Fimela.com, Jakarta Kolesterol adalah zat berlemak yang diproduksi secara alami oleh hati dan ditemukan dalam darah. Kolesterol digunakan untuk berbagai hal di tubuh, tetapi kolesterol bisa menjadi masalah jika jumlahnya terlalu banyak di dalam darah. Kolesterol dibawa melalui darah dan melekat pada protein. Kombinasi antara protein dan kolesterol disebut lipoprotein.
Melansir dari mayoclinic.org, ada berbagai jenis kolesterol berdasarkan apa yang dibawa oleh lipoprotein, yaitu Low-density lipoprotein (LDL), merupakan kolesterol jahat yang mengangkut partikel ke seluruh tubuh. Kolesterol LDL menumpuk di dinding arteri, menjadikannya keras dan sempit. Selain itu, High-density lipoprotein (HDL), merupakan kolesterol baik yang mengambil kelebihan kolesterol dan membawanya kembali ke hati.
Tingginya kadar kolesterol dalam darah terutama disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang bukan merupakan bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung. Dengan mengikuti pola makan yang menyehatkan jantung, Sahabat Fimela akan memenuhi asupan jantung dengan makanan rendah lemak tidak sehat dan tinggi lemak sehat.
Advertisement
Selain faktor konsumsi makanan, banyak hal yang menyebabkan kolesterol Sahabat Fimela naik. Kira-kira disebabkan oleh apa saja ya?
Advertisement
1. Rendahnya tingkat aktivitas fisik dan olahraga
Salah satu manfaat dari aktivitas fisik adalah dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol dan mempertahankan berat badan. Seseorang yang mengalami obesitas cenderung memiliki jumlah LDL yang tinggi di dalam darah. Saat berolahraga, gerakan tersebut dapat merangsang enzim yang membantu untuk memindahkan LDL dari darah dan dinding pembuluh darah ke hati. Setelah itu, kolesterol dapat diubah menjadi empedu yang mengarah ke pencernaan dan dikeluarkan. Jadi, semakin rutin melakukan olahraga, maka semakin banyak kandungan LDL yang keluar dari tubuh Sahabat Fimela.
Selain itu, olahraga dapat meningkatkan ukuran partikel protein yang membawa kolesterol melalui darah. Beberapa partikel tersebut dapat berbentuk kecil dan padat, tetapi yang lainnya berukuran besar dan lembut. Partikel yang kecil dan padat lebih berbahaya dibandingkan yang besar dan halus. Ini karena partikel tersebut dapat masuk ke lapisan jantung dan pembuluh darah dan menimbulkan sumbatan. Dengan olahraga, partikel tersebut dapat dicegah untuk masuk aliran darah.
Secara umum, sebagian besar ahli medis merekomendasikan untuk olahraga minimal 30 menit per harinya dari jenis sedang hingga berat, seperti berjalan kaki, jogging, dan bersepeda. Meski begitu, ternyata olahraga intens lebih efektif untuk turunkan kolesterol.
2. Kelebihan berat badan atau obesitas
Seseorang dapat disebut mengalami obesitas apabila indeks massa tubuhnya (IMT) melebihi atau sama dengan 30 kilogram per meter persegi (kg/m2). Kondisi ini dapat terjadi karena asupan kalori tubuh melebihi jumlah kalori yang dibakar, sehingga menyebabkan penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh. Perlu diketahui, obesitas merupakan salah satu kondisi yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Pasalnya, obesitas dapat meningkatkan kadar lemak jahat atau LDL (low-density lipoprotein) dan trigliserida, serta menurunkan kadar lemak baik atau HDL (high-density lipoprotein). Hal tersebut dapat berujung pada meningkatnya kejadian penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Selain itu, obesitas juga bisa memicu terjadinya resistensi insulin (menurunnya sensitivitas insulin) sehingga mengakibatkan kadar gula darah dalam tubuh menjadi tidak terkontrol. Hal ini yang kemudian dapat memicu peningkatan kadar kolesterol di dalam tubuh.
Advertisement
3. Merokok
Merokok dan kolesterol tinggi sama-sama dapat membahayakan kesehatan tubuh. Efek samping merokok tidak hanya dirasakan di paru-paru, namun juga dapat berdampak kepada seluruh tubuh. Zat-zat tertentu dalam rokok dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan pada dinding pembuluh darah, sehingga membuat kolesterol lebih mudah menempel dan menimbulkan aterosklerosis, sebuah plak lemak yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Racun yang dihisap ketika merokok pun dapat mengubah susunan kimia LDL (kolesterol jahat) menjadi bentuk yang lebih jahat lagi, karena memiliki kemampuan lebih besar untuk menimbulkan peradangan. Selain itu, rokok juga dapat meningkatkan kadar LDL, kolesterol total, dan trigliserida. Namun, dengan berhenti merokok, kadar HDL dapat kembali ke level normal, bahkan jika berat badan Sahabat Fimela juga ikut bertambah.
4. Kondisi genetik
Kolesterol tinggi tak hanya muncul karena pola hidup tidak sehat yang dijalani. Sebaliknya, jika Sahabat Fimela sudah menerapkan serangkaian pola hidup sehat, tetapi masih mengidap kondisi ini, sebaiknya periksakan riwayat kesehatan keluarga. Pasalnya, penyakit ini dapat diwariskan dari kedua orangtua yang biasa disebut dengan familial hypercholesterolemia (FH).
Familial hypercholesterolemia bisa menyerang siapa saja yang keluarganya membawa mutasi genetik. Namun, kondisi genetik tersebut lebih sering terjadi pada mereka yang keturunan Perancis, Kanada, Lebanon, dan Afrikaner (kelompok etnis Afrika Selatan). Masalahnya, lebih dari 90% orang yang memiliki FH tidak mengetahui kondisinya tersebut.
Kolesterol tinggi dibawa lewat mutasi genetik dari kedua orangtua. Hasil mutasi genetik tersebut kemudian akan mengambil alih setiap sel dalam tubuh. Hal tersebutlah yang membuat tubuh kesulitan untuk membuang kolesterol jahat. Tingkat keparahannya pun akan bervariasi karena tergantung pada seberapa banyak kandungan kolesterol jahat yang ada dalam darah.
Untuk mencegah beberapa hal di atas, perubahan gaya hidup sehat yang dilakukan Sahabat Fimela tentunya dapat menurunkan kolesterol juga membantu mencegah memiliki kolesterol tinggi.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless