Fimela.com, Jakarta Gigi susu adalah gigi yang tumbuh pertama pada manusia. Gigi susu biasanya berkembang pada tahap embrio dan muncul saat masih bayi, biasanya pada usia 6-8 bulan. Umumnya gigi susu akan lepas dan tergantikan dengan gigi dewasa atau gigi permanen sejak usia 6-14 tahun secara bertahap.
Namun ada juga yang gigi susunya belum lepas juga meskipun sudah berusia lebih dari 14 tahun. Bahkan tak jarang pula yang masih memiliki gigi susu walaupun usianya sudah dewasa.
Ternyata kondisi ini terjadi karena beberapa hal. Berikut penyebab gigi susu belum tanggal padahal sudah dewasa yang terjadi pada kebanyakan orang.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Gigi Susu Belum Tanggal
Kondisi gigi susu yang tidak kunjung tanggal hingga usia dewasa dikenal dengan istilah persistensi gigi sulung. Penyebab utama persistensi gigi sulung adalah tidak adanya gigi permanen atau gigi tetap yang akan menggantikan gigi susu. Kondisi ini merupakan kelainan genetik pada gigi yang disebut dengan hipodonsia.
- Selain karena tidak adanya gigi permanen, ada sejumlah faktor lain yang membuat gigi susu menetap di rahang, antara lain:
- Ankilosis atau kondisi menempelnya akar gigi dengan tulang penyangga
- Hiperodonsia atau jumlah gigi susu berlebih
- Impaksi gigi atau kondisi gigi permanen tidak dapat tumbuh dengan sempurna
- Peradangan gusi
- Trauma dan infeksi mulut
Tak hanya itu, persistensi gigi sulung juga bisa terjadi akibat gangguan pada kelenjar endokrin, misalnya pada kondisi hipotiroid atau menurunnya produksi hormon tiroid, sehingga pertumbuhan gigi permanen pun menjadi terlambat.
Risiko Membiarkan Gigi Susu yang Belum Tanggal
Persistensi gigi sulung yang tidak ditangani dengan baik dapat berisiko menyebabkan masalah kesehatan, baik pada proses pertumbuhan gigi maupun pada kesehatan gusi dan mulut.
Beberapa masalah utama yang disebabkan oleh persistensi gigi sulung adalah:
Infraoklusi
Infraoklusi adalah kondisi di mana gigi permanen mulai tumbuh di samping gigi susu yang belum tanggal. Hal ini membuat posisi gigi susu lebih rendah dan memiliki bentuk yang berbeda dari gigi permanen yang ada di sebelahnya.
Perbedaan tinggi antara gigi susu dengan gigi permanen dapat menyebabkan komplikasi pertumbuhan gigi lain, seperti gigi tumbuh miring dan tidak sempurna.
Trauma oklusi
Trauma oklusi merupakan kerusakan jaringan di sekitar gigi, seperti gusi dan tulang penyangga gigi, akibat tekanan antargigi yang terlalu kuat. Kondisi ini terjadi karena ukuran gigi susu yang berbeda dengan gigi permanen, sehingga menyebabkan posisi gigi atas dan gigi bawah tidak selaras atau tidak rata.
Diastema
Diastema atau kerenggangan antargigi terjadi akibat ukuran gigi susu yang kecil, sehingga menyebabkan terbentuknya jarak atau celah di antara gigi satu dengan gigi lainnya. Diastema dapat menyebabkan penampilan gigi dan senyum menjadi kurang menarik.
Selain beberapa gangguan perkembangan gigi di atas, persistensi gigi sulung yang tidak kunjung mendapatkan penanganan juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, seperti gigi berlubang, infeksi gusi atau periodontitis, dan pengeroposan tulang penyangga gigi.
Advertisement
Cara Mengatasi Gigi Susu yang Belum Tanggal
Untuk menangani gigi susu yang tidak kunjung tanggal, dibutuhkan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter gigi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan diagnosis, penyebab, dan rencana penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi persistensi gigi sulung yang dialami pasien.
Berbagai tindakan yang mungkin akan diambil oleh dokter meliputi, pemasangan crown gigi, pencabutan gigi susu, pemasangan kawat gigi hingga pemasangan implan gigi. Tindakan tersebut akan diambil menyesuaikan dengan kondisi gigi dan diagnosa yang diberikan dokter.