Fimela.com, Jakarta Retinoblastoma adalah kanker mata yang cukup langka dan jarang terjadi. Kanker ini dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering menjangkit anak berusia di bawah 5 tahun. Seperti namanya, retinoblastoma berkembang di bagian retina, lapisan tipis jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan sensitif terhadap cahaya.
Sebagian kasus retinoblastoma hanya terjadi di satu mata atau unilateral, namun pada beberapa anak hal ini juga mungkin melibatkan kedua mata atau bilateral. Dilansir dari stanfordchildrens.org, kanker retinoblastoma disebabkan oleh perubahan genetik. Bisa berasal dari gen yang diturunkan orangtua, atau bisa juga merupakan mutasi gen yang terjadi secara kebetulan (sporadis).
Pada 1 dari 3 anak dengan retinoblastoma muncul sejak lahir atau karena faktor genetik. Ini sering disebut sebagai retinoblastoma herediter dan biasanya menyerang kedua mata. Sedangkan sisanya, 2 dari 3 anak penderita retinoblastoma muncul secara kebetulan dan dalam kasus ini hanya menyerang salah satu mata.
Advertisement
Advertisement
Ciri Retinoblastoma
Semakin dini kanker retinoblastoma ditemukan, maka semakin efektif pula pengobatan yang diberikan dan retinoblastoma dapat disembuhkan. Beberapa anak dengan riwayat keluarga retinoblastoma diketahui melalui pemeriksaan bahkan sebelum timbulnya gejala apa pun.
Tanda dari retinoblastoma dapat mempengaruhi satu atau kedua mata. Tanda dan gejala yang timbul pun dapat berbeda-beda pada setiap anak. Dilansir dari stanfordchildrens.org, berikut beberapa tanda retinoblastoma pada anak:
- Leukocoria atau adanya pantulan putih abnormal dari retina mata. Bagian tengah mata (pupil) yang gelap justru terlihat putih ketika dilakukan pemeriksaan atau dengan menggunakan flash kamera.
- Strabismus di mata tampak malas atau mata tidak sejajar. Mata tidak bergerak bersamaan atau melihat ke arah yang sama.
Adapun gejala lain yang kurang umum, antara lain:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada mata
- Kesulitan melihat
- Mata menonjol
Jika kanker ini terlah menyebar ke area tubuh lain, mungkin dapat disertai gejala lain, termasuk:
- Hilangnya selera makan
- Penurunan berat badan
- Muntah
- Sakit kepala
- Masalah neurologis
- Adanya benjolan
Diagnosis Retinoblastoma
Dilansir dari chop.edu, diagnosis retinoblastoma ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan mata. Jika anak memiliki riwayat keluarga dengan retinoblastoma, anak harus diperiksa segera setelah lahir oleh dokter mata yang spesialis dalam menangani kanker mata.
Jika orangtua atau dokter menemukan adanya warna putih pada pupil mata (leukocoria) atau mata juling (strabismus), anak sebaiknya dirujuk ke dokter mata yang ahli dalam pengobatan retinoblastoma. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memeriksa retina anak apakah terdapat tumor atau tidak. Dokter juga mungkin melakukan tes tambahan untuk memastikan atau mendeteksi adanya retinoblastoma pada anak.
Â
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesJanuari