Fimela.com, Jakarta Baru saja melahirkan seorang anak pasti menjadi hal yang sangat membahagiakan, terlebih bagi para ibu. Namun, kebagiaan itu mungkin akan sirna akibat penyakit mastitis. Penyakit ini paling sering dialami perempuan yang sedang menyusui, biasanya pada minggu pertama setelah melahirkan.
Penyakit ini dapat membuat para ibu merasa tersiksa dan tidak nyaman. Selain itu, mereka mungkin tidak dapat memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya.
Advertisement
BACA JUGA
Mastitis atau radang kelenjar susu merupakan suatu keadaan di mana jaringan dalam payudara terinfeksi oleh bakteri. Akibatnya, payudara akan membengkak dan terasa nyeri. Selain itu, payudara akan berubah warna menjadi kemerahan dan terasa hangat ketika kamu menyentuhnya. Ketika kamu mengalami hal ini, kamu juga mungkin akan mengalami demam dan menggigil.
Untuk lebih jelasnya, berikut Fimela.com akan mengulas penyebab radang kelenjar susu beserta cara pengobatannya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Penyebab Radang Kelenjar Susu
Penyakit mastitis atau radang kelenjar susu dapat timbul akibat payudara terinfeksi oleh bakteri. Bagaimana bisa bakteri menginfeksi payudara ? Berikut beberapa penyebabnya:
- Puting pada payudara retak. Hal ini dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar. Akibatnya puting robek dan retak. Bakteri menjadi lebih mudah untuk memasuki payudara. Bakteri akan berkembang biak di dalam payudara dan hal inilah yang menyebabkan infeksi.
- Payudara tersentuh oleh kulit yang memang mengandung bakteri atau dari mulut bayi yang sedang disusui. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam payudara melalui lubang saluran susu.
- Selain itu, ada beberapa hal lain yang turut meningkatkan risiko dari penyakit ini, seperti:
- Pernah mengalami penyakit mastitis sebelumnya.
- Memiliki penyakit anemia di mana penyakit ini dapat menurunkan daya tahan tubuhmu terhadap serangan infeksi, salah satunya penyakit mastitis.
- Tidak dapat mengeluarkan semua susu ketika menyusui. Hal ini dapat membuat payudara terisi penuh oleh susu dan menyebabkan saluran susu dalam payudara tersumbat. Hal ini akan membuat ukuran dari payudara membesar dan lebih rentan terinfeksi oleh bakteri.
Gejala Radang Kelenjar Susu
Dari kebanyakan kasus, orang yang mengalami penyakit ini terlebih dahulu mengalami gejala seperti flu. Kamu akan mengalami hal ini selama beberapa jam sebelum akhirnya kamu menyadari bahwa payudara memerah dan terasa sakit. Kamu juga mungkin akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini yang sekaligus menjadi pertanda dan gejala dari penyakit mastitis:
- Payudara membengkak
- Demam hingga 38,3 derajat Celcius (101 derajat Fahrenheit)
- Tubuh terasa nyeri dan menggigil
- Payudara terasa hangat saat disentuh
- Payudara seperti terbakar saat menyusui
- Kelenjar getah bening yang terletak di ketiak sebelah payudara yang terinfeksi terasa sakit
- Detak jantung lebih cepat
Apabila kamu mengalami tanda dan gejala seperti di atas, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Advertisement
Cara Pengobatan Radang Kelenjar Susu
Untuk memberikan kepastian kepada kamu apakah kamu mengalami penyakit mastitis atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Dokter akan memberikan pertanyaan kepada kamu mengenai apa saja yang dirasakan, khususnya pada daerah di payudara. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, misalnya dengan melihat kondisi dari payudara, apakah warna payudara memerah atau tidak, puting kamu retak atau tidak, dan lain sebagainya. Jika kamu mengalami semua hal-hal yang telah diperiksa oleh dokter, kamu mungkin akan dirujuk untuk melakukan diagnostik mammogram dan biopsi untuk memeriksa apakah ada nanah (abses) dalam payudara.
Bila hasil dari semua pemeriksaan menunjukkan bahwa kamu positif mengalami penyakit mastitis atau radang kelenjar susu, dokter pasti langsung merujuk kamu untuk melakukan pengobatan. Biasanya dokter akan memberikan resep obat terlebih dahulu. Berikut beberapa pilihan jenis obat yang biasa digunakan untuk menangani penyakit ini:
1. Antibiotik
Antibiotik biasanya efektif dalam mengobati penyakit ini. Jika dokter memberi resep antibiotik, konsumsilah obat itu sesuai dengan resep dan arahan yang diberikan oleh dokter. Biasanya pengobatan ini dilakukan selama 10 hingga 14 hari. Kamu mungkin akan merasa lebih baik dalam kurun waktu 24 sampai 48 jam setelah meminum obat.
Namun, pengobatan dengan antibiotik harus kamu lakukan dengan teratur. Meskipun sedang melakukan pengobatan dengan menggunakan antibiotik, kamu tetap diperbolehkan untuk menyusui. Hal ini tidak akan berbahaya bagi bayi. Bila jenis pengobatan ini tidak memberikan dampak yang berarti bagi tubuh, biasanya dokter akan mengambil sampel dari air susu dan kemudian diuji di laboratorium.
2. Obat penghilang nyeri
Jenis obat ini biasanya juga diresepkan oleh dokter. Obat ini dapat meminimalisir rasa nyeri pada payudara. Beberapa jenis obat penghilang nyeri yang biasanya digunakan adalah acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen (Advil, Motrin IB).
Selain dengan menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit ini, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti di bawah ini yang mungkin dapat membantu proses penyembuhan:
- Banyak beristirahat.
- Minum banyak cairan yang mungkin dapat melawan infeksi bakteri.
- Mengenakan bra yang mendukung payudara. Jangan mengenakan bra yang terlalu ketat atau kendor. Pastikan ukuran bra sesuai dengan ukuran payudara.
- Mengompres payudara yang sakit dengan menggunakan kain hangat.
- Menggunakan kedua payudara secara bergantian ketika menyusui.
- Memastikan payudara mengeluarkan semua susu ketika menyusui. Sebab, susu yang tersisa dalam payudara dapat mengendap dan menyebabkan pembengkakan payudara. Kamu dapat memijat bagian payudara dengan menggunakan tangan. Hal ini dapat meningkatkan aliran susu.
- Ketika menyusui, pastikan bayi dalam posisi yang benar. Dengan begitu, kamu dapat menghindari risiko puting robek atau retak.