Fimela.com, Jakarta Kanker payudara memang menjadi penyakit yang banyak dialami perempuan. Jika sudah terkena penyakit ini, salah satu hal yang dapat dilakukan ialah melakukan pembedahan.
Ada yang krusial saat pembedahan kanker payudara, Dokter konsultan bedah kanker Mandaya Royal Hospital Puri, dr. Enos H. Siburian, Sp.B (K) Onk, menerangkan bahwa timeline atau jendela waktu menjadi hal yang krusial.
Ia menyampaikan berbagai studi ilmiah terbaru mengatakan pasien yang melakukan operasi pengangkatan tumor payudara sebelum 57-63 hari setelah diagnosa pertama memiliki angka survival rate tinggi dan tentunya harus menjalani terapi secara lengkap baik kemoterapi maupun radiasi.
Advertisement
“di Mandaya BRAVE terdapat beberapa guru besar seperti Prof Aru untuk kemoterapi dan Prof Soehartati untuk radiasi” ungkap dr. Enos. Prof.
Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K) menambahkan pentingnya mengatur jendela waktu terapi pasien kanker payudara.
“Jendela waktu terbaik pasien kanker payudara dari operasi ke kemoterapi hingga ke radiasi adalah kurang dari 180 hari, apabila dibawah 180 hari angka survival rate meningkat secara signifikan,” terang Prof. Soehartati.
Tambah Prof Soehartati, apabila pasien kanker payudara sudah menyelesaikan rangkaian kemoterapi, maka jendela waktu yang baik adalah kurang dari 28 hari untuk memulai terapi radiasi atau penyinaran.
Advertisement
BRAVE untuk menangani semua jenis kanker payudara
Untuk menangani penyakit kanker payudara lebih efektif, Mandaya Royal Hospital Puri baru saja meluncurkan pusat kanker payudara yang bernama BRAVE (Breast Advanced Cancer Center) pada Sabtu (2/9).
President Director Mandaya Hospital Group (MHG), dr. Benedictus Widaja, menyampaikan bahwa BRAVE merupakan pusat kanker payudara di Indonesia yang dirancang untuk menangani semua jenis kanker payudara antara lain kanker payudara luminal A, luminal B, HER2 positif maupun triple negative baik dari stadium 1 hingga stadium 4 atau lanjut.
“Mandaya BRAVE Breast Cancer Center tercipta dari kolaborasi survivor kanker payudara dengan tim dokter spesialis, dimana kami mengedepankan metode lumpektomi atau operasi konservasi payudara yang bertujuan mempertahankan payudara asli pasien dan hanya membuang jaringan tumor dan kankernya saja. Hal ini bisa dilakukan karena di Mandaya BRAVE kami didukung tim 19 dokter spesialis onkologi multidisiplin dan teknologi canggih seperti Analisa keganasan jaringan metode potong beku (VC), Radioterapi LINAC dengan teknologi radiosurgery (high gradient) dan combination therapy (chemotherapy, immunotherapy & targeted therapy)” jelas dr. Ben.
Selain didukung oleh tim dokter spesialis onkologi multidisiplin, juga dilengkapi Teknologi Radioterapi LINAC Elekta Versa HD, merupakan alat yang sama yang digunakan juga oleh MD Anderson Cancer Center Amerika.
“Mandaya juga memiliki lab patologi anatomi dan klinik khusus yang mampu melihat sifat kimia jaringan tumor atau kanker menggunakan biomarker guna menentukan tipe terapi yang cocok biasa disebut pemeriksaan IHK, kata dr. Ben
Dilengkapi teknologi pemeriksaan molekular yang mampu mendeteksi kemungkinan kambuhnya kanker payudara.dr. Ben Widaja juga menjelaskan Imunoterapi dan Kemoterapi merupakan inovasi pengobatan kanker yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh sel kanker.
“Kombinasi Imunoterapi dengan Kemoterapi menjadi pengobatan lini pertama bagi pasien TNBC (sel kanker payudara tingkat agresivitas tinggi) dan dapat mengurangi risiko kematian hingga 27%, kami terus berinovasi pada pengobatan kanker dan mengikuti perkembangan dunia dengan berkolaborasi medis dengan rumah sakit asal Amerika yaitu Cleveland Clinic USA” jelas dr. Ben Widaja.
Dengan adanya BRAVE sebagai pusat kanker payudara di Indonesia ini, diharapkan pasien Indonesia tidak berobat ke luar negeri, selain menurunkan biaya pengobatan juga mengejar target waktu efektif terapi sebelum kanker menyebar atau menjadi stadium lanjut yaitu dibawah 180 hari.