Fimela.com, Jakarta Keratosis pilaris merupakan kondisi kulit di mana terdapat bintik-bintik yang terasa kasar mirip dengan kulit ayam. Keratosis pilaris atau yang dikenal sebagai penyakit kulit ayam bukan lah penyakit yang berbahaya. Bintik-bintik kulit ayam akibat kerastosis pilaris ini biasanya muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan bokong. Namun, kerastosis pilaris juga bisa muncul di area alis, wajah, serta kulit kepala.
Keratosis pilaris dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi kebanyakan penderitanya adalah anak-anak dan remaja. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, jika terjadi pada anak-anak dan remaja, keratosis pilaris umumnya bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa. Namun dalam beberapa kasus, bintil-bintil kulit ayam bisa meradang dan memerlukan penanganan lebih lanjut.
Keratosis pilaris disebabkan oleh penumpukan keratin yang merupakan protein padat yang melindungi kulit dari zat berbahaya dan infeksi. Keratin yang menebal di permukaan kulit disebut keratosis. Penumpukan keratin tersebut menyumbat lubang pori tempat folikel rambut.
Advertisement
Namun, penyebab pasti kerastosis masih belum diketahui hingga saat ini. Kondisi ini dapat berkaitan dengan kondisi kulit lain seperti dermatitis atopik dan penyakit genetik. Selain itu, perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan atau pubertas juga bisa menjadi penyebab munculnya keratosis pilaris.
Advertisement
Gejala Keratosis Pilaris
Gejala keratosis pilaris dapat berupa bintik-bintik yang teraba kasar, tetapi tidak sampai menimbulkan rasa gatal atau pun nyeri. Bintik-bintik ini dapat muncul di mana saja pada kulit di mana ada folikel rambut, seperti lengan, paha, pipi, bokong, dan kulit kepala.
Gejala lain dari keratosis pilaris bisa meliputi:
- Kemerahan di area sekitar bintik
- Kulit kering dan kasar
- Bintik terasa padat
- Menyerupai kulit ayam, berwarna merah atau coklat
Bintik ini biasanya akan terlihat jelas atau bertambah banyak ketika kondisi kulit sedang kering, misal saat udara sedang dingin. Pada beberapa kasus, kehamilan juga bisa membuat keratosis pilaris meluas dan bertambah banyak.
Cara mengatasi Keratosis Pilaris
Meski keratosis pilaris tidak berbahaya namun dapat mengganggu penampilan. Oleh sebab itu, banyak orang yang berusaha untuk mengobati keratosis pilaris ini. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keratosis pilaris:
Perawatan mandiri
Keratosis pilaris yang ringan dapat ditangani dengan perwatan mandiri, yaitu:
- Oleskan pelembap yang mengandung lanonin, petroleum jelly, atau glycerin.
- Gunakan air humidifier untuk mengontrol kelembapan ruangan, terutama ketika cuaca kering.
- Mandi dengan air hangat
- Eksfoliasi kulit secara rutin dengan lembut, sekitar 2-3 kali seminggu.
- Hindari sabun yang mengandung pewangi.
- Gunakan pakaian yang longgar dan lembut di kulit.
Obat-obatan
Jika terjadi peradangan, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Biasanya, dokter akan memberikan krim kortikosteroid untuk dioleskan di kulit. Kondisi radang yang parah, dokter dapat memberikan pil isotretinoin dan obat oles yang mengandung tacrolimus. Jika tidak ditemukan tanda peradangan:
Topical exfoliants
Krim ini berfungsi untuk melembapkan kulit kering dan mengangkat sel-sel kulit mati. Topical exfoliants biasanya mengandung asam seperti AHA, asam salisilat, asam laktat, atau urea. Namun krim ini tidak dianjurkan untuk pasien anak.
Topical retinoid
Retinoid merupakan turunan dari vitamin A yang dapat mempercepat prose pergantian sel dan mencegah penyumbatan folikel rambut. Obat ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dan menyusui.
Terapi
Untuk hasil yang lebih maksimal, dokter dapat menggabungkan penggunaan obat-obatan oles dengan terapi eksfoliasi. Tindakan tersebut dapat berupa:
- Terapi laser
- Mikrodermabrasi
- Intense Pulse Light (IPL)
- Chemical peeling
Â
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesOktober