Fimela.com, Jakarta Makanan olahan dapat mempengaruhi kadar kolesterol di dalam tubuh. Makanan olahan adalah produk makanan yang telah mengalami berbagai jenis pemrosesan sebelum menjadi sebuah masakan yang bisa dikonsumsi. Pemrosesan ini meliputi pemanasan, pengawetan, penambahan gula, garam, atau lemak, serta berbagai jenis pengolahan kimia.
Makanan olahan dapat memiliki berbagai tingkat pemrosesan, mulai dari makanan minimally processed seperti sayuran beku, hingga makanan highly processed seperti makanan ringan berbahan dasar tepung terigu dan minyak nabati. Makanan olahan mengandung tinggi kolesterol karena menggunakan bahan tambahan seperti gula tambahan, garam, dan lemak trans. Untuk itu, Sahabat Fimela harus berhati-hati saat mengonsumsi makanan ini.
Makanan olahan dapat ditemukan di pasar ataupun supermarket. Ada baiknya memperhatikan kadar gizi dan label makanan, sebelum mengonsumsi makanan tersebut. Berikut makanan olahan yang bisa menyebabkan kolesterol jahat:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Makanan Olahan yang Mengandung Kolesterol Jahat
1. Gula Tambahan dalam Makanan Olahan
Gula tambahan adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam makanan olahan untuk meningkatkan rasa. Penelitian The American journal of clinical nutrition, telah menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan dapat meningkatkan kadar trigliserida, salah satu jenis lemak dalam darah, yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Selain itu, konsumsi gula tambahan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang menjadi penyebab risiko kolesterol tinggi. Peningkatan berat badan dapat memicu perubahan metabolisme dalam tubuh yang mengarah pada peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan penurunan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
2. Garam dalam Makanan Olahan
Selain gula tambahan, makanan olahan seringkali mengandung jumlah garam yang tinggi untuk meningkatkan rasa dan tahan lama. Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit jantung. Garam dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, menyebabkan kerusakan pada arteri dan penumpukan plak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung akibat kolesterol tinggi.
3. Lemak Trans dalam Makanan Olahan
Lemak trans adalah jenis lemak yang dihasilkan melalui proses hidrogenasi parsial minyak nabati cair. Lemak trans sering digunakan dalam makanan olahan untuk meningkatkan daya simpan dan tekstur produk. Namun, konsumsi lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dengan cara merusak fungsi tubuh untuk mengeluarkan kolesterol dari aliran darah. Selain itu, lemak trans juga dapat merusak dinding arteri, yang dapat mempercepat proses penumpukan plak.
Makanan Olahan yang Mengandung Kolesterol Jahat
4. Penggunaan Minyak Nabati yang Tidak Sehat
Banyak makanan olahan menggunakan minyak nabati yang tidak sehat, seperti minyak kelapa sawit dan minyak jagung tinggi fruktosa. Minyak kelapa sawit mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Minyak jagung tinggi fruktosa, yang sering digunakan sebagai pemanis dalam minuman dan makanan olahan, telah dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida dan resistensi insulin.
5. Kandungan Serat yang Rendah
Makanan olahan seringkali memiliki kandungan serat yang rendah. Serat adalah komponen penting dalam makanan yang membantu mengikat kolesterol dalam usus dan mengeluarkannya dari tubuh. Konsumsi serat yang cukup dapat membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dalam darah.