Sukses

Health

Kenali Penyebab Endometriosis yang Sering Dianggap Nyeri Haid Biasa

Fimela.com, Jakarta Haid atau disebut juga dengan menstruasi adalah proses meluruhnya sel telur jika tidak dibuahi. Haid dialami oleh semua perempuan setiap bulan. Haid biasanya berlangsung selama kurang lebih 5-7 hari dan berulang setiap 21-35 hari.

Haid umumnya diiringi dengan berbagai gejala seperti terasa nyeri pada perut bagian bawah, pegal di seluruh tubuh hingga moodswing atau perubahan mood secara drastis. Ada beberapa perempuan yang tidak mengalami nyeri sama sekali ketika sedang haid, namun ada pula yang mengalami nyeri hebat sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Ternyata nyeri haid yang hebat itu bisa menandakan gejala suatu penyakit lho, Sahabat Fimela. Salah satunya adalah endometriosis. Sebagai perempuan, kamu harus memahami penyakit yang satu ini agar bisa mengantisipasi atau mencegahnya. Berikut penyebab endometriosis yang salah satu gejalanya adalah nyeri haid.

Apa Itu Endometriosis?

Endometrium adalah jaringan yang melapisi dinding rahim. Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal untuk menjadi tempat menempelnya sel-sel telur yang telah dibuahi. Bila sel telur tidak dibuahi, endometrium akan luruh, kemudian keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.

Pada endometriosis, jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim juga ikut menebal, tetapi tidak bisa luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi ini menyebabkan iritasi atau peradangan pada jaringan di sekitar endometrium.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih.

Penyebab Endometriosis

Berikut beberapa kondisi yang disebut bisa memicu terjadinya endometriosis:

1. Retrograde Menstruation

Retrograde menstruation adalah kondisi ketika darah menstruasi tidak mengalir keluar tubuh melalui vagina, tetapi berbalik arah dan masuk ke rongga panggul melalui saluran indung telur (tuba falopi). Akibatnya, sel endometrium yang luruh dan terkandung di dalam darah menstruasi akan menempel ke dinding panggul dan permukaan organ panggul. Sel-sel tersebut kemudian akan terus tumbuh, menebal, dan menyebabkan perdarahan selama siklus menstruasi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kista coklat.

2. Gangguan sistem kekebalan tubuh

Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh gagal mengenali dan menyerang sel endometrium yang secara keliru tumbuh di luar rahim.

3. Perubahan sel yang belum matang

Normalnya, sel-sel yang belum matang (embrionik) tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuh manusia. Sel embrionik ini bisa berkembang menjadi sel organ tubuh sesuai program dari gen.Pada endometriosis, sel-sel ini diduga dapat berubah menjadi sel endometrium akibat perubahan hormon di dalam tubuh, salah satunya hormon estrogen. Kondisi ini terutama terjadi ketika masa pubertas.

4. Perubahan sel peritoneum

Peritoneum adalah selaput yang melapisi bagian dalam perut. Ada dugaan bahwa sel peritoneum bisa berubah menjadi sel endometrium bila dipengaruhi hormon atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

5. Perpindahan sel endometrium

Pada kondisi ini, sel endometrium dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui darah, serta sistem getah bening, yaitu bagian utama dalam sistem kekebalan tubuh.

6. Operasi

Prosedur seperti operasi caesar dan histerektomi, dapat menyebabkan sel endometrium menempel di area bekas sayatan sehingga terjadi endometriosis.

Faktor Risiko Endometriosis

Semua perempuan bisa mengalami endometriosis, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko mengalami endometriosis:

  • Berusia antara 25–40 tahun
  • Memiliki ibu, bibi, atau saudara perempuan yang pernah menderita endometriosis
  • Belum pernah melahirkan
  • Melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun
  • Menderita kelainan rahim
  • Menderita kondisi tertentu yang dapat menghalangi aliran darah menstruasi
  • Memiliki berat badan rendah dan anemia defisiensi besi
  • Mulai menstruasi pada usia yang terlalu muda
  • Mengalami siklus menstruasi yang singkat, misalnya kurang dari 27 hari
  • Mengalami menopause pada usia yang lebih tua dari batas normal

Gejala Endometriosis

  • Nyeri hebat di perut bagian bawah dan sekitar panggul, terutama saat menstruasi
  • Kram perut selama beberapa hari sebelum dan selama menstruasi
  • Volume darah yang berlebihan saat menstruasi
  • Sakit di punggung bagian bawah selama menstruasi
  • Perdarahan di luar siklus menstruasi (metrorrhagia)
  • Nyeri saat atau setelah berhubungan seksual (dispareunia)
  • Sakit saat buang air besar atau buang air kecil
  • Diare, kembung, mual, sembelit, dan mudah lelah selama menstruasi

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut di atas, jangan sepelekan. Segera konsultasikan dengan dokter agar bisa ditangani segera dan tidak semakin parah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading