Sukses

Health

Penyebab IUFD atau Kematian Janin dalam Kandungan yang Harus Dipahami

Fimela.com, Jakarta Intrauterine fetal death atau IUFD adalah kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu. Setiap dokter mungkin memiliki kriteria usia janin yang berbeda dalam menentukan klasifikasi IUFD. Namun, biasanya janin dikatakan mengalami IUFD pada rentan usia 20−37 minggu. Selain itu, kriteria lain untuk menyatakan IUFD adalah bobot janin yang meninggal dalam kandungan sudah lebih dari 350 gram.

Namun IUFD berbeda dengan keguguran. Letak perbedaannya adalah pada usia kematian janin. Wanita dikatakan mengalami keguguran jika kematian janin terjadi saat usia kandungan kurang dari 20 minggu.

Beberapa kasus IUFD tidak bisa dicegah, namun bisa dikurangi risikonya dengan memerhatikan faktor penyebab dan melakukan langkah pencegahan yang tepat. Berikut penyebab IUFD yang harus diketahui dan dicegah.

Penyebab IUFD

1. Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik

Gangguan pada plasenta dapat membuat pasokan nutrisi yang dibutuhkan janin dalam kandungan, seperti aliran darah dan oksigen, menjadi berkurang. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan janin (intrauterine growth restriction/ IUGR) dan memicu terjadinya IUFD.

2. Kelainan genetik

Dugaan penyebab IUFD selanjutnya adalah cacat genetik atau kelainan kromosom. Kondisi ini menyebabkan organ vital janin, seperti otak dan jantung, tidak berkembang dengan baik sehingga memicu terjadinya IUFD.

3. Perdarahan

Perdarahan berat yang terjadi di trimester akhir bisa juga menjadi penyebab janin mati dalam kandungan. Ini bisa terjadi ketika plasenta sudah mulai terpisah (meluruh) dari rahim sebelum memasuki masa persalinan. Kondisi ini disebut abrupsi plasenta (placental abruption).

4. Kondisi medis tertentu yang diderita ibu

Penyakit diabetes, hipertensi, gangguan imunitas tubuh, kurang gizi, dan infeksi bakteri Streptokokus grup B, listeriosis, toksoplasmosis, atau rubella berisiko menyebabkan janin mati dalam kandungan.

Begitu juga dengan infeksi lainnya, seperti malaria, sifilis, dan HIV. Preeklamsia juga dapat mengurangi aliran darah ke janin melalui plasenta sehingga memicu terjadinya IUFD.

5. Usia dan pola hidup yang buruk

Faktor lain yang meningkatkan risiko IUFD adalah terkait usia. Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun lebih rentan mengalami IUFD.

Selain usia, obesitas dan pola hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi minuman beralkohol atau merokok saat hamil juga dapat memicu terjadinya IUFD.

Beberapa ahli juga mengemukakan bahwa janin lahir mati atau janin meninggal dalam kandungan sering kali disebabkan oleh kombinasi dari sejumlah faktor di atas, seperti gangguan plasenta, kesehatan ibu, dan pola hidup yang buruk.

Pencegahan IUFD

Meski tidak semua kasus IUFD bisa dicegah, ibu hamil bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi risikonya, yaitu:

  • Berhenti merokok.
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya.
  • Menghindari tidur dengan posisi terlentang saat usia kehamilan memasuki 28 minggu atau lebih.
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan atau bidan secara rutin untuk memantau kesehatan ia dan janin

Bagi ibu hamil yang berisiko mengalami IUFD, disarankan untuk beronsultasi ke dokter kandungan. Begitu pula jika mendapati tanda-tanda yang tidak biasa, misalnya intensitas gerakan janin menurun, segera temui dokter agar mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading