Fimela.com, Jakarta Haid dialami setiap wanita secara rutin setiap sebulan sekali. Terjadinya haid terkadang diiringi dengan berbagai gejala seperti nyeri haid, kram di bagian perut serta moodswing atau kondisi mood yang berubah secara drastis.
Sepanjang siklus menstruasi, warna dan konsistensi darah bisa berubah-ubah. Darah haid bisa cair dan sedikit, tetapi juga bisa mengental dan keluar dengan deras atau banyak.
Jika darah haidmu yang keluar hanya sedikit, tak perlu panik. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal. Berikut beberapa penyebab darah haid hanya keluar sedikit.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Darah Haid Keluar Sedikit
Kondisi Hamil dan Menyusui
Secara umum, ibu hamil biasanya tidak mengalami menstruasi. Namun, dalam beberapa situasi, ibu hamil mungkin mengalami bercak darah yang dianggap menstruasi, padahal itu bisa menjadi tanda kehamilan, perdarahan implantasi, atau gejala kehamilan ektopik. Demikian pula, saat menyusui, ovulasi terhambat, mengakibatkan volume darah haid berkurang atau bahkan absen selama beberapa bulan jika memberikan ASI eksklusif.
Faktor Stres
Stres dapat menyebabkan menstruasi dengan volume darah sedikit karena hormon kortisol yang dihasilkan tubuh menghambat kerja hormon estrogen, yang berperan dalam reproduksi. Penurunan kadar hormon estrogen dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan absen.
Kelenjar Tiroid Terlalu Aktif
Hipertiroidisme, yang disertai kadar hormon tiroid yang tinggi, dapat memengaruhi menstruasi dan menyebabkan darah haid menjadi lebih sedikit.
Penyebab Lainnya
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
PCOS, masalah hormonal yang mengakibatkan ketidakseimbangan hormon seks, seperti estrogen, progesteron, dan androgen, dapat menyebabkan volume darah haid berkurang dan bahkan absen dalam beberapa kasus.
Penggunaan Alat Kontrasepsi
Beberapa jenis alat kontrasepsi dapat memengaruhi volume darah haid dan durasinya, menyebabkan keluarnya darah haid yang lebih sedikit.
Efek Penuaan
Seiring bertambahnya usia, volume darah menstruasi dapat berkurang secara alami, terutama saat memasuki masa premenopause, fase transisi sebelum menopause, yang umumnya terjadi antara usia 40-50 tahun. Pada masa ini, produksi hormon tubuh secara perlahan menurun, memengaruhi siklus menstruasi
Jika kamu mengalami kondisi ini, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya secara pasti dan bisa segera ditangani.