Fimela.com, Jakarta Penyakit cacar air seringkali dianggap sebagai penyakit ringan sehingga sering disepelekan pencegahan dan penyebarannya oleh masyarakat. Padahal, cacar air merupakan penyakit dengan tingkat penularan yang cukup tinggi, berada sedikit di bawah campak dan jauh di atas Covid. Penyakit cacar air ini juga menimbulkan dampak yang lumayan merugikan bagi anak.
Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa cacar air bisa menyebkan infeksi kulit atau dalam kondisi parah dapat menyebabkan pneumonia berat hingga kematian. Biaya medis yang dikeluarkan untuk penyakit ini bisa menjadi beban keluarga. Anak harus menjalani isolasi mandiri atau dikucilkan oleh temannya karena stigma di masyakat.
Cacar air atau yang dikenal dengan chicken pox umumnya ditandai dengan munculnya demam dan benjolan-benjolan kecil seperti sundutan rokok di tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya virus Varicella zoster ke dalam tubuh dan menginfeksi kulit.
Advertisement
Meskipun dikategorikan ringan, penyakit ini sangat mudah menular dan tidak boleh diremehkan. Dari data ditemukan bahwa dua sampai tiga orang dari 1.000 pasien cacar air membutuhkan perawatan medis dan 1 dari 60.000 pasien dapat meninggal dengan rentang usia rata-rata 4 sampai 10 tahun.
Advertisement
Gejala dan Komplikasi Cacar Air
Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, bahkan orang yang tertular akan mengalami cacar air yang lebih berat karena lebih banyak virus yang masuk ke dalam tubuh. Penyebaran virus cacar air yaitu melalui udara dan sentuhan kulit. Tidak heran jika lingkungan keluarga atau lingkungan yang satu atap dengan penderita menjadi yang paling berisiko tertular cacar air.
Sebelum timbul ruam-ruam merah atau sekitar 3 minggu setelah tertular penyakit ini, virus cacar air sangat mudah menyebar. Pada orang dewasa, gejala yang timbul umumnya semakin berat, di mana dapat menyebar ke wajah, rongga mulut, kelopak mata, atau area genital. Benjolan-benjolan tersebut biasanya baru kering setelah 7 sampai 10 hari.
Penyakit cacar air pada beberapa kasus timbul dengan gejala berat. Sebagai contoh pasien Varicella bullosa di mana benjolan-benjolan infeksi melebar dan timbul ruam merah. Ada pula kasus anak yang sampai tidak bisa berjalan dan tidak sadarkan diri sebab infeksi cacar air tersebut. Oleh karena itu, penyakit cacar air tidak boleh dianggap remeh.
Penanganan Cacar Air
Dr. dr. Anggraini Alam, SpA(K) Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI menyarankan agar orang yang dicurigai mengalami gejala awal cacar air seperti demam, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, kelelahan untuk segera mendapatkan penanganan dokter. Hal ini juga sebagai upaya deteksi dini apabila kemungkinan terjadi komplikasi.
Anak yang sedang sakit atau diduga terkena cacar air dianjurkan untuk tidak pergi ke sekolah, karena pada lingkungan serumah penyebarannya hampir mencapai 90 persen dan jika seatap penyebarannya mencapai 70 persen. Anak diperbolehkan untuk pergi apabila semua lesi sudah mengering.
Salah satu cara untuk mencegah semakin parahnya penyebaran atau gejala cacar air adalah dengan melalukan vaksinasi. Risiko akan menjadi lebih tinggi apabila terkena infeksi dengan berbagai komplikasi. Vaksinasi dapat diberikan sejak usia 1 tahun dengan pemberian 2 dosis dalam rentang waktu 6 bulan. Penyakit cacar air ini bukan lah penyakit satu kali seumur hidup. Melainkan virus cacar air bisa menetap dan muncul kembali saat imun tubuh menurun.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesOktober