Sukses

Health

Penyebab Kejang Saat Tidur yang Berbahaya dan Wajib Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Kejang adalah kondisi saat otot mengalami kontraksi cepat sehingga gerakan tubuh tidak terkendali. Hal tersebut dipicu oleh ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak. Serangan kejang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang berkisar dari ringan hingga berat.

Penyebab kejang bermacam-macam, seperti infeksi otak, epilepsi, demam tinggi, dan lainnya. Gejalanya pun sangat beragam dan wajib diwaspadai, apalagi jika terjadi pada anak-anak.

Berikut penjelasan mengenai penyebab kejang saat tidur, gejala serta cara mengatasinya yang wajib kamu pahami.

Penyebab Kejang Saat Tidur

Pada penderita epilepsi, kejang saat tidur terjadi saat gelombang di otak menjadi lebih sibuk karena harus memasuki berbagai tahapan tidur hanya dalam hitungan jam. Tahapan tidur ini dimulai dari setengah sadar, tidur ayam, tidur nyenyak, hingga rapid eye movement (REM). Siklus ini akan terus terulang ketika tidur.

Biasanya, kejang saat tidur paling sering terjadi di tahap setengah sadar dan tidur ayam. Sementara itu, kejang di tahap REM sangat jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak bisa terjadi sama sekali.

Selain gelombang otak yang sibuk, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kejang saat tidur adalah stres berat, kurang tidur, dan perubahan dosis dalam mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Gejala Kejang Saat Tidur

Gejala kejang saat tidur bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Berikut adalah gejala kejang saat tidur yang umum terjadi:

  • Terjatuh dari tempat tidur
  • Gerakan menyentak yang tidak terkendali pada lengan dan kaki
  • Menangis atau mengeluarkan suara tidak normal
  • Badan, tangan, maupun kaki kaku
  • Pusing atau ditemukan beberapa memar baru saat bangun tidur
  • Mengompol

Pengobatan Kejang Saat Tidur

Setelah mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, lebih baik segera konsultasikan pada dokter agar segera ditangani. Nantinya dokter akan memeriksa terlebih dahulu untuk mengetahui gejala serta riwayat medis secara keseluruhan. Berikut beberapa tes yang akan dilakukan dokter sebelum memberikan diagnosa:

  • Pemeriksaan radiologi
  • Tes darah
  • Tes tidur dengan polisomnografi
  • Tes pungsi lumbal
  • Tes elektroensefalografi (EEG)

Setelah memberikan diagnosa, dokter akan memberikan pengobatan berupa obat antikejang, diet keto maupun melakukan tindakan operasi untuk mengangkat bagian otak yang menyebabkan kejang.

Cara Mencegah Kejang Saat Tidur

1. Mencukupi waktu istirahat

Kurang tidur adalah salah satu pemicu kejang saat tidur. Oleh karena itu, pastikan kamu memiliki waktu tidur yang cukup. Idealnya, remaja membutuhkan waktu tidur sekitar 8–10 jam sehari dan orang dewasa perlu tidur sebanyak 7–9 jam sehari.

2. Rutin berolahraga

Selain istirahat yang cukup, kamu juga disarankan untuk rutin berolahraga. Olahraga dapat membantu mengurangi stres yang menjadi pemicu kejang. Beberapa pilihan olahraga yang bisa kamu lakukan adalah berjalan, berlari, berenang, maupun bersepeda.

3. Mengelola stres

Tips mencegah kejang saat tidur berikutnya adalah dengan mengelola stres. Sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelola stres adalah membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton film.

Tidak hanya itu, kamu juga dapat berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman beralkohol untuk mencegah kejang saat tidur.

4. Rutin mengonsumsi obat

kamu juga disarankan untuk rutin mengonsumsi obat antikejang. Pastikan kamu mengonsumsi obat tersebut sesuai anjuran dan petunjuk dari dokter. Hindari mengonsumsi obat antikejang melebihi atau kurang dari dosis yang sudah ditentukan tanpa berkonsultasi atau mendapatkan persetujuan dari dokter.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading