Fimela.com, Jakarta Seperti yang kita ketahui bahwa memiliki berat badan yang ideal menjadi sebuah keinginan semua orang. Dengan berat badan yang ideal ini hidup terasa dipermudah karena dapat melakukan aktivitas yang disukainya secara gampang dan bebas. Selain itu, kesehatan tubuh yang baik juga akan membuat tampil lebih segar. Maka, metode yang digunakan untuk menurunkan berat badan adalah diet.
Saat ini diet sendiri memiliki beraneka ragam jenis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tubuh seseorang. Karena jenisnya yang banyak, menjalani diet juga akan terlihat perbedaannya pada diri seseorang. Kebanyakan, orang-orang memilih cara diet yang cepat dan tidak akan menyiksa tubuh. Salah satu diet yang dinilai memberikan hal tersebut bernama Diet Enak Bahagia dan Menyenangkan atau yang memiliki kependekan diet DEBM.
Sesuai dengan namanya, diet ini dipopulerkan oleh Robert Hendrick Liembono pada tahun 2018. Dalam bukunya ia bercerita bahwa melalui metode diet DEBM dia bisa menurunkan berat badan tanpa harus tersiksa. Protein tinggi yang dapat dijumpai menjadi sumber nutrisi utama. Dia juga menciptakan aturan sarapan, makan siang, makan malam, hingga cemilan melalui diet DEBM ini. Melalui diet DEBM ini juga, ia sempat memenangkan TikTok Awards dalam kategori Lifestyle.
Advertisement
Mengejutkannya, ternyata Robert bukanlah seorang ahli gizi. Namun dia bisa menciptakan diet baru yang satu ini. Dan pada buku yang dia tulis dia juga menyebutkan efek samping dari diet DEBM yang dia ciptakan, salah satunya adalah intensitas berkeringat yang begitu sering. Namun tetap saja banyak yang memilih diet DEBM sebagai metode diet yang dianggap ideal.
Mungkin untuk sebagian orang akan khawatir untuk menjalankan diet ini. Apa saja fakta seputar diet DEBM serta bagaimana pandangan ahli gizi terhadap diet DEBM yang sedang populer ini? Apakah diet DEBM ini termasuk diet yang dapat dilakukan dalam waktu yang jangka panjang serta memiliki efek samping yang sedikit? Berikut pemaparannya.
Advertisement
Sekilas informasi tentang Diet DEBM
Mengutip dari berbagai sumber, Diet DEBM memiliki kepanjangan yaitu Diet Enak Bahagia Menyenangkan dicetuskan oleh Robert Hendrick Liembono. Diet DEBM ini menjadi salah satu diet yang digemari masyarakat karena dapat dijalankan dengan cara yang ‘tidak menyiksa’ serta hasil yang didapatkan juga dapat menunjang tubuh.
Berbeda dengan jenis diet lain, diet DEBM lebih sering menggunakan protein sebagai konsumsi makan daripada karbohidrat. Artinya DEBM berfungsi ini mengurangi karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh. Protein yang digunakan dalam diet DEBM ini umumnya protein hewani mulai dari ayam, daging merah, hingga hewan laut seperti ikan, udang, dan jenis hewan laut lainnya.
Selain itu bahan makanan yang digunakan juga digantikan dengan bahan alternatif. Yang umumnya menggunakan beras putih dapat menggunakan beras merah, kentang, dan ubi. Perubahan makanan signifikan juga terjadi pada konsumsi buah-buahan. Pada diet DEBM misalnya, buah yang direkomendasikan adalah alpukat, pir, stroberi, hingga apel. Dan untuk protein sendiri juga tidak diperbolehkan mengkonsumsi tempe dan tahu.
Pandangan ahli gizi mengenai Diet DEBM: Apakah diet DEBM dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang?
Diet yang baik adalah diet yang melibatkan seluruh kandungan gizi lengkap pada tubuh termasuk karbohidrat. Selain itu diet yang baik jugalah diet yang dapat dilakukan dalam waktu jangka panjang dan juga dapat diterapkan kembali atas kecocokannya pada tubuh.
Dr. James Hill salah seorang ahli gizi mengatakan pandangan yang dilansir melalui Web MD mengatakan diet yang rendah karbohidrat termasuk DEBM ini tidak dapat dilakukan dalam jangka panjang karena dapat merusak ginjal. Kita ketahui fokus nutrisi utama pada diet DEBM merupakan protein tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ginjal pada tubuh akan bekerja dengan keras untuk memprosesnya. Namun jika diet DEBM dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, dampak berbahayanya akan mudah diminimalisir.
Hal serupa juga disebutkan oleh dr. Christopher Adrian, M.Gizi, Sp.GK dalam wawancara bersama Femaledailynetwork. Ia menyebutkan diet dalam jangka waktu panjang tidak hanya dapat menurunkan berat badan secara cepat saja tetapi juga kesehatan tubuh yang tetap terjaga. Dan untuk menegaskan hal yang telah disebutkan sebelumnya yakni mengonsumsi protein hewani dalam jumlah yang banyak akan memberikan efek negatif pada tubuh termasuk penyakit jantung dan batu empedu. Ditambah, jika seseorang memiliki riwayat kolesterol tinggi maka diet DEBM ini tidak direkomendasikan untuk dilakukan.
Untuk mendapatkan hasil diet yang lebih baik dan tentunya lebih aman, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu untuk mengetahui jenis diet apa yang aman untuk tubuh.
Advertisement
Tips diet sehat dengan DEBM
Panduan diet DEBM yang dilansir melalui Halodoc memberikan tips diet sehat DEBM mengenai anjuran aturan makan yang bisa diikuti berikut ini:
Sarapan pagi
Sarapan pagi menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan saat diet DEBM. Sarapan yang dikonsumsi juga harus yang mengandung karbohidrat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Oleh karena itu, konsumsilah makanan tinggi protein dan serat seperti telur, alpukat, susu protein, daging, kacang almond, keju, wortel, buncis, yogurt, tomat, dan jamur.
Makan siang
Saat makan siang, kamu dapat mengganti karbohidrat dengan sayuran seperti sayuran hijau, buncis, dan wortel. Jika kamu baru memulai diet seperti ini, sebaiknya kamu juga mengonsumsi setengah porsi nasi saja. Selain sayur, konsumsi juga protein hewani lain seperti telur rebus, keju, atau susu protein dapat menjaga nafsu makan agar terkendali. Metode memasaknya dapat dilakukan dengan cara menggoreng dan menggunakan garam namun tetap untuk tidak menggunakan gula.
Makan malam
Pada diet DEBM juga disarankan untuk makan malam dengan waktu maksimal 18.30. Jenis menunya juga sama seperti makan siang yaitu mengganti karbohidrat dengan sayuran lain seperti buncis dan wortel. Jika kamu makan di atas jam 18,30, sebaiknya kamu makan makanan seperti alpukat, keju, daging, hingga telur.
Penulis: Tisha Sekar Aji
Hashtag: #Breaking Boundaries