Sukses

Health

Jerawat di Betis, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya

Fimela.com, Jakarta Jika ada yang bilang jerawat bisa muncul dimana saja rasanya tidak berlebihan. Sebab, selain di wajah, jerawat di betis juga bisa terjadi pada beberapa orang. Hanya saja munculnya jerawat di betis ini kadang tak diketahui sejak awal. Tahu-tahu jerawat sudah radang hingga bernanah.

Layaknya jerawat pada umumnya, jerawat di betis sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus jerawat di betis bisa menimbulkan rasa tak nyaman, sehingga ada keinginan untuk memencetnya. Padahal jika melakukannya, hal tersebut bisa memperparah kondisinya. Oleh karena itu, cari tahu penyebab jerawat di betis hingga cara mengatasinya yang tepat berikut ini!

Penyebab Jerawat di Betis

Penumpukan Sel Kulit Mati, Kotoran dan Bakteri

Jerawat di betis dapat disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati, kotoran, dan bakteri yang menyumbat pori-pori kulit. Pada dasarnya, kulit menghasilkan sebum (minyak) untuk menjaga kelembapan dan kesehatan kulit. Namun, jika produksi sebum berlebihan atau tidak diimbangi dengan pengelupasan sel kulit mati yang cukup, maka pori-pori kulit dapat tersumbat.

Sumbatan ini dapat terjadi karena sel kulit mati dan sebum berkumpul di dalam pori-pori, yang kemudian menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat di betis. Selain itu, bakteri seperti Propionibacterium acnes juga dapat berkembang di dalam pori-pori yang tersumbat, menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat di betis.

Penumpukan sel kulit mati, kotoran, dan bakteri di kulit dapat terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangnya kebersihan kulit, terutama pada area yang rentan terhadap penumpukan seperti betis. Ketika kulit tidak dibersihkan secara menyeluruh, debu, kotoran, dan minyak dapat menumpuk di pori-pori kulit, menghambat proses regenerasi kulit, dan menyebabkan sel kulit mati menumpuk.

Selain itu, kurangnya eksfoliasi kulit juga dapat menyebabkan sel kulit mati tersumbat dan menumpuk di pori-pori, yang pada akhirnya dapat menyebabkan timbulnya jerawat di betis. Proses eksfoliasi membantu mengangkat sel kulit mati dan menjaga kesehatan kulit.

Faktor lingkungan dan iklim juga dapat berperan dalam penumpukan sel kulit mati. Polusi udara dan cuaca yang terik dapat membuat kotoran menempel dan menyebabkan penumpukkan sel kulit mati di kulit, yang dapat membuat kulit tampak kusam dan memicu munculnya jerawat di betis. Selain itu, produksi sebum berlebihan, infeksi bakteri, dan kondisi kesehatan kulit juga dapat berkontribusi terhadap penumpukan sel kulit mati dan timbulnya jerawat di betis.

Pori-Pori Kulit Tersumbat

Pori-pori kulit tersumbat dapat menyebabkan jerawat di betis karena penumpukan sebum atau minyak yang membantu menjaga kelembapan kulit dan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. Ketika pori-pori tersumbat, hal ini dapat menyebabkan peradangan yang ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang terkadang berisi nanah di atas kulit. Selain itu, bakteri seperti Propionibacterium acnes juga dapat berkembang di dalam pori-pori yang tersumbat, menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat di betis.

Pori-pori kulit yang tersumbat juga membuat kulit lebih rentan terhadap masalah jerawat karena kotoran, debu, dan sisa produk perawatan kulit lebih mudah terperangkap di lapisan atas kulit. Selain itu, pori-pori yang tersumbat juga dapat membuat kulit lebih mudah berkomedo, karena dengan menggunakan produk comedogenic, pori-pori akan lebih mudah tersumbat.

Selain itu, kebiasaan seperti jarang mencuci seprai yang dipakai tidur, sering memegang kulit betis dengan tangan yang belum dicuci, sering berjemur tanpa tabir surya, serta kebiasaan mencongkel atau memencet jerawat juga dapat menyebabkan pori-pori tersumbat, yang pada akhirnya dapat memicu munculnya jerawat di betis.

Kurang Menjaga Kebersihan Tubuh

Kurang menjaga kebersihan tubuh dapat menyebabkan jerawat di betis karena minyak berlebih di kulit dapat memicu terjadinya jerawat. Ketika kebersihan kulit tidak terjaga dengan baik, pori-pori di betis dapat tersumbat oleh minyak, kotoran, sel-sel kulit mati, dan bakteri yang menempel. Akibatnya, pori-pori kulit akan meradang dan menjadi penyebab jerawat di betis.

Selain itu, kurang menjaga kebersihan tubuh juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan virus, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kurang menjaga kebersihan tubuh juga dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap karena penumpukan keringat dan bakteri di kulit.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan tubuh dengan segera mandi setelah beraktivitas, membersihkan betis secara teratur, dan menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit dapat membantu mengurangi risiko munculnya jerawat di betis.

Di samping itu, kegiatan mandi membantu menghilangkan kotoran, bakteri, dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Dengan jarang mandi, risiko terkena penyakit kulit, infeksi, dan gangguan lainnya dapat meningkat dan mengancam kesehatan secara keseluruhan.

Eksim

Eksim dapat menjadi penyebab jerawat di betis karena kondisi eksim dapat menyebabkan kulit menjadi lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk jerawat. Eksim, juga dikenal sebagai dermatitis, dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit yang ditandai dengan timbulnya warna kemerahan, ruam, dan rasa gatal. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta mengganggu penampilan.

Selain itu, eksim juga dapat membuat kulit menjadi lebih tebal, kering, dan rentan terhadap pecah-pecah. Gejala eksim, seperti kulit yang kering dan bersisik, serta kulit yang bengkak atau muncul benjolan kecil berisi cairan, dapat membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat di betis. Selain itu, eksim juga dapat membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi bakteri, yang juga dapat memicu munculnya jerawat di betis.

Psorioasis

Psoriasis dapat menyebabkan jerawat di betis karena kondisi kulit yang terjadi pada psoriasis dapat mempengaruhi kesehatan kulit secara keseluruhan dan meningkatkan risiko terjadinya jerawat. Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan adanya plak putih berwarna perak pada kulit. Plak-plak ini terbentuk akibat perkembangbiakan sel kulit yang terlalu cepat.

Kondisi ini dapat membuat kulit menjadi kering, bersisik, dan pecah-pecah. Selain itu, pada penderita psoriasis, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel-sel kulit secara salah, sehingga menyebabkan peradangan Kedua kondisi tersebut dapat membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap jerawat di betis.

Pada kasus ringan, jerawat di betis yang muncul biasanya hanya berupa jerawat kecil dan kering. Akan tetapi, pada kasus berat, jerawat yang muncul dapat lebih parah dan sulit diobati. Oleh karena itu, penanganan psoriasis secara menyeluruh dan menjaga kebersihan kulit menjadi kunci untuk mencegah timbulnya jerawat akibat kondisi kulit ini.

Cedera Pada Kulit

Cedera pada kulit dapat menjadi penyebab jerawat di betis karena cedera dapat menyebabkan peradangan pada kulit. Ketika kulit mengalami cedera, seperti terbentur atau tergores, proses penyembuhan alami tubuh akan terjadi. Selama proses penyembuhan, terjadi peradangan yang dapat menyebabkan pori-pori kulit tersumbat oleh sel-sel kulit mati, minyak, dan bakteri. Akibatnya, jerawat dapat muncul di area kulit yang mengalami cedera, termasuk di betis.

Kondisi Kesehatan Lain

Obesitas dapat meningkatkan risiko jerawat di betis. Timbunan lemak berlebih pada tubuh dapat menyebabkan produksi minyak berlebihan dan peradangan pada kulit, yang dapat menyebabkan jerawat muncul, termasuk di betis. Selain itu, lipatan kulit yang terbentuk akibat obesitas dapat menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri, yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Infeksi kulit ini juga dapat memicu munculnya jerawat di betis.

Obesitas dapat menyebabkan kulit menjadi lebih melar karena tekanan dari lemak yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya selulit, yang merupakan kondisi di mana kulit memiliki tampilan seperti "pecah-pecah" atau "kulit jeruk". 

