Fimela.com, Jakarta Penyebab bayi kuning mungkin masih belum dikenali beberapa orang tua, sehingga membuat banyak orangtua merasa panik. Penyakit kuning atau dalam bahasa medis disebut dengan jaundice yang merupakan perubahan warna pada kulit dan mata bayi yang baru lahir menjadi kuning.
Penyakit kuning biasa terjadi pada bayi yang baru lahir, terutama pada bayi prematur dan bayi yang mengalami ketidakcukupan cairan. Kebanyakan kasus bayi kuning setelah lahir ini bisa hilang dengan sendirinya sejalan dengan organ hati bayi yang semakin matang dan bayi mulai makan.
Penyebab bayi kuning adalah darah bayi mengalami kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning pada sel darah merah. Bilirubin merupakan produk sampingan yang dibuat ditubuh memecah sel darah merah yang sudah tua. Bilirubin akan dihilangkan dari darah oleh hati dan pada akhirnya akan dikeluarkan tubuh saat buang air besar.
Advertisement
BACA JUGA
Penyebab bayi kuning bisa terjadi karena organ hati pada bayi baru lahir masih belum sempurna, sehingga membutuhkan waktu untuk mengeluarkan bilirubin tersebut. Akibatnya, bilirubin ini menumpuk dalam darah dan menyebabkan warna kuning pada permukaan kulit bayi.
Untuk lebih jelasnya, berikut Fimela.com akan mengulas penyebab bayi kuning beserta gejala dan cara mengatasinya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Gejala Bayi Kuning
Sebelum mengenali penyebab bayi kuning, kamu mungkin perlu mengetahui gejelanya terlebih dahulu. Kulit dan bagian putih mata yang menguning merupakan tanda utama penyakit kuning pada bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara hari kedua dan keempat setelah lahir. Kadar bilirubin biasanya memuncak antara 3 hingga 7 hari setelah lahir. Kondisi ini biasanya dimulai di kepala dan menyebar ke dada, perut, lengan, dan kaki.
Untuk memeriksa penyakit kuning pada bayi, tekan lembut pada dahi atau hidung bayi. Jika kulit terlihat kuning di tempat menekan, kemungkinan bayi memiliki penyakit kuning ringan. Jika bayi tidak memiliki penyakit kuning, warna kulit seharusnya terlihat sedikit lebih terang dari warna normal sejenak.
Gejala penyakit kuning bayi juga dapat meliputi kantuk, tinja pucat, dan urin gelap. Gejala penyakit kuning bayi yang parah meliputi perut atau tungkai kuning, kantuk, ketidakmampuan untuk menambah berat badan, nafsu makan yang buruk, dan lebih sensitif.
Penyebab Bayi Kuning
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab bayi kuning adalah kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen kuning sel darah merah. Bilirubin adalah produk limbah, diproduksi ketika sel darah merah dipecah. Biasanya zat ini akan rusak di hati dan dikeluarkan dari tubuh di tinja.
Bayi yang masih di dalam kandungan memiliki hemoglobin yang berbeda. Saat lahir, hemoglobin ini dipecah dengan cepat, menghasilkan kadar bilirubin yang lebih tinggi. Bilirubin harus disaring keluar dari aliran darah oleh hati dan dikirim ke usus untuk diekskresi.
Namun, pada bayi, hati belum sepenuhnya berkembang dan tidak dapat menyaring bilirubin secepat yang diproduksi. Ini yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata. Penyakit kuning karena kondisi bayi baru lahir yang normal ini disebut penyakit kuning fisiologis, dan biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga kelahiran.
Penyebab bayi kuning bisa dipicu oleh suatu gangguan yang mendasarinya. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk melihat apakah penyebab bayi kuning adalah kondisi yang mendasarinya. Beberapa kasus penyebab bayi kuning yang parah terkait dengan gangguan atau penyakit yang mendasarinya.
Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab bayi kuning:
- Pendarahan internal
- Infeksi dalam darah bayi
- Kerusakan hati
- Kekurangan enzim
- Kelainan sel darah merah bayi
- Saluran empedu atau usus tersumbat
- Hipotiroidisme - kelenjar tiroid yang kurang aktif
- Hepatitis - peradangan hati
- Hipoksia - kadar oksigen rendah
- Beberapa infeksi, termasuk sifilis dan rubela
Advertisement
Pencegahan Bayi Kuning
Cara terbaik untuk mencegah penyebab bayi kuning ini adalah memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang baik. Menurut Mayo Clinic, saat minggu pertama kehidupan, bayi yang diberi ASI harus disusui 8-12 kali sehari, sedangkan bayi yang diberi susu formula harus diberi 1-2 ons susu formula setiap 2-3 jam.
Tidak ada cara nyata untuk mencegah penyakit kuning pada bayi. Selama kehamilan, ibu dapat melakukan tes golongan darah. Pantau bayi dengan hati-hati lima hari pertama kehidupan untuk gejala penyakit kuning, seperti kulit dan mata menguning.
Cara Mengatasi Bayi Kuning
Kebanyakan bayi kuning fisiologis tidak perlu terapi dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, apabila bayi kuning menyebar ke bagian dada atau perut, dokter spesialis anak akan melakukan pengecekan pada kadar bilirubin bayi. Keputusan untuk sampai dilakukan terapi, berdasarkan pada kadar bilirubin dan maturitas bayi. Keputusan ini sebaiknya dibuat dengan bantuan dokter spesialis anak.
Tak hanya itu, pemberian minum ASI juga harus dilakukan sesering mungkin (antara 8-12 kali sehari). Hal ini akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin dari tubuh dan mencegahnya mengalami dehidrasi. Bila bayi belum dapat minum ASI, berikan saja susu formula sebanyak 30-60 mililiter setiap 2-3 jam untuk minggu pertama.
Jika kondisi bayi kuning lebih berat, maka bayi mungkin membutuhakn terapi lainnya seperti fototerapi. Jenis terapi ini menggunakan cahaya untuk memecegah bilirubin pada tubuh bayi. Melalui fototerapi ini, bayi diletakkan pada tempat tidur khusus di bawah cahaya spectrum biru menggunakan popok saja dan mengenakan kacamata pelindung khusus. Selimut khusus mungkin juga diletakkan di bawah bayi.
Biasanya fototerapi membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan bayi prematur mungkin membutuhkan terapi lebih agresif lagi dibandingkan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi dengan sakit kuning saat lahir memang terlihat mengkhawatirkan, karena dari segi fisiknya, kulit tubuhnya akan menjadi berwarna kuning. Namun bila menemukan anak yang terkena sakit kuning, segerlah untuk berkonsultasi apa yang perlu diketahui dan lakukan dengan dokter spesialis anak.