Fimela.com, Jakarta Kelembaban udara memainkan peran penting dalam kesehatan kita, terutama ketika datang ke masalah pernapasan seperti batuk. Batuk adalah respon alami tubuh terhadap iritasi atau infeksi di saluran pernapasan, dan kelembaban udara dapat mempengaruhi seberapa sering dan parahnya batuk yang dialami seseorang.
Udara yang lembab atau kelembaban tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Ini karena kelembaban tinggi memungkinkan pertumbuhan jamur, bakteri, dan tungau debu, yang dapat menjadi pemicu bagi seseorang yang rentan terhadap alergi atau memiliki kondisi pernapasan seperti asma.
Menurut dr. Gia Pratama, dikutip dari postingan video instagram @giapratamamd, menyampaikan akhir akhir-akhir ini banyak pasien yang mengeluhkan batuk yang tidak sembuh-sembuh. Banyak yang mengira mereka sakit karena terpapar polusi, padahal ada pemicu lain, yaitu kelembaban udara di dalam rumah yang melebihi batas normal.
Advertisement
“Rumah lembab juga dapat memicu penyakitseperti Rhinitis, Bronkitis, Pneumonia terutama bagi anak-anak dan lansia” katanya dalam isi video tersebut.
Advertisement
Cara mengurangi kelembaban di dalam rumah
dr. Gia Pratama juga berpendapat bahwa rumah dengan kelembaban udara tinggi, penggunaan dehumidifier dapat membantu mengurangi kelembaban di dalam rumah. Ini dapat membantu mengurangi pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat memicu batuk.
“Dengan rutin membuka jendela di pagi hari dapat membantu mengurangi kelembaban di rumah, namun tetap, cara yang lebih efektif dan efisien yaitu menggunakan dehumidifier, contohnya Notale Dehumidifier Seco yang efektif serap kadar air di udara hingga 12L/hari.
“Yang saya pakai ya Notale Dehumidifier Seco”, ungkapnya.
Dehumidifier sendiri berfungsi untuk mengurangi kelembapan udara dalam ruangan, memiliki bentuk yang kokoh dan ringan. Sangat cocok untuk digunakan di kamar dan area yang berventilasi buruk untuk membuat ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Dapat menampung uap air sebanyak 300ml/hari dengan kapasitas tangki air 600ml.