Fimela.com, Jakarta Pendarahan otak disebut juga pendarahan intrakranial, atau pendarahan intraserebral yang menyumbang sekitar 13 persen dari stroke. Banyak yang belum mengetahui bahwa pendarahan otak merupakan tipe stroke yang disebabkan oleh pecahnya arteri dari dalam otak sehingga mengakibatkan terjadinya pendarahan lokal pada jaringan di sekelilingnya.
Pendarahan yang dapat terjadi di dalam otak biasanya terjadi antara otak dan selaput-selaput yang menutupinya, antara lapisan-lapisan dari penutup otak, maupun antara tengkorak dan penutup dari otak. Awal mula pendarahan biasanya disebabkan karena terjadinya cedera kepala, meliputi cedera kepala ringan (CKR), cedera kepala sedang (CKS) dan cedera kepala berat (CKB). Selain itu, tekanan darah tinggi yang terjadi selama bertahun-tahun dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah.
Advertisement
BACA JUGA
Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan otak. Selain tekanan darah tinggi, masih ada beberapa penyebab pendarahan otak yang perlu diketahui.
Untuk itu, berikut Fimela.com telah merangkum 7 penyebab pendarahan otak beserta gejalanya. Dilansir dari beragam Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Penyebab Pendarahan Otak
Pendarahan otak dapat disebabkan berbagai hal dan yang paling umum meliputi:
- Trauma kepala: Cedera adalah penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
- Tekanan darah tinggi: Kondisi kronis ini dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
- Aneurisma: Ini adalah melemahnya dinding pembuluh darah yang membengkak. Itu bisa pecah dan berdarah ke otak, menyebabkan stroke.
- Kelainan pembuluh darah (malformasi arteriovenosa): Ini adalah kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak. Kondisi ini mungkin muncul saat lahir dan didiagnosis hanya jika gejalanya berkembang.
- Angiopati amiloid: Ini merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi. Ini dapat menyebabkan banyak pendarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan pendarahan besar.
- Gangguan darah: Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah. Obat pengencer darah dapat menjadi faktor risiko.
- Penyakit hati: Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
Gejala Pendarahan Otak
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam tergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan pendarahan, dan jumlah jaringan yang terkena. Gejala pendarahan otak cenderung berkembang secara tiba-tiba dan bisa semakin memburuk. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Sakit kepala parah yang tiba-tiba.
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya.
- Kelemahan pada lengan atau kaki.
- Mual atau muntah.
- Kewaspadaan berkurang dan badan terasa lesu.
- Perubahan penglihatan.
- Kesemutan atau mati rasa.
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
- Kesulitan menelan.
- Kesulitan menulis atau membaca.
- Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan.
- Kehilangan koordinasi.
- Kehilangan keseimbangan.
- Indera perasa yang tidak normal.
- Hilang kesadaran.
Advertisement
Penanganan yang Tepat untuk Mengatasi Pendarahan Otak
Pendarahan otak bisa ditangani dengan beragam tindakan pengobatan. Berikut beberapa cara mengatasi pendarahan otak, yaitu:
1. Perawatan Medis
Cara mengatasi pendarahan otak yang pertama dengan melakukan perawatan medis. Pasien dengan pendarahan otak biasanya dirawat di unit stroke atau ICU agar mendapat pengawasan secara intensif.
Beberapa pengobatan yang akan dilakukan dokter yakni pemberian obat-obatan untuk mengurangi penggumpalan darah, pengontrolan tekanan darah, memantau tekanan pada tengkorak kepala, pemasangan keteter dan penanganan hyperventilation.
2. Tindakan Operasi
Cara mengatasi pendarahan otak berikutnya dengan menempuh jalan operasi. Tujuan dari operasi untuk menghilangkan penggumpalan darah sebanyak mungkin, serta mengurangi pendarahan. Ada dua pilihan metode operasi yakni kraniotomi dan stereotactic clot aspiration.
3. Obat-obatan
Terakait penanganan lebih lanjut, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan. Tujuannya untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang dan mengurangi rasa sakit serta membantu pasien yang mengalami kesulitan menelan.Perawatan selanjutnya yang bisa dilakukan bergantung pada gejala yang dirasakan bisa berupa perawatan terapi fisik maupun terapi bicara.