Obesitas juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih gelap atau memiliki bintik-bintik gelap. Selain itu, obesitas dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. Kondisi ini dapat membuat luka sulit sembuh dan meningkatkan risiko infeksi pada luka.

Tak hanya itu, kadar gula darah tinggi pada diabetes juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit secara keseluruhan dan meningkatkan risiko jerawat, termasuk di betis. Penderita diabetes sering mengeluhkan kulit yang kering dan munculnya bercak gelap atau acanthosis nigrans. Kondisi ini dapat terjadi akibat diabetes dan mempengaruhi kesehatan kulit.

Sirkulasi darah yang buruk akibat diabetes juga dapat membuat luka sulit sembuh atau butuh waktu lama untuk sembuh. Hal ini disebabkan oleh kerusakan saraf dan sirkulasi darah yang buruk. Diabetes juga dapat menyebabkan infeksi kulit, seperti infeksi jamur pada organ intim, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri akibat tingginya kadar gula dalam tubuh. Diabetes juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit, seperti vitiligo yang mengakibatkan perubahan warna kulit.

Gangguan hormon, misalnya pada masa pubertas, menstruasi, kehamilan, menopause dapat mempengaruhi kadar hormon yang berhubungan dengan jerawat, termasuk di daerah betis. Gangguan hormon dapat menyebabkan jerawat di betis karena hormon yang tidak seimbang dapat memicu peningkatan produksi minyak berlebihan pada kulit.

Hormon androgen, yang merupakan hormon yang memicu produksi minyak berlebihan, dapat menjadi penyebab utama jerawat hormonal. Ketidakseimbangan hormon androgen dapat menyebabkan produksi minyak berlebihan yang kemudian menyumbat pori-pori kulit, sehingga memicu timbulnya jerawat, termasuk di betis.

Selain itu, hormon estrogen juga dapat mempengaruhi kondisi kulit. Estrogen yang terlalu rendah dapat memicu jerawat, sementara perubahan hormon selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan, dan menopause juga dapat mempengaruhi kadar hormon yang berhubungan dengan jerawat.

Untuk mengatasi jerawat hormonal, perawatan medis seperti kontrasepsi oral atau obat-obatan yang dapat menyeimbangkan kadar hormon dapat diresepkan oleh dokter kulit. Selain itu, menjaga kebersihan kulit dan menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai juga dapat membantu mengurangi jerawat hormonal.

Cara Mengatasi Jerawat di Betis

Menjaga Kebersihan Kulit

Pastikan untuk rajin mencuci betis dengan sabun lembut dan air hangat. Membersihkan kulit secara teratur dapat membantu mengurangi risiko jerawat di betis. Gunakan air bersih untuk membersihkan kotoran atau debu yang menempel pada kulit betis. Basuh betis dengan air mengalir hingga bersih.

Gunakan sabun mandi atau sabun cuci piring yang lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit. Hindari sabun yang mengandung alkohol. Gosok betis dengan sabun secara perlahan dan merata. Jangan menggosok terlalu keras untuk menghindari iritasi. Bilas betis dengan air bersih hingga sabun benar-benar terbilas. Pastikan tidak ada sisa sabun.

Keringkan betis dengan lembut menggunakan handuk halus dan bersih. Jangan menggosok keras. Hindari menggunakan alat tajam seperti sikat gigi atau pembersih kulit untuk membersihkan betis. Gunakan tangan saja. Oleskan krim atau losion yang tepat untuk melembabkan kulit betis dan mencegah gatal atau iritasi. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kamu dapat membersihkan betis secara bersih dan menjaga kelembaban serta kesehatan kulit betis.

Gunakan Tabir Surya

Menggunakan tabir surya dapat membantu melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat memperburuk kondisi jerawat di betis. Tabir surya juga dapat membantu memaksimalkan produk pencerah kulit yang digunakan. Tabir surya membantu melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya, seperti UVA dan UVB, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, termasuk penuaan dini, flek hitam, dan bahkan kanker kulit.

Penggunaan tabir surya dapat mencegah kulit dari terbakar akibat paparan sinar matahari, terutama bagi orang dengan kulit yang rentan terbakar. Tabir surya juga membantu menjaga kesehatan kulit wajah dengan melindungi dari efek buruk sinar matahari, seperti penuaan dini, keriput, dan kulit kasar. Dengan mencegah penyerapan sinar UV di kulit, tabir surya dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kanker kulit. Selain itu, tabir surya juga dapat membantu mengurangi warna kulit belang dengan memberikan perlindungan ekstra sehingga kulit tidak perlu menghasilkan melanin lebih banyak.

Perawatan dengan Lidah Buaya

Gel dan lotion lidah buaya dapat memberikan kelegaan pada kulit yang kering dan terbakar sinar matahari. Sensasi dinginnya bisa membuat kulit terasa lebih nyaman. Lidah buaya memiliki efek antibakteri sehingga dapat membantu mencegah bakteri penyebab jerawat di betis. Ini dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan jerawat di betis.

Lidah buaya juga dapat berperan sebagai penghilang jerawat di betis. Kandungan zat aktif dalam lidah buaya dapat membantu mengurangi jerawat dan memudarkan noda bekas jerawat. Selain itu, kandungan senyawa alami dalam lidah buaya bermanfaat untuk meredakan jerawat merah dan bengkak, serta memudarkan noda bekas jerawat. Lidah buaya mengandung zat yang dapat mempercepat pembentukan kolagen, sehingga dapat membantu menghilangkan bekas jerawat di betis dengan lebih baik.

Perawatan Laser

Jika jerawat di betis menjadi masalah yang persisten, kamu juga dapat mempertimbangkan perawatan laser untuk jerawat tersebut. Laser kulit untuk bekas jerawat bekerja dengan dua cara. Pertama, panas dari laser berfungsi untuk menghilangkan lapisan atas kulit di mana bekas luka terbentuk. Namun, keberhasilan perawatan tersebut tergantung pada jaringan parut jerawat yang dimiliki seseorang dan jenis kulitnya.

Perawatan ini juga dapat menyebabkan reaksi pada beberapa orang, terutama bagi orang yang memiliki kulit sensitif. Jika kamu memiliki jerawat aktif, warna kulit lebih gelap, atau kulit keriput, sebaiknya bicarakan terlebih dahulu dengan dokter kulit untuk mengetahui apakah laser wajah adalah tindakan yang tepat.

Peregangan Ringan

Melakukan peregangan ringan pada otot betis juga dapat membantu meredakan pegal dan nyeri pada betis. Peregangan ringan dapat membantu mengatasi jerawat di betis dengan beberapa cara. Peregangan membantu meningkatkan sirkulasi darah dan fleksibilitas otot, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan jerawat.

Selain itu, peregangan juga dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mencegah cedera pada otot serta sendi. Peregangan ringan sebelum dan sesudah berolahraga atau aktivitas fisik lainnya juga dapat membantu mengurangi risiko sakit betis dan cedera pada otot serta sendi. Pastikan untuk melakukan peregangan dengan benar dan tidak memaksakan diri untuk menghindari cedera.

Kompres Es Batu

Balut es batu dengan handuk, kemudian letakkan pada otot betis selama 20 menit dalam beberapa kali sehari. Kompres es batu dapat membantu meredakan peradangan pada jerawat di betis. Suhu dingin dari es batu dapat membantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi pembengkakan serta kemerahan pada jerawat.

Es batu dapat memberikan efek anestesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit pada jerawat di betis. Suhu dinginnya dapat memberikan sensasi mati rasa dan mengurangi ketidaknyamanan. Kompres es batu dapat membantu mengurangi pembengkakan pada jerawat di betis. Suhu dinginnya dapat membantu mengurangi aliran darah ke area tersebut dan mengurangi pembengkakan.

Selain itu, suhu dingin dari es batu dapat membantu mengurangi produksi minyak berlebih pada kulit betis, yang dapat membantu mencegah jerawat baru muncul. Kompres es batu dapat membantu mengencangkan pori-pori kulit betis, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pori-pori dan jerawat. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit jika jerawat di betis menjadi masalah yang serius atau persisten.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading