Fimela.com, Jakarta Hingga saat ini, demam berdarah dengue atau DBD masih menjadi masalah kesehatan serius, khususnya di beberapa tempat di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini, namun seluruhnya belum berjalan efektif dalam mencegah kasus Dengue. Sebagai pelengkap dari program pengendalian Dengue, pemerintah mengimplementasikan intervensi Wolbachia.
Intervensi Wolbachia oleh pemerintah di beberapa tempat menuai sejumlah pro dan kontra dari masyarakat. Namun kini masyarakat tidak perlu khawatir, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menegaskan bahwa risiko intervensi Wolbachia untuk pengendalian Dengue bisa diabaikan. Setelah melalui berbagai rangkaian riset Wolbachia yang panjang di Yogyakarta menghasilkan bukti ilmiah terbaik, di mana upaya ini efektif untuk menekan kasus Dengue hingga 77 persen.
Perlu ditekankan bahwa penanganan demam berdarah bukanlah single strategy, melainkan multisectoral strategy. Hal ini berarti bahwa penanganan demam berdarah tidak hanya di hulu untuk menghilangkan nyamuk atau mengendalikan vektor, tetapi juga diperlukan penguatan kesadaran di dalam komunitas.
Advertisement
Advertisement
Mengenal Wolbachia
Wolbachia merupakan cara untuk melawan virus Dengue yang ada di tubuh nyamuk. Metode ini menggunakan bakteri alami, Wolbachia, yang hidup dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Bakteri ini secara alami bisa ditemukan di 60 persen jenis serangga, di antaranya lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Mekanisme perkembangbiakannya yaitu apabila seekor serangga jantan ber-Wolbachia kawin dengan betina tanpa Wolbachia, maka telur-telur yang dihasilkan tidak akan menetas. Sebaliknya, jika serangga betinanya yang ber-Wolbachia dan yang jantan tidak, maka telur-telur serangga tersebut akan menetas dan semuanya akan mengandung Wolbachia.
Wolbachia ini bukan sebuah rekayasa genetik, tapi merupakan bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga. Ketika bakteri ini dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti akan menghambat atau memblok perkembangan dari virus Denguenya. Sehingga ketika nyamuk ini menggigit manusia, virusnya tidak ikut berpindah ke manusia. Nyamuk ber-Wolbachia tidak berbeda dengan nyamuk yang ada di alam.
Langkah efektif mengendalikan DBD
Prof DR Adi Utarini bersama Dr Riris Andono Ahmad, selaku Guru Besar di Universitas Gadjah Mada sekaligus peneliti dari riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta menyampaikan bahwa intervensi ini aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Bakteri Wolbachia tidak dapat hidup di tubuh manusia sebab merupakan bakteri alamiah pada serangga dan akan mati jika berada di luar tubuh serangga tersebut.
Intervensi Wolbachia dinilai sebagai langkah yang efektif dibandingkan dengan penanganan demam berdarah melalui fogging. Teknologi ini memberikan proteksi komunitas jangka panjang terhadap virus dengue dan tidak akan membuat nyamuk lebih resisten. Kebijakan Kementerian Kesehatan telah didasarkan oleh analisis risiko, bukti ilmiah terbaik, rekomendasi AIPI, dan rekomendasi WHO VCAG.
Guna mencapai keberhasilan program pengendalian Dengue, implementasi intervensi Wolbachia memerlukan dukungan kuat dari para pemangku kepentingan dan penerimaan di masyarakat.
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesNovember