Fimela.com, Jakarta Keputihan adalah kondisi umum yang dialami oleh sebagian besar wanita. Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina yang berbeda dari kebiasaan atau gejala abnormal lainnya. Gejala keputihan dapat bervariasi, tetapi biasanya mencakup cairan yang berwarna putih atau kekuningan, berbau tidak sedap, gatal, atau sakit saat buang air kecil.
Ada beberapa penyebab dari keputihan, di antaranya adalah infeksi jamur, bakteri, atau virus. Selain itu, faktor-faktor lain seperti kebersihan yang kurang, kebersihan pribadi yang buruk, atau alergi terhadap bahan kimia juga dapat menjadi penyebab keputihan.
Keputihan bisa menjadi kondisi yang normal, namun bisa juga menjadi tidak normal dan tidak nyaman. Ada beberapa gejala yang menunjukkan kondisi keputihan yang tidak normal yang perlu diketahui. Berikut berbagai perbedaan keputihan normal dan tidak normal yang perlu diketahui agar bisa dicegah.
Advertisement
Advertisement
Keputihan Normal
Keputihan adalah hal yang umum terjadi pada wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan dapat bervariasi pada setiap wanita, mulai dari yang kental dan lengket hingga yang jernih dan encer.
Keputihan yang normal biasanya dimulai sekitar 6 bulan sebelum seorang wanita mengalami menstruasi pertama. Kondisi ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon dalam tubuh. Keputihan merupakan hal yang normal terjadi pada wanita selama rangsangan seksual, menyusui, atau saat stres.
Selain itu, keputihan juga dapat terjadi pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir, keputihan terkadang dapat disertai dengan sedikit darah. Hal ini terjadi ketika janin terpapar hormon ibu dalam jumlah yang berlebihan selama masa kehamilan. Biasanya, keputihan akan sembuh dengan sendirinya setelah bayi berusia dua minggu.
Keputihan Tidak Normal
Keputihan yang tidak normal dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi pada keputihan abnormal dikategorikan menjadi dua jenis: infeksi tidak menular dan infeksi menular. Penyebab keputihan yang tidak menular termasuk vaginosis bakteri dan kandidiasis. Keputihan yang menular umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia, trikomoniasis, dan gonore. Selain infeksi, keputihan juga dapat mengindikasikan adanya kanker pada rahim atau leher rahim.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan wanita lebih rentan terhadap infeksi dan keputihan, seperti:
- Mengonsumsi pil KB dan obat kortikosteroid
- Menderita penyakit diabetes
- Berhubungan seksual tanpa kondom dan sering berganti pasangan
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat penyakit HIV & AIDS
- Mengalami iritasi di dalam atau sekitar vagina
- Menipisnya dinding vagina akibatmenopause
- Terlalu sering membersihkan area kewanitaan dengan sabun yang mengandung parfum dan sabun antiseptik
Jika keputihan tidak normal, hal ini dapat ditandai dengan berbagai faktor seperti:
- Rasa gatal dapat terjadi di dalam dan di sekitar bibir vagina bagian luar.
- Cairan ini bisa berwarna kuning, hijau, atau putih.
- Teksturnya lebih kental.
- Memiliki bau yang tidak sedap.
Keputihan berwarna kuning, abu-abu, atau hijau dapat menjadi indikasi adanya infeksi bakteri yang disebabkan oleh penyakit menular seksual.
Keputihan berwarna merah atau coklat biasanya disebabkan oleh perubahan siklus menstruasi atau perdarahan pasca melahirkan. Jika Anda tidak sedang dalam kondisi tersebut, segera periksakan ke dokter.
Keputihan berwarna putih kental juga merupakan gejala infeksi jamur.
Advertisement
Pencegahan Keputihan Tidak Normal
Keputihan merupakan masalah umum yang dialami oleh banyak wanita. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, jamur, atau virus, serta perubahan hormon. Namun, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena keputihan.
Pertama-tama, menjaga kebersihan area intim sangat penting dalam mencegah keputihan. Membersihkan area intim setiap hari dengan air dan sabun yang lembut dapat membantu menghilangkan kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Selain itu, mengenakan pakaian yang longgar dan berbahan katun juga dapat membantu mencegah keputihan. Pakaian yang ketat dan berbahan sintetis dapat menyebabkan keringat berlebih dan memicu pertumbuhan bakteri di area intim. Dengan menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan katun, udara dapat mengalir dengan bebas dan menjaga kelembapan serta suhu di area tersebut.
Selain itu, penting juga untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Konsumsi makanan yang kaya akan serat dan nutrisi dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah infeksi. Hindari juga konsumsi makanan yang berlebihan mengandung gula dan karbohidrat sederhana, karena hal tersebut dapat memicu pertumbuhan jamur di area intim.
Terakhir, menjaga kebersihan pribadi adalah kunci dalam pencegahan keputihan. Pastikan untuk mengganti pembalut secara teratur, terutama selama menstruasi, dan hindari penggunaan produk pembersih yang mengandung pewangi atau bahan kimia yang keras.
Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, wanita dapat mengurangi risiko terkena keputihan dan menjaga kesehatan area intim mereka. Jika mengalami keputihan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Pengobatan Keputihan Tidak Normal
Pengobatan keputihan biasanya dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab keputihan tersebut terlebih dahulu. Setelah penyebabnya teridentifikasi, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai sesuai dengan jenis keputihan yang dialami oleh pasien. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, salep, atau krim yang ditujukan untuk menghilangkan infeksi yang menjadi penyebab keputihan.
Selain itu, pengobatan keputihan juga dapat dilakukan dengan cara merawat kebersihan organ intim. Membersihkan area vagina dengan sabun yang lembut dan air hangat dapat membantu mengurangi keputihan. Selain itu, hindari penggunaan pembalut atau pantyliner yang terlalu ketat dan ganti pembalut secara teratur untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya keputihan.
Selain itu, pengobatan keputihan juga dapat dilakukan dengan menjaga pola makan yang sehat dan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi. Nutrisi yang tercukupi dalam tubuh akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan keputihan.
Dalam beberapa kasus, pengobatan keputihan juga dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi medis yang ditujukan untuk mengatasi masalah hormon yang menjadi penyebab keputihan. Terapi ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam menangani masalah keputihan.
Dengan melakukan pengobatan keputihan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah keputihan dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Namun, sebelum melakukan pengobatan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang dialami.