Sukses

Health

6 Rekomendasi Lanjutan PB IDI Terkait Meningkatnya Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Fimela.com, Jakarta Semakin meningkatnya kasus cacar monyet di Indonesia menyebabkan sejumlah kekhawatiran. Infeksi virus Mpox ini menjadi perhatian di banyak belahan dunia, termasuk Asia Tenggara. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis, yang ditularkan dari hewan ke manusia. Bahayanya, penularan virus Mpox tidak hanya dari hewan ke manusia, tetapi juga dari manusia yang terinfeksi ke manusia sehat lainnya.

Cepatnya penyebaran virus Mpox secara global disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

  • Tingginya angka migrasi dan mobilisasi
  • Perdagangan internasional hewan, salah satunya monyet
  • Jalur penularan dari manusia ke manusia yang melalui penyimpangan hubungan seksual, misal Lelaki Seks Lelaki (LSL)
  • Munculnya gejala yang tidak biasa
  • Minimnya ketersediaan vaksin Mpox di negara-negara berisiko tinggi

Penyakit cacar monyet ini ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita, termasuk kontak seksual. Oleh sebab itu, sebanyak lebih dari 90 persen kasus Mpox di dunia dilaporkan pada populasi khusus yaitu homoseksual dan biseksual.

Meningkatnya kasus Cacar Monyet

DR Dr Moh. Adib Khumaidi SpOT, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menyampaikan akan terus mengawal perkembangan kasus Mpox di Indonesia. diperlukan upaya berkelanjutan dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan hingga lapisan masyarakat dengan peningkatan kesadaran, akses pelayanan dan pengobatan, pendanaan untuk penelitian dan upaya pengendalian, serta pembentukan respons terkoordinasi.

Dr Hanny Nilasari, Sp DVE, Ketua Satgas Mpox PB IDI menyatakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit cacar monyet adalah salah satu alasan utama pengabaian Mpox di Asia Tenggara. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan cara melindungi diri dari penyakit cacar monyet, kurangnya informasi, serta kesalahpahaman bahwa penyakit cacar monyet bukanlah penyakit serius atau tidak umum terjadi, menyebabkan penyakit ini menjadi lebih parah.

Meskipun banyak penderita cacar monyet yang memiliki gejala ringan, penyakit ini mampu berakibat fatal terutama pada pasien dengan imunitas yang rendah. Untuk itu, perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut untuk pengendalian cacar monyet guna mempermudah organisasi layanan kesehatan dalam menerapkan lagkah-langkah pengendalian yang efektif.

Rekomendasi lanjutan

Berikut beberapa rekomendasi lanjutan dari PB IDI mengenai penanganan kasus Mpox:

Edukasi masyarakat

Banyak masyarakat yang belum terinformasi dengan baik mengenai apa itu Mpox, diperlukan penyebaran edukasi secara luas kepada masyarakat umum tentang infeksi ini, terutama cara penularan, pencegahan dan deteksi dini.

Hindari kontak fisik

Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya.

Hindari perilaku seks berisiko

Untuk populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko. Hubungan seksual harus dilakukan dengan aman menggunakan kondom serta lakukan vaksinasi.

Pengobatan lebih awal

Kepada masyarakat umum, terlebih bagi populasi diatas, dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter apabila muncul gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam.

Skrining

Pada kasus terduga Mpox, perlu dilakukan skrining berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis), pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap (PF), serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/ keropeng/ kelainan kulit.

Penyediaan obat dan vaksin

Penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas.\

 

Penulis: Maritza Samira.

#BreakingBoundariesNovember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading