Fimela.com, Jakarta Eczema atau eksim adalah kondisi ketika kulit mengalami peradangan yang ditandai dengan munculnya ruam merah di kulit dan terasa gatal. Eksim atau dalam istilah medis disebut dengan dermatitis atopik bisa terjadi pada siapa saja. Namun, eksim lebih sering dialami anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada orang dewasa.
Eksim biasanya ditandai dengan ruam merah, kulit kering, gatal, dan bersisik. Kondisi kulit kering dan bersisik akibat eksim biasanya tidak menimbulkan luka basah, sehingga sering kali disebut dengan eksim kering. Namun, pada kasus serius, kulit akan terasa nyeri saat disentuh atau terdapat lepuhan kecil yang bisa pecah dan mengeluarkan cairan dan membentuk kerak. Kondisi ini sering disebut dengan eksim basah.
Advertisement
Eksim basah sebenarnya bukan jenis penyakit, namun sebuah istilah yang digunakan oleh banyak orang untuk menggambarkan bentuk gangguan pada kulit berupa luka atau koreng yang terlihat basah, berair, atau bahkan mengeluarkan nanah. Sama seperti eksim kering, eksim basah juga sangat mengganggu dan terasa tak nyaman. Namun sebelum mengatasi kamu harus mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Berikut penyebab dan cara mengatasi eksim basah yang terasa mengganggu.
Advertisement
Penyebab Eksim Basah
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh paparan zat atau bahan tertentu yang membuat kulit mengalami iritasi atau alergi.
Dermatitis kontak iritan dapat terjadi pada siapa saja, ketika kulitnya bersentuhan dengan bahan atau zat kimia yang dapat merusak kulit. Sedangkan, dermatitis kontak alergi hanya muncul pada orang yang memiliki alergi terhadap zat atau benda tertentu. Dermatitis kontak dapat membuat kulit kering, gatal, serta muncul bercak kemerahan dan bentol-bentol yang dapat mengeluarkan cairan, darah, atau nanah ketika pecah.
Selain dermatitis kontak, eksim basah juga dapat disebabkan oleh gangguan kulit lain, seperti pompholyx dan dermatitis numularis.
2. Infeksi kulit
Masing-masing jenis infeksi dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, infeksi kulit dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa ruam, gatal, nyeri, muncul bentol atau koreng yang mengeluarkan cairan, hingga kulit kering dan bersisik.
Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit infeksi kulit berdasarkan penyebabnya:
- Infeksi bakteri, misalnya impetigo, abses, furunkulosis, dan karbunkel
- Infeksi virus, misalnya herpes simpleks dan herpes zoster (cacar ular)
- Infeksi jamur kulit
Jika sudah parah, infeksi kulit bisa membuat kulit terkelupas, berubah warna dan terasa sakit, serta bernanah. Apa pun penyebabnya, infeksi kulit yang disertai gejala munculnya koreng, kulit bernanah, atau berdarah adalah kondisi yang perlu segera ditangani.
Jika infeksi kulit tidak diobati dengan tepat, mikroorganisme penyebab infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan menimbulkan komplikasi.
3. Ulkus
Ulkus atau lebih dikenal dengan borok merupakan luka terbuka yang susah sembuh dan kerap kali kambuh. Pada kasus ulkus yang parah, kadang bisa sampai terlihat otot atau bahkan tulang di bagian dasarnya.
Munculnya ulkus di kulit ini bisa disebabkan oleh infeksi, cedera, atau gangguan aliran darah pada kulit. Ulkus kerap dialami oleh orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, aterosklerosis, kelumpuhan, dan varises.
4. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya bekerja melawan kuman penyebab penyakit justru berbalik menyerang sel tubuh yang normal. Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab gangguan autoimun.
Kondisi ini tak hanya dapat menimbulkan eksim basah atau masalah kulit lainnya, tapi juga dapat membuat tubuh terasa lelah, menyebabkan demam, nyeri perut, serta pembengkakan sendi dan kelenjar.
Beberapa contoh penyakit autoimun yang dapat menyerang kulit hingga menyebabkan gejala eksim basah adalah pemfigus vulgaris, pemfigoid bulosa, dan epidermolysis bullosa.
Cara Mengatasi Eksim Basah
1. Hindari menggaruk eksim
Jika digaruk, eksim basah akan semakin parah dan dapat timbul luka. Eksim yang digaruk juga berisiko terinfeksi, sehingga akan lebih sulit diobati.
Perhatikan juga kuku jarimu. Apabila kuku kamu panjang dan tajam, sebaiknya kamu memotong kuku dan membersihkannya agar tidak berpotensi melukai kulit dan menimbulkan infeksi.
2. Bersihkan eksim basah dan kulit di sekitarnya secara rutin
Saat terkena eksim, kulit tetap perlu dibersihkan secara rutin. Caranya adalah dengan mandi air hangat dan menggunakan sabun berbahan lembut agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Pastikan juga sebelum dan setelah membersihkan eksim, kamu mencuci tangan hingga benar-benar bersih.
3. Tutup luka eksim basah
Agar kulit yang terkena eksim basah tidak semakin iritasi atau infeksi, kamu disarankan untuk menutupnya dengan perban. Ganti perban setidaknya 1 kali sehari atau setiap kali perban tampak basah dan kotor.
Saat mengganti perban, kamu bisa memberikan kompres dingin pada eksim basah untuk meringankan gatal.
4. Kenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat
Keringat berlebihan dan udara yang lembab dapat membuat eksim basah menjadi gatal dan iritasi. Oleh karena itu, kenakanlah pakaian yang nyaman dan dapat menyerap keringat.
5. Hindari faktor pencetus alergi
Jika eksim basah muncul akibat reaksi alergi atau iritasi, maka kamu perlu mencari tahu apa faktor pencetusnya dan sebisa mungkin menghindarinya. Hal ini guna menghindari kekambuhan gejala dan mencegah eksim bertambah parah.
Jika eksim basah yang kamu alami tak kunjung mereda atau justru semakin memburuk, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar segera diketahui penyebabnya secara pasti dan bisa diatasi dengan segera. Semoga membantu ya, Sahabat Fimela.