Sukses

Health

Mengenal Katapleksi, Kelumpuhan Akibat Emosi Kuat yang Menyebabkan Komplikasi

Fimela.com, Jakarta Katapleksi merupakan kondisi ketika otot tiba-tiba terasa lemas atau melemah secara signifikan secara mendadak. Seseorang dapat mengalami katapleksi ketika tengah merasakan emosi atau sensasi emosional yang kuat. Emosi ini bisa berupa menangis, tertawa, atau merasa marah. 

Katapleksi adalah kondisi yang dikaitkan dengan narkolepsi, yaitu kondisi neurologis yang menyebabkan rasa kantuk yang ekstrem di siang hari. Kamu juga dapat mengalami episode tertidur yang tidak terduga, bahkan di tengah percakapan atau di tengah aktivitas.

Tidak bisa diremehkan, katapleksi dapat menyebabkan komplikasi jika kamu tiba-tiba kehilangan kendali otot di waktu yang salah, seperti saat rapat penting, saat menghabiskan waktu bersama orang terdekat, atau saat sedang mengemudi.

Untuk lebih jelasnya, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas informasi seputar katapleksi beserta gejala dan penyebabnya. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

Penyebab Katapleksi

Jika kamu menderita narkolepsi dengan katapleksi, maka otak tidak memiliki cukup hipokretin (orexin). Pasalnya, zat kimia otak ini berfungsi untuk menjaga dan mengontrol siklus tidur rapid eye movement (REM). Bagian lain dari otak yang mengontrol siklus tidur juga dianggap berperan dalam menyebabkan narkolepsi dengan katapleksi.

Kebanyakan narkolepsi bukan kondisi turunan. Namun, sebanyak 10 persen pengidap narkolepsi dan katapleksi memiliki kerabat dekat yang menunjukkan gejala yang sama.

Faktor risiko lain dan penyebab narkolepsi dengan katapleksi adalah:

  • Cedera kepala atau otak traumatis.
  • Tumor atau pertumbuhan di dekat area otak yang mengontrol tidur.
  • Kondisi autoimun, yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel otak yang mengandung hypocretin.
  • Infeksi, seperti flu babi (virus h1n1), serta disuntik dengan vaksin untuk virus h1n1.

Jika kamu menderita narkolepsi, maka kemungkinan kamu akan mengalami episode katapleksi dalam jangka waktu tertentu. Tetapi tidak semua orang dengan narkolepsi mengalami katapleksi sebagai gejala.

Gejala Katapleksi

Berbicara mengenai gejala katapleksi, tiap orang bisa jadi gejalanya berbeda-beda. Namun, umumnya kebanyakan orang mulai mengalami gejalanya saat remaja atau dewasa. Ini biasanya akan muncul ketika kamu memasuki usia menginjak pendidikan perkuliahan, dunia kerja, atau lingkungan baru yang berpotensi membuat stres.

Adapun beberapa kemungkinan gejala episode katapleksi yang patut diwaspadai diantaranya: 

  • Kelopak mata terkulai.
  • Rahang jatuh.
  • Kepala jatuh ke samping karena kelemahan otot leher.
  • Berbagai otot di sekitar tubuh berkedut tanpa penyebab yang jelas.

Katapleksi adalah kondisi yang sering disalahartikan sebagai kejang ketika menjadi parah. Tetapi tidak seperti kejang, kamu kemungkinan akan tetap sadar dan mengingat semua yang terjadi ketika suatu episode terjadi. Episode Cataplex juga bervariasi panjangnya. Mereka mungkin berlangsung hanya beberapa detik atau berlangsung hingga beberapa menit.

Katapleksi adalah salah satu gejala pertama yang terlihat pada orang yang menderita narkolepsi. Ini sering muncul sebagai kelainan otot kecil, seperti kelopak mata yang terkulai atau kepala yang menunduk sebentar karena otot leher melemah. Akibatnya, kamu mungkin tidak menyadari bahwa sedang mengidap katapleksi atau narkolepsi.

Pengobatan Katapleksi

Cara mengobati katapleksi dan narkolepsi bisa dimulai dengan perubahan gaya hidup. Obat-obatan tidak akan menyembuhkan narkolepsi atau katapleksi, tetapi mereka dapat membantu mengelola gejala yang kamu alami. 

Adapun beberapa obat umum untuk katapleksi adalah (dengan atau tanpa narkolepsi) diantaranya:

  • Antidepresan trisiklik, seperti clomipramine (Anafranil).
  • Selective serotonin uptake reinhibitors (SSRI), jenis antidepresan lain, seperti fluoxetine (Prozac) atau venlafaxine (Effexor XR).
  • Sodium oxybate (Xyrem), yang dapat membantu mengatasi katapleksi dan kantuk di siang hari.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati narkolepsi dengan katapleksi meliputi:

  • Modafinil (Provigil), yang mengurangi kantuk dan dapat membantu kamu merasa lebih waspada.
  • Stimulan yang menyerupai amfetamin, yang membuat kamu tetap waspada.

Perlu diingat, beberapa obat ini dapat memiliki efek samping yang mengganggu, termasuk kegugupan, irama jantung yang tidak normal, dan perubahan suasana hati. Mereka juga memiliki risiko meningkatkan kecanduan. Bicaralah dengan dokter tentang obat-obatan ini sebelum meminumnya jika kamu khawatir tentang efek sampingnya.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading