelengkungan kornea mata sehingga fokus cahaya dapat merata dan membantu mengurangi silinder.
Selain itu, alat bantu penglihatan seperti kacamata juga dapat digunakan untuk membantu individu dengan mata silinder dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam prosedur LASIK, pasien akan menjalani pemeriksaan mata untuk menentukan tingkat keparahan mata silinder. Kemudian, dengan bantuan laser, kornea mata akan diubah kelengkungannya untuk meratakan fokus cahaya ke mata. Prosedur ini biasanya memerlukan waktu singkat dan pemulihan yang cepat.