Fimela.com, Jakarta Urgensi terhadap pencegahan kanker serviks kian meningkat, terutama pada anak-anak perempuan usia sekolah dasar. Sampai saat ini, kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi salah satu masalah kesehatan atau penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kanker serviks menduduki urutan kedua sebagai kanker paling berisiko bagi perempuan dengan kasus terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sekitar 36.663 kasus baru atau 9,2 persen dari total kasus kanker di Indonesia tahun 2021.
Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus baru dan angka kematian tertinggi akibat kanker serviks di antara negara-negara di Asia Tenggara, yaitu dengan incidence rate 24,4/100.000 penduduk dan mortality rate 14,4/100.000 penduduk. Sebanyak 95 persen kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang perempuan usia reproduksi.
Kasus kanker serviks sangat sering terlambat diketahui, ketika ditemukan kanker serviks sudah memasuki stadium akhir. Hal ini disebakan karena gejala kanker serviks baru terlihat setelah 20-25 tahun terinfeksi virus HPV. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan skrining kanker serviks menjadi sangat penting dilakukan, sehingga ketika terdeksi adanya lesi pra kanker dapat ditangani sedini mungkin dan tidak semakin parah.
Advertisement
Advertisement
Tantangan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan kanker serviks
dr. Prima Yosephine, MKM, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan menyampaikan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Kementerian Kesehatan yang menyebabkan rendahnya cakupan pencegahan dan vaksinasi HPV, diantaranya:
- Pengetahuan masyarakat yang masih rendah, banyak masyarakat yang belum paham mengenai penyebaran virus HPV dan pentingnya upaya pencegahan kanker serviks.
- Berita-berita bohong yang beredar di masyarakat seperti hoax mengenai vaksinasi HPV yang bisa menyebabkan kemandulan. Hal ini menyebabkan beberapa masyarakat enggan melakukan vaksinasi.
- Daerah-daerah kecil dan terpelosok yang sulit dijangkau untuk dilakukan sosialisasi mengenai kanker serviks.
- Cara menjangkau anak-anak yang tidak bersekolah untuk diberikan vaksinasi secara menyeluruh.
WHO merekomendasikan negara untuk mengintroduksi vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional dan mencapai 90 persen anak perempuan di usia 15 tahun pada tahun 2030. Selain vaksinasi, beragam upaya juga perlu dilakukan untuk mencegah kanker serviks seperti edukasi perilaku hidup sehat dan seks aman, informasi skrining, diagnosis, dan tata laksana kanker serviks.
Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menangani kanker serviks. Vaksin HPV bisa diberikan melalui kombinasi berbagai upaya, seperti berbasis fasilitas kesehatan, sekolah, ataupun kampanye.
Strategi pencegahan kanker serviks
Saat ini, pemerintah tengah mengupayakan perluasan cakupan imunisasi HPV pada anak usia sekolah dasar kelas 5 dan 6 melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksinasi menjadi upaya paling murah dan efektif dalam mencegah kanker serviks. Target utama program imunisasi nasional HPV adalah anak perempuan usia 9-14 tahun, sebab pada usia tersebut kerja vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap kanker serviks paling efektif dan optimal.
Oleh karena itu, kesadaran bagi orangtua untuk memanfaatkan program imunisasi HPV nasional perlu terus diperkuat, guna melindungi anak dari risiko kanker serviks di masa depan. Tak hanya pada anak, imunisasi HPV nyatanya juga penting dilakukan oleh perempuan usia remaja dan dewasa yang belum aktif secara seksual. Sementara bagi perempuan yang sudah menikah atau Wanita Usia Subur (WUS) usia 30-50 tahun, disarankan untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin, untuk mendeteksi infeksi HPV sebagai penyebab utama kanker serviks.
MSD bersama Kementerian Kesehatan Indonesia terus berupaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi seputar imunisasi HPV dan kanker serviks di Indonesia. serta dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama memberikan informasi yang tepat seputar isu kesehatan ini.
Â
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesNovember