Fimela.com, Jakarta Mungkin kamu sudah familiar dengan istilah OCD. Istilah ini juga sering terdengar di berbagai media sosial. Banyak juga yang sudah membahas mengenai OCD. Namun apa itu OCD?
OCD merupakan singkatan dari Obsessive Compulsive Disorder. OCD ini merupakan suatu gangguan mental yang mendorong penderitanya untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang. Tindakan tersebut ia lakukan untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya. Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia, tetapi paling sering muncul di usia 7–17 tahun. Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tidak bisa melawannya.
Agar tidak keliru dalam memahami mengenai gangguan mental yang satu ini, maka kamu harus memahaminya secara menyeluruh. Berikut penjelasan mengenai gangguan obsesif kompulsif yang harus kamu pahami.
Advertisement
Advertisement
Penyebab dan Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Namun, ada faktor-faktor tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita OCD, antara lain:
- Memiliki riwayat OCD dalam keluarga
- Menderita gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, atau sindrom Tourette
- Pernah mengalami kejadian yang menyebabkan trauma atau stres, seperti perundungan (bullying), kekerasan fisik, atau kekerasan seksual
- Memiliki kepribadian yang sangat disiplin, terlalu teliti, dan perfeksionis
- Menderita infeksi bakteri Streptococcus ketika kanak-kanak (pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders)
Berikut beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita OCD:
Pikiran Obsesif
Obsesif adalah gangguan pikiran yang terjadi secara berulang dan menimbulkan kecemasan. Pikiran obsesif ini bisa muncul secara tiba-tiba ketika penderita sedang memikirkan atau melakukan sesuatu. Gejala obsesif yang dialami penderita OCD bisa berupa:
- Cemas atau takut tertular penyakit sehingga menghindari bersalaman atau menyentuh benda-benda
- Stres ketika melihat sekumpulan benda tidak selaras atau simetris
- Takut melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, misalnya ragu apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu
- Takut mengatakan sesuatu yang mungkin menyinggung perasaan orang lain
- Khawatir membuang barang yang telah dikumpulkan atau hoarding disorder
Perilaku Kompulsif
Kompulsif adalah perilaku yang dilakukan berulang-ulang guna mengurangi rasa cemas atau takut akibat pikiran obsesif. Penderita OCD akan merasa lega sesaat setelah melakukan perilaku kompulsif. Namun, gejala obsesif bisa muncul kembali dan membuat penderita OCD mengulangi perilaku kompulsif. Gejala perilaku kompulsif meliputi:
- Mandi atau mencuci tangan berulang-ulang sampai lecet
- Menyusun benda menghadap ke arah yang sama atau sesuai jenisnya
- Memeriksa berulang kali apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu
- Mengulangi kata-kata atau kalimat tertentu dalam hati agar tidak salah mengatakannya
- Mengumpulkan atau menimbun barang-barang, seperti surat atau koran yang tidak terpakai
Pada umumnya, gejala OCD pada anak-anak dan orang dewasa tidak jauh berbeda. Namun, gejala OCD pada anak-anak terkadang kurang jelas. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada jika anak-anak menunjukkan sejumlah gejala berikut:
- Sering berganti pakaian karena dianggap sudah kotor
- Meletakkan barang-barangnya di satu bagian rumah dan akan tersinggung bila dipindahkan
- Cenderung hanya menggunakan satu toilet tertentu ketika di tempat umum
- Menggunakan sabun tangan, sabun mandi, atau tisu toilet secara berlebihan
- Menghindari bersosialisasi dengan teman sebaya dan tidak senang berbagi barang miliknya
Cara Mencegah dan Mengobati OCD
Belum diketahui secara pasti cara mencegah OCD. Namun untuk mencegah perburukan gejala pada anak-anak dengan OCD, orang tua perlu waspada jika anak-anak menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Menghabiskan waktu lebih lama dari seharusnya saat beraktivitas, misalnya ketika makan atau berpakaian
- Memastikan sesuatu secara berlebihan
- Menolak menyentuh benda tanpa pelindung
- Mengerjakan tugas yang sudah selesai secara berulang
- Mencuci tangan atau mandi secara berlebihan
- Memiliki keluhan pada tangan, seperti kemerahan, kering, atau pecah-pecah
- Sering marah ketika tidak dapat menyelesaikan sesuatu dengan cara yang ia pilih
Pengobatan gangguan obsesif kompulsif bertujuan untuk mengendalikan gejala, agar pasien bisa beraktivitas dengan baik. Lama pengobatannya akan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala. Metode pengobatan OCD meliputi terapi perilaku kognitif dan pemberian obat antidepresan.
Jika kamu merasakan gejala OCD tersebut bahkan hingga merasa gejala-gejala tersebut mengganggumu ketika beraktivitas sehari-hari, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Semakin cepat kamu konsultasikan kondisimu pada dokter, maka akan semakin cepat pula dokter mendiagnosa dan memberikan penanganan agar gejala yang kamu rasakan tidak semakin memburuk.