Fimela.com, Jakarta Tentu semua orangtua ingin anaknya dalam kondisi yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Sejak anak lahir, berbagai penyakit dapat menyerangnya begitu saja. Oleh karena itu, perhatian dan kepedulian orangtua harus ditingkatkan karena mungkin waktu kecil anak tidak menyadari atau kurang mengetahui penyakit apa yang dideritanya sehingga orangtua perlu peka terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan anak supaya dapat memberikan penanganan yang baik dan cepat, salah satunya, anemia.
Dilansir dari healthline.com, anemia merupakan kelainan darah yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam seseorang lebih rendah dari normal atau ketika jumlah hemoglobin dalam sel darah merah terlalu rendah. Hemoglobin sendiri merupakan protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dan menghilangkan karbon dioksida sehingga jika tubuh memiliki kadar hemoglobin yang rendah berarti tubuh memiliki oksigen yang terlalu sedikit atau terlalu banyak memiliki karbon dioksida.
Dalam beberapa kasus, anemia bersifat sementara dan disebabkan oleh kekurangan gizi atau kehilangan darah. Namun, pada beberapa kasus lainnyam anemi menjadi kondisi kronis atau bawaan seperti kelainan genetik, autoimun, kanker, dan penyakit lainnya. Anemia sendiri memiliki beberapa jenis seperti anemia defisiensi besi, anemia hemolitik, anemia aplastik, hingga anemia megaloblastik.
Advertisement
Advertisement
Gejala dan Penyebab Anemia Pada Anak
Anemia tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa saja, tetapi juga dengan anak-anak. Gejala yang diberikan juga mirip dengan orang dewasa. Berikut beberapa gejala paling umum yang akan muncul ketika anak mengalami anemia defisiensi besi, dilansir dari childrenshospital.org:
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Muntah
- Diare
- Sakit perut
- Kulit pucat
- Sifat mudah marah
- Munculnya massa leher
- Selulitis
- MimisanDarah di kotoran
- Muntah Darah
- Masalah kognitif atau perkembangan
Penyebab terjadinya anemia pada anak tergantung pada jenisnya. Namