Sukses

Health

Penyebab Pendarahan Saat Hamil yang Bisa Berbahaya dan Perlu Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Perdarahan selama kehamilan bisa menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan untuk para ibu hamil. Namun, penting untuk memahami perbedaan antara perdarahan normal dan perdarahan yang berbahaya agar dapat segera mendapatkan pertolongan medis jika dibutuhkan.

Perdarahan normal selama kehamilan dapat terjadi pada awal kehamilan dan disebabkan oleh proses implantasi embrio ke dinding rahim. Biasanya, perdarahan ini terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan dan tidak disertai dengan rasa sakit. Perdarahan ini juga tidak banyak dan tidak berlangsung lama. Selain itu, perdarahan pada trimester pertama juga bisa disebabkan oleh perubahan hormon dan tidak selalu menandakan masalah serius.

Tidak hanya itu saja, pendarahan saat hamil bisa terjadi karena berbagai hal. Pendarahan yang terjadi saat hamil bisa jadi pendarahan normal atau pertanda bahaya. Oleh karena itu, perlu diketahui penyebab dari pendarahan saat hamil secara spesifik agar bisa diketahui apakah pendarahan tersebut normal atau berbahaya. Berikut berbagai penyebab pendarahan saat hamil yang bisa termasuk pendarahan normal atau berbahaya.

Penyebab Pendarahan Saat Hamil

1. Perdarahan Implantasi

Perdarahan saat hamil yang normal umumnya terjadi di trimester awal, sekitar minggu kelima kehamilan. Ini terjadi karena perlekatan bakal janin ke dinding rahim (implantasi embrio).

Sekitar 20-40 persen wanita hamil mengalami perdarahan di trimester pertama akibat implantasi embrio. Jumlah perdarahan tidak banyak, hanya berupa bercak atau spotting dan berlangsung beberapa hari saja.

Warna darah akibat pendarahan implantasi bisa jadi merah muda hingga merah segar, dan tidak bertambah banyak. Perdarahan tidak disertai nyeri atau kram perut.

2. Hubungan Seksual

Selain implantasi embrio, perdarahan selama kehamilan juga dapat terjadi akibat faktor yang tidak berhubungan dengan kehamilan, seperti aktivitas seksual saat hamil.

Perdarahan akibat hubungan seksual dapat terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Pada sebagian besar kasus, perdarahan yang terjadi sangat minimal, berlangsung singkat, dan tidak ada rasa nyeri.

3. Infeksi

Infeksi pada vagina atau leher rahim selama kehamilan juga dapat menjadi penyebab potensial perdarahan selama kehamilan. Biasanya, perdarahan disertai dengan keputihan yang tidak normal, rasa gatal atau terbakar di area vagina, dan bau yang tidak sedap.

4. Pemeriksaan USG

Perdarahan dapat terjadi setelah USG transvaginal atau pemeriksaan panggul, yang merupakan kejadian normal selama kehamilan. Bercak darah selama kehamilan dapat disebabkan oleh perubahan pada serviks, yang dapat membuatnya lebih sensitif. Bercak darah yang muncul biasanya tidak bertambah banyak dan tidak disertai rasa sakit.

Penyebab Pendarahan Saat Hamil

5. Stres dan Kelelahan

Kelelahan fisik dan stres psikologis juga dapat menyebabkan bercak darah selama kehamilan. Pendarahan yang disebabkan oleh hal ini biasanya ringan, dan sering kali menimbulkan bercak merah yang sembuh dengan cepat.

6. Tanda Awal Persalinan

Pendarahan juga dapat terjadi selama periode 37-40 minggu kehamilan sebagai indikasi persalinan dini. Ketika darah bercampur dengan lendir dan terdapat kontraksi uterus yang teratur dan semakin intens, hal ini dapat mengindikasikan dimulainya persalinan. Perdarahan juga dapat menjadi indikasi masalah kesehatan yang signifikan dan berpotensi membahayakan kehamilan.

7. Keguguran

Keguguran biasanya terjadi selama trimester pertama kehamilan, yaitu sebelum minggu ke-20 kehamilan. Gejalanya meliputi perdarahan vagina, nyeri perut (terutama di daerah bawah), dan keluarnya gumpalan darah yang dicurigai sebagai janin.

Selain itu, ibu mungkin mengalami hilangnya gejala kehamilan seperti mual, muntah, kembung, dan rasa kenyang. Salah satu indikasi keguguran adalah tidak adanya detak jantung janin dan tidak adanya bagian janin yang terlihat pada pemeriksaan ultrasonografi kehamilan.

8. Hamil Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika kehamilan berkembang di luar rahim. Ini mengacu pada pembentukan dan perkembangan embrio di lokasi selain rahim, seperti saluran tuba.

Kehamilan ektopik berpotensi menyebabkan pecahnya tuba falopi dan perdarahan. Pada kasus kehamilan ektopik, perdarahan terjadi pada trimester pertama, dalam jumlah yang signifikan, dan disertai dengan nyeri perut yang hebat.

Gejala tambahan dapat berupa kelemahan, pusing, dan penurunan tekanan darah. Kondisi ini sangat kritis dan membutuhkan penanganan segera.

Penyebab Pendarahan Saat Hamil

9. Hamil Anggur

Kehamilan anggur atau kehamilan mola adalah suatu kondisi medis di mana jaringan yang biasanya berkembang menjadi janin malah berkembang secara tidak normal di dalam rahim.

Gejala khas kehamilan anggur meliputi bercak atau perdarahan pada vagina dan pertumbuhan rahim yang lebih cepat dibandingkan dengan usia kehamilan.

Selain itu, gejala awal kehamilan seperti mual dan muntah juga dapat terjadi selama kehamilan anggur.

10. Gangguan Letak Plasenta

Pada keadaan tertentu, plasenta biasanya terletak di bagian bawah rahim dekat dengan leher rahim. Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi pendarahan.

Pendarahan dapat terjadi pada trimester kedua atau ketiga, biasanya setelah 20 minggu kehamilan. Jumlah darah yang keluar sedang hingga banyak, warnanya merah segar, dan sering kali tidak disertai dengan gejala apa pun seperti sakit perut.

11. Plasenta Lepas

Pada kondisi ini, plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum waktunya atau robek sebelum bayi lahir.

Gejalanya meliputi perdarahan pada trimester ke-2 dan ke-3, yang dapat berupa perdarahan sedang hingga berat, berwarna merah tua. Selain itu, perut mungkin tampak lebih besar, kencang, dan sangat nyeri.

Selama pemeriksaan ultrasonografi, denyut jantung janin menurun dan gerakan janin melambat.

Solusio plasenta adalah kondisi kritis yang memerlukan penanganan segera karena mengancam nyawa ibu dan bayi.

12. Kelahiran Prematur

Pendarahan yang terjadi sebelum 36 minggu dan disertai dengan kontraksi uterus yang teratur dan kuat dapat mengindikasikan persalinan prematur (persalinan dini). Kondisi ini menimbulkan risiko yang signifikan pada bayi karena ia lahir prematur, sebelum organ-organ tubuhnya berkembang sempurna dan siap berfungsi.

Terlepas dari penyebabnya, penting untuk tidak meremehkan perdarahan yang terjadi selama kehamilan. Disarankan untuk segera berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan untuk menentukan penyebab perdarahan dan memastikan kondisi janin.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading