Fimela.com, Jakarta Gerakan aktif janin dalam kandungan ibu hamil merupakan salah satu tanda kehamilan yang sehat. Namun, terkadang ibu hamil dapat mengalami kondisi di mana gerakan janin terasa lebih sedikit dari biasanya. Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi ibu hamil dan memerlukan penanganan yang tepat.
Beberapa penyebab dari gerakan janin yang berkurang pada ibu hamil antara lain adalah posisi janin yang sudah membesar atau gangguan pada plasenta. Ada berbagai hal lainnya yang menyebabkan gerakan janin jadi berkurang selama masa kehamilan.
Merasa khawatir saat merasakan gerakan janin berkurang adalah hal yang wajar. Namun jangan buru-buru panik dulu, karena permasalahan ini perlu diketahui penyebabnya terlebih dahulu. Berikut berbagai penyebab janin kurang aktif bergerak yang perlu dipahami.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Gerakan Janin Berkurang
1. Janin Sedang Tidur
Janin sedang tidur adalah keadaan di mana janin dalam kandungan ibu sedang beristirahat atau dalam keadaan tidak aktif. Selama masa kehamilan, janin akan terus menerus dalam keadaan tidur, bangun, dan tidur lagi dalam siklus yang berulang. Ketika janin sedang tidur, aktivitas gerakannya akan berkurang atau bahkan tidak terasa sama sekali.
Tahapan tidur janin ini merupakan bagian normal dari perkembangan janin selama kehamilan. Pada fase tidur janin, gerakan-gerakan yang biasanya sering terasa oleh ibu hamil akan berkurang, sehingga membuat janin terlihat lebih tenang dan tidak aktif.
Meskipun dalam keadaan tidur, janin masih tetap aktif dalam proses pertumbuhannya. Banyak perkembangan tubuh dan otak janin yang terjadi saat pola tidur ini. Misalnya, proses pembentukan jaringan otak dan pengaturan detak jantung dapat terjadi saat janin sedang tidur.
2. Kurang Sensitif
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ibu hamil kurang sensitif terhadap gerakan janin antara lain adalah kelelahan, stres, dan juga kondisi fisik yang melemah. Ketika ibu hamil mengalami kelelahan atau stres, maka perhatiannya terhadap gerakan janin bisa berkurang. Selain itu, kondisi fisik yang melemah juga dapat membuat ibu hamil kurang sensitif terhadap gerakan janin.
Bagi ibu hamil, penting untuk selalu memperhatikan gerakan janin dan melaporkan setiap perubahan atau penurunan gerakan janin kepada dokter kandungan. Dokter kandungan dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi janin dalam kandungan.
Selain itu, ibu hamil juga perlu memperhatikan pola makan dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Menghindari stres dan melakukan kegiatan yang menyenangkan juga dapat membantu ibu hamil untuk tetap sensitif terhadap gerakan janin.
3. Kebiasaan Buruk
Kebiasaan sehari-hari juga dapat menjadi penyebab berkurangnya gerakan janin.
Pergerakan janin berpotensi menurun jika seorang wanita hamil mengonsumsi obat penghilang rasa sakit atau obat tidur, merokok, atau mengonsumsi alkohol.
4. Stres
Wanita hamil dapat mengalami stres karena kesibukan, kemacetan lalu lintas, dan tekanan, yang dapat mengakibatkan pelepasan hormon yang berkontribusi pada berkurangnya gerakan janin.
Kondisi yang berhubungan dengan nutrisi, seperti puasa atau dehidrasi, dapat mempengaruhi gerakan janin di dalam rahim. Jika kondisi ini tidak diatasi dengan asupan yang sehat dan seimbang, kemampuan untuk mendeteksi gerakan janin di dalam rahim akan menjadi lebih sulit.
6. Selaput Ketuban Pecah
Air ketuban berfungsi untuk menjaga kehangatan, keamanan, dan perlindungan janin. Pada kasus ketuban bocor atau pecah sebelum waktunya, janin dapat mengalami stres, malnutrisi, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
Kondisi ini, yang juga dikenal sebagai ketuban pecah dini, dapat berdampak pada pergerakan janin di dalam rahim.
7. Plasenta Lepas
Plasenta adalah organ yang bertanggung jawab untuk memberi makan janin. Plasenta biasanya tetap melekat pada dinding rahim sampai awal persalinan.
Jika plasenta terlepas dari dinding rahim, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada aliran oksigen dan darah ke janin. Hal ini dapat menyebabkan terhentinya gerakan janin dan potensi kematian janin jika tidak segera ditangani.
8. Hipoksia
Hipoksia adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen secara signifikan. Hal ini juga dapat menjadi penyebab potensial berkurangnya gerakan janin pada wanita hamil.
Darah dan oksigen dialirkan ke janin melalui tali pusat. Jika tali pusat tertekuk atau terpelintir, aliran darah dan oksigen dapat terganggu, sehingga menyebabkan hipoksia dan gerakan janin berkurang atau terhenti.
Jika Moms mengalami gerakan janin yang berkurang, Moms dapat mencoba mengatasinya dengan mengelus perut Moms dengan lembut, minum air dingin, makan makanan manis, atau berbaring miring ke kiri.
Apakah Perkembangan Janin Terganggu?
Gerakan janin merupakan salah satu tanda bahwa janin dalam kondisi sehat dan perkembangannya baik. Namun, apakah benar janin yang tidak bergerak merupakan pertanda perkembangan janin terganggu?
Pada umumnya, janin akan mulai bergerak sekitar usia kehamilan 16-25 minggu. Gerakan janin akan semakin terasa dan kuat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Namun, ada kalanya janin mengalami periode ketenangan atau tidak bergerak dalam beberapa jam, bahkan bisa sampai beberapa hari. Hal ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin janin sedang tidur atau sedang dalam kondisi yang membuatnya lebih tenang.
Namun, jika janin tidak bergerak untuk jangka waktu yang lebih lama atau tidak sama sekali dalam beberapa hari, ini bisa menjadi pertanda bahwa ada gangguan pada perkembangan janin. Beberapa kemungkinan penyebab janin tidak bergerak antara lain kurangnya cairan ketuban, masalah plasenta, masalah jantung janin, atau infeksi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengamati gerakan janin secara rutin dan memeriksakan diri ke dokter jika merasa ada sesuatu yang tidak normal.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi janin dan melakukan tes tertentu seperti ultrasonografi atau monitor jantung janin. Jika memang terdapat gangguan pada perkembangan janin, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai untuk menjaga kesehatan janin dan ibu hamil. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk selalu memperhatikan gerakan janin dan segera berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran mengenai gerakan janin yang tidak normal.
Jadi, janin tidak bergerak bisa menjadi pertanda perkembangan janin terganggu, namun tidak selalu demikian. Penting bagi ibu hamil untuk tetap tenang namun juga waspada terhadap gerakan janin dan segera berkonsultasi dengan dokter jika merasa ada sesuatu yang tidak beres. Kesehatan janin dan ibu hamil adalah prioritas utama, dan memantau gerakan janin adalah salah satu cara untuk memastikan kesehatan keduanya.
Advertisement
Apa yang Harus Dilakukan?
Gerakan janin yang aktif merupakan tanda bahwa bayi dalam kandungan sedang sehat dan berkembang dengan baik. Namun, terkadang ibu mungkin mengalami periode di mana gerakan janin tampak berkurang. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan membuat ibu bertanya-tanya apa yang seharusnya dilakukan.
Pergerakan janin yang berkurang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kelelahan ibu, kurangnya cairan amnion, posisi janin yang berubah, hingga masalah kesehatan pada janin itu sendiri. Jika ibu mengalami penurunan gerakan janin, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan keadaan janin dan kesehatan ibu.
Pertama-tama, ibu sebaiknya segera menghubungi bidan atau dokter kandungannya untuk berkonsultasi. Mereka dapat memberikan nasihat dan melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa segala sesuatu baik-baik saja.
Selain itu, ibu juga dapat mencoba untuk merangsang gerakan janin dengan cara-cara yang dianjurkan oleh tenaga medis, seperti minum air dingin atau makan sesuatu yang manis dan bergula. Jika setelah melakukan upaya tersebut gerakan janin tetap tidak aktif, segera hubungi dokter.
Menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan sangat penting, dan penurunan gerakan janin tidak boleh diabaikan. Dengan segera menghubungi tenaga medis dan mengikuti semua instruksi mereka, ibu dapat memastikan kesehatan dirinya dan bayinya serta mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan.