Fimela.com, Jakarta Aritmia adalah suatu kondisi yang ditandai oleh irama jantung yang tidak teratur. Gejala aritmia bisa beragam, mulai dari detak jantung cepat, lambat, tidak teratur, hingga berdebar-debar.
Penyebab dari aritmia sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, kelebihan alkohol atau kafein, stres, obat-obatan tertentu, hingga ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Aritmia adalah kondisi medis yang cukup berbahaya. Jika tak segera ditangani, aritmia bisa menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung. Oleh karena itu, aritmia harus segera disadari gejalanya dan segera ditangani agar tidak semakin parah dan memicu komplikasi. Berikut penjelasan mengenai aritmia yang harus dipahami.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Aritmia
Salah satu penyebab utama aritmia adalah gangguan aliran listrik di jantung. Aliran listrik ini yang mengatur detak jantung, dan jika terganggu, maka irama jantung pun dapat menjadi tidak teratur. Gangguan aliran listrik ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kerusakan otot jantung.
Selain itu, konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan aritmia. Alkohol dapat mempengaruhi aliran listrik di jantung dan menyebabkan detak jantung tidak teratur. Sementara itu, obat-obatan seperti stimulan, beta blocker, atau obat antiaritmia juga dapat mempengaruhi irama jantung dan memicu terjadinya aritmia.
Faktor gaya hidup seperti merokok, kurang tidur, dan stres juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya aritmia. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, yang dapat menyebabkan terjadinya aritmia. Kurang tidur dan stres juga dapat mengganggu aliran listrik di jantung dan memicu terjadinya gangguan irama jantung.
Â
Gejala Aritmia
Aritmia dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga mungkin tidak disadari oleh penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul antara lain:
- Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia)
- Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia)
- Pusing
- Pingsan
- Cepat lelah
- Sesak napas
- Nyeri dada
Penting untuk diperhatikan bahwa seseorang yang mengalami gejala-gejala di atas belum tentu memiliki aritmia. Oleh karena itu, pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan penyebab gejala-gejala tersebut.
Advertisement
Pencegahan Aritmia
Pencegahan aritmia sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko aritmia termasuk:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Kegemukan dapat meningkatkan risiko aritmia, jadi penting untuk menjaga berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
2. Membatasi Konsumsi Alkohol dan Kafein
Alkohol dan kafein dapat memicu aritmia pada beberapa orang, jadi penting untuk membatasi konsumsi keduanya.
3. Berhenti Merokok
Merokok dapat merusak jantung dan meningkatkan risiko aritmia, jadi berhenti merokok adalah langkah penting dalam pencegahan.
4. Mengelola Stres
Stres dapat memicu aritmia, jadi penting untuk belajar cara mengelola stres dengan baik melalui meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi lainnya.
5. Menghindari Obat-obatan Berbahaya
Beberapa obat, baik yang diresepkan maupun obat bebas, dapat memicu aritmia. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat baru.
6. Menjaga Kesehatan Jantung
Penting untuk menjaga kesehatan jantung dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol, dan mengikuti pola makan sehat.
Pengobatan Aritmia
Pengobatan aritmia bisa dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi pasien. Salah satu metode pengobatan aritmia adalah dengan obat-obatan antiaritmia yang bertujuan untuk mengatur irama jantung dan mencegah terjadinya detak jantung yang tidak normal.
Selain obat-obatan, prosedur medis seperti kardioversi, ablasio kateter, dan pemasangan alat pacu jantung juga dapat dilakukan untuk mengobati aritmia. Kardioversi adalah prosedur dimana pasien diberi kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung normal.
Sedangkan ablasio kateter adalah prosedur untuk menghancurkan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan irama, sedangkan pemasangan alat pacu jantung bertujuan untuk membantu mengatur detak jantung.
Selain itu, perubahan gaya hidup juga dapat membantu mengurangi risiko aritmia, seperti menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan obat-obatan terlarang, serta berhenti merokok.
Olahraga teratur, menjaga berat badan yang sehat, dan mengelola stres juga bisa membantu mengurangi risiko aritmia.