Fimela.com, Jakarta Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, namun anak-anak menjadi kelompok yang rentan terhadap infeksi malaria. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orangtua untuk mengenali ciri-ciri malaria pada anak agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.
Dilansir dari World Health Organization (WHO), nyamuk anopheles adalah jenis nyamuk yang menjadi vektor atau pembawa penyakit malaria. Nyamuk ini berpotensi sebagai penyebar utama parasit plasmodium yang menjadi penyebab infeksi malaria. Parasit plasmodium memiliki beberapa spesies yang dapat menginfeksi manusia termasuk anak-anak, di antaranya plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles yang telah terinfeksi oleh parasit malaria. Setelah masuk ke tubuh manusia, parasit plasmodium dapat berkembang biak dalam sel darah merah dan menyebabkan gejala-gejala malaria.
Advertisement
Advertisement
Gejala malaria pada anak
Dilansir dari Mayo Clinic, gejala malaria pada anak dapat bervariasi tergantung pada jenis parasit yang menyebabkannya. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai adalah:
- Demam tinggi yang kambuh secara periodik, seperti setiap 48 atau 72 jam
- Badan menggigil
- Sakit kepala parah
- Lemas dan kelelahan berlebihan
- Nyeri otot dan sendi
- Mual, muntah, dan diare
- Anemia (kurangnya sel darah merah)
Apabila si kecil mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Deteksi dini malaria pada anak sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius. Jika dibiarkan tidak terobati, malaria dapat menyebabkan kerusakan organ vital, anemia, gagal ginjal, kerusakan otak, atau bahkan kematian.
Selain pengobatan, pencegahan juga penting dalam mengatasi malaria. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melawan malaria antara lain:
1. Gunakan kelambu saat anak tidur
Penggunaan kelambu saat anak tidur dapat membantu membantu mencegah gigitan nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit menular, seperti malaria. Hal ini dikarenakan kelambu mampu memberikan perlindungan ekstra saat anak tidur. Dengan adanya penghalang fisik, anak dapat tidur lebih nyenyak dan terhindar dari gangguan nyamuk yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan ketidaknyamanan.
2. Gunakan krim anti-nyamuk pada kulit anak
Menggunakan krim anti-nyamuk dapat membantu melindungi anak dari gigitan nyamuk. Namun, penggunaan produk krim anti-nyamuk pada anak juga tidak boleh sembarangan. Oleh karena itu, sebagai orangtua penting untuk memilih dan menggunakan produk anti-nyamuk yang mengandung bahan-bahan yang aman pada kulit anak.
3. Hindari kegiatan di luar ruangan saat nyamuk anopheles aktif
Penting untuk diingat bahwa nyamuk anopheles aktif pada malam hari, terutama saat senja dan menjelang tengah malam. Mereka mencari darah manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka, dan dalam prosesnya dapat mentransmisikan parasit plasmodium yang menyebabkan malaria. Oleh karena itu, menghindari kegiatan di luar ruangan saat nyamuk anopheles aktif sangat penting untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk dan penularan malaria.
4. Hindari genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk anopheles
Nyamuk anopheles memiliki kecenderungan untuk bertelur dan berkembang biak di genangan air yang tenang. Tempat-tempat yang sering menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk anopheles termasuk genangan air di dalam atau di sekitar rumah, seperti bak mandi yang tidak terpakai, wadah penampung air hujan, ember, vas bunga yang berisi air, dan saluran air yang tersumbat. Oleh karena itu, untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk anopheles adalah dengan menghilangkan genangan air di sekitar rumah dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
*Penulis: Amelia Septika.