Fimela.com, Jakarta Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Airlangga, prevalensi kelainan refraksi di Indonesia menempati urutan pertama dari penyakit mata, meliputi 25% penduduk. Dan prevalensi miopia di Indonesia lebih dari -0,5D pada usia dewasa muda adalah 48,1%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki potensi tinggi terhadap miopia.
Alexandre Montague, Chief Executive Officer (CEO) HOYA Vision Care, mengungkapkan 50% dari penduduk dunia akan mengalami miopia atau rabun jauh (mata minus) pada 2050. Sedangkan miopia yang tidak ditangani dapat mengarah ke penyakit mata yang lebih serius.
Hal ini yang mendorong HOYA Vision Care untuk lebih gigih dalam mengedukasi serta mengembangkan inovasi teknologi guna menciptakan opsi kontrol miopia khususnya untuk anak, dan menyediakan perawatan kesehatan mata sejak dini.
Advertisement
“Kunjungan kami di Indonesia saat ini untuk menunjukkan komitmen HOYA bagi Indonesia serta mendukung tim lokal dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, melalui penglihatan yang lebih baik,” ujar Alexandre di sela kunjungan yang didampingi oleh Oxana Pastushenko - Chief Marketing Officer (CMO) HOYA Vision Care, Ian Wells - Chief Financial Officer (CFO) HOYA Vision Care, Serge Zins - Vice President (VP) Asia Pacific HOYA Vision Care, Dodi Rukminto - Managing Director PT. HOYA Lens Indonesia serta Budy Buntaram dan Rudhy Buntaram - Director/Owner Optik SEIS.
HOYA Vision Care telah menjadi mitra bagi para profesional perawatan mata selama lebih dari 80 tahun dan telah hadir di berbagai belahan dunia salah satunya di Indonesia sejak tahun 2008 dengan membawa berbagai jenis produk lensa kacamata untuk membantu masyarakat mendapatkan penglihatan yang lebih baik dengan diantaranya lensa progresif, lensa penglihatan tunggal, lensa kerja, lensa fotokromik, serta lensa khusus yang hingga hingga saat ini telah tersebar melalui Optik terkemuka di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu wujud kepedulian dan menjawab masalah kesehatan mata untuk segala usia, di akhir tahun 2022 lalu, HOYA Vision Care memperkenalkan produk lensa terbarunya yaitu lensa kacamata terapi miopia, MiYOSMART. Diciptakan dengan teknologi terkini, yang dapat mengontrol salah satu gangguan pada mata yang banyak dialami masyarakat, khususnya pasca pandemi, yakni miopia atau kesulitan melihat benda jarak jauh secara jelas yang biasa dikenal dengan mata minus atau rabun jauh.
Advertisement
Lensa untuk Anak
Lensa MiYOSMART merupakan opsi kontrol miopia untuk anak, berupa lensa kacamata terapi untuk menahan pertumbuhan mata minus yang Efektif (dengan teknologi D.I.M.S. (Defocus Incorporated Multiple Segments) yang telah teruji klinis), Aman (tidak menyentuh organ mata secara langsung, bahan lensa tahan bentur, dan dilengkapi perlindungan sinar UV), serta Mudah (penggunaan serta adaptasi yang mudah).
MiYOSMART kini memiliki uji klinis terpanjang dalam kategori lensa kacamata kontrol miopia, yakni selama 6 tahun dan memiliki tingkat efikasi yang paling tinggi di pasar Indonesia. Hasil dari uji klinis selama dua tahun menunjukkan bahwa penggunaan lensa terapi MiYOSMART dapat memperlambat perkembangan miopia hingga rata-rata 60%, dan pada penelitian di tahun ke-enam dibuktikan bahwa MiYOSMART tidak menunjukkan efek rebound.
"Kehadiran MiYOSMART mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat, terbukti ribuan lensa MiYOSMART telah dirasakan manfaatnya oleh Anak dengan miopia di Indonesia," kata Alexandre