Fimela.com, Jakarta Ketika seseorang memutuskan untuk menjalani diet, tujuannya biasanya adalah untuk mencapai kesehatan yang lebih baik, menurunkan berat badan, atau meningkatkan kondisi fisiknya. Namun, terdapat aspek yang sering sekali diabaikan yaitu berkonsultasi dengan seorang dokter gizi.
Faktanya diet tanpa pengawasan dokter gizi dapat menimbulkan risiko kesehatan dan dapat menimbulkan dampak negatif diujung program diet. Hal ini dikarenakan banyak sekali program diet, tanpa adanya direksi yang detail. Menambahkan setiap orang memiliki pola ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Dengan menggunakan bantuan dari dokter gizi orang yang tengah melakukan diet akan mengetahui pola diet dan asupan gizi apa yang tepat untuk tubuhnya.
Dilansir oleh Lindenercenterofhope.com mengungkapkan bahwa diet agresif dapat menurunkan metabolisme dasar seseorang. Berarti seorang akan membakar sedikit lemak pada saat istirahat sehingga kebutuhan hariannya jauh lebih rendah untuk mempertahankan berat badan yang dicapai setelah diet selesai. Bahkan diet yang tidak menggunakan bantuan dari dokter gizi terkadang tidak akan membuahkan hasil yang permanen.
Advertisement
Contohnya seseorang melakukan diet ekstrim selama sebulan dan ia berhasil menurunkan 15 kilo dalam sebulan. Jika ia memutuskan untuk berhenti melakukan diet tersebut, biasanya berat badan tersebut akan timbul kembali atau istilahnya tidak akan bertahan lama.
Bukan hanya itu, Doctena.com mengungkapkan terdapat 4 permasalhan utama jika diet tidak dilakukan dengan benar dan tanpa pengawasan ahli gizi.
Advertisement
Berikut adalah Dampaknya
Metabolisme Melambat
Ketika kamu mengurangi asupan makanan, tubuh menerima jumlah kalori yang lebih sedikit, yang merupakan sumber energi penting yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi vital tubuh. Inilah yang terjadi selama proses diet. Penurunan asupan kalori mengakibatkan perlambatan metabolisme tubuh.
Namun, seiring berjalannya waktu, penurunan berat badan akan mencapai titik stabil karena metabolisme internal akan menyesuaikan diri dengan asupan kalori yang lebih rendah. Meskipun mungkin telah mencoba membatasi kalori lebih drastis dan meningkatkan aktivitas fisik, seringkali hasilnya tidak sesuai harapan. Akibatnya, mungkin merasa frustasi dan kemungkinan besar akan kembali ke pola makan sebelumnya.
Mempengaruhi Kesehatan Tubuh
Selain menyebabkan penurunan laju metabolisme, melakukan diet tanpa pengawasan juga dapat memberikan tekanan pada jantung. Isadore Rosenfeld, seorang profesor kedokteran klinis di Weill Cornell Medical College di New York City, menyoroti dalam laporan CNN Health pada bulan April 2010 bahwa diet meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
Selain itu, siklus penurunan dan kenaikan berat badan yang berulang-ulang, yang sering disebut sebagai diet yo-yo, telah terbukti merusak pembuluh darah dan mendorong perkembangan aterosklerosis dan berbagai bentuk penyakit jantung lainnya.
Selalu Diperhatikan
Nutrisi Tidak Seimbang
Ketika memulai diet dan secara drastis mengurangi asupan kalori harian, ini bisa mengakibatkan kekurangan nutrisi yang pada gilirannya dapat menyebabkan beragam efek samping. Contohnya, jika kamu memutuskan untuk menjalani "diet tunggal," yang artinya hanya mengonsumsi satu jenis makanan dalam waktu yang lama, kemungkinan tubuhmu tidak akan mendapatkan semua nutrisi penting yang diperlukan.
Mengurangi konsumsi makanan yang kaya karbohidrat kompleks seperti roti gandum, kentang, nasi, dan oatmeal, dapat mengakibatkan penurunan asupan nutrisi esensial seperti vitamin D dan kalsium. Demikian pula, jika kamu menghindari makanan buah-buahan, Anda mungkin mengurangi asupan nutrisi penting seperti kalium, vitamin A, vitamin C, dan serat pangan.
Depresi
Makanan yang kamu konsumsi secara tak langsung mempengaruhi keadaan emosi. Akibatnya, ketidakseimbangan dalam nutrisi penting, mineral, vitamin, serat pangan, dan asam lemak dapat berpotensi memicu terjadinya depresi.
Terlebih lagi, jika hasil dari upaya diet yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan dalam rentang waktu yang kamu rencanakan, hal tersebut dapat memicu perasaan depresi. Oleh karena itu, mencoba mencapai tujuan kebugaran musim panas hanya melalui diet bukanlah pilihan yang disarankan. Rasa kecewa terhadap perkembangan dapat menjadi signifikan dan berpotensi memicu emosi depresi.
Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim