Fimela.com, Jakarta Siklus haid adalah salah satu proses alami yang dialami oleh setiap perempuan. Siklus ini berpengaruh pada berbagai aspek kesehatan, termasuk kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol sendiri merupakan lemak yang penting untuk tubuh, namun jika kadar kolesterol terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selama menstruasi, hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh perempuan dapat berubah-ubah. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi metabolisme lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam tubuh perempuan cenderung naik menjelang masa ovulasi, yaitu sekitar pertengahan siklus haid. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen pada fase ini. Kemudian, setelah menstruasi selesai, kadar kolesterol cenderung menurun kembali.
Selain itu, perubahan kadar kolesterol juga dapat terjadi pada fase pramenstruasi, yaitu sebelum menstruasi dimulai. Pada fase ini, perubahan hormon juga dapat memengaruhi metabolisme kolesterol dalam tubuh, yang juga dapat memengaruhi kadar kolesterol. Dengan adanya hubungan antara siklus haid dan kadar kolesterol dalam tubuh, penting bagi setiap perempuan untuk memperhatikan kesehatan jantung dan metabolisme lemaknya, terutama pada saat-saat tertentu dalam siklus haid. Yuk ketahui, batas telat haid yang normal:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Batas Terlambat Haid yang Normal
Telat haid yang normal bisa bervariasi antara perempuan satu dengan yang lainnya. Secara umum, telat haid di bawah 7-10 hari dianggap normal dan mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti stress, perubahan berat badan, perubahan pola makan, atau perubahan hormonal. Namun, jika telat haid berlanjut lebih dari 10 hari atau terjadi secara teratur, disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, perubahan berat badan yang drastis, atau perubahan pola tidur, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Sebagian besar siklus menstruasi perempuan berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dan telat haid dianggap terjadi ketika tidak ada menstruasi selama lebih dari 35 hari. Namun, hal ini tidak selalu menjadi tanda pasti bahwa seseorang hamil. Kondisi lain seperti stres, perubahan pola makan, atau masalah kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan telat haid.
Untuk menentukan apakah telat haid disebabkan karena kehamilan atau bukan, melakukan tes kehamilan adalah langkah yang paling efektif. Tes kehamilan dapat dilakukan setelah sekitar seminggu hingga 10 hari setelah dugaan pembuahan terjadi. Meskipun begitu, untuk hasil yang lebih akurat, sebaiknya tes kehamilan dilakukan setelah telat haid selama dua minggu.
Â