Fimela.com, Jakarta Gangguan Stres Pasca Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD) adalah gangguan kejiwaan yang terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatik yang mengancam nyawa atau integritas fisiknya. PTSD dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kesejahteraan fisik, emosional, dan interaksi sosial.
Meskipun ada kata trauma di dalamnya, namun gangguan ini berbeda dengan trauma biasa. Bahkan orang yang merasa trauma setelah mengalami kejadian tertentu pun tidak bisa langsung didiagnosa terkena gangguan yang satu ini.
Trauma biasa umumnya bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Namun PTSD butuh bantuan dari profesional seperti psikolog atau psikiater untuk bisa benar-benar sembuh.
Advertisement
Berikut penjelasan mengenai PTSD yang harus kamu ketahui.
Advertisement
Penyebab PTSD
PTSD bisa muncul setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang menakutkan atau mengancam nyawa. Belum diketahui secara pasti mengapa peristiwa tersebut menyebabkan PTSD pada sebagian orang. Namun, ada dugaan bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari sejumlah kondisi berikut:
- Pengalaman yang tidak menyenangkan
- Riwayat gangguan mental pada keluarga
- Kepribadian bawaan yang temperamen
- Peristiwa yang diketahui paling sering memicu PTSD meliputi:
- Perang
- Kecelakaan
- Bencana alam
- Perundungan (bullying)
- Kekerasan fisik
- Pelecehan seksual
- Prosedur medis tertentu, seperti operasi
- Penyakit yang mengancam nyawa, misalnya serangan jantung
Faktor risiko PTSD
Setiap orang bisa terserang PTSD setelah menyaksikan atau mengalami kejadian tragis. Akan tetapi, PTSD lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki sejumlah faktor risiko berikut:
- Kurang mendapat dukungan dari keluarga dan teman
- Menderita kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA
- Menderita gangguan mental lain, misalnya gangguan kecemasan
- Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mental, seperti depresi
- Mendapat pengalaman traumatis sebelumnya, misalnya dirundung (bullying) pada masa kecil
- Memiliki profesi tertentu, misalnya tentara atau relawan medis di daerah perang
Gejala PTSD
Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami PTSD adalah:
1. Ingatan pada peristiwa traumatis
Penderita PTSD sering kali teringat pada peristiwa yang membuatnya trauma. Bahkan, penderita merasa seakan mengulang kembali kejadian tersebut. Ingatan terhadap peristiwa traumatis juga sering kali hadir dalam mimpi buruk sehingga penderita tertekan secara emosional.
2. Kecenderungan untuk mengelak
Penderita PTSD enggan memikirkan atau membicarakan peristiwa yang membuatnya trauma. Oleh sebab itu, penderita akan menghindari tempat, aktivitas, dan seseorang yang terkait dengan kejadian traumatis tersebut.
3. Pemikiran dan perasaan negatif
Penderita PTSD cenderung menyalahkan dirinya atau orang lain. Selain itu, penderita juga kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukainya dan merasa putus asa. Penderita juga lebih menyendiri dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
4. Perubahan perilaku dan emosi
Penderita PTSD sering kali mudah takut atau marah meskipun tidak dipicu oleh ingatan pada peristiwa traumatis. Perubahan perilaku ini kerap membahayakan dirinya atau orang lain. Penderita juga sulit tidur dan berkonsentrasi.
PTSD dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, pada anak-anak, terdapat gejala khusus, di antaranya:
- Sering melakukan reka ulang peristiwa traumatis melalui permainan
- Tidak berani berpisah dengan orang tua atau saudaranya, walaupun hanya sebentar
- Sering mengompol walaupun sebelumnya sudah dapat buang air kecil di toilet
Advertisement
Penanganan PTSD
Jika orang terdekat atau justru kamu sendiri yang merasakan gejala PTSD tersebut di atas, sebaiknya segera periksakan ke psikolog atau psikiater. Nantinya psikolog atau psikiater akan melakukan pemeriksaan sebelum memberikan diagnosa.
Setelah memberikan diagnosa PTSD, psikolog atau psikiater akan memberikan penanganan berupa memberikan obat-obatan seperti antidepresan atau anticemas serta memberikan terapi psikoterapi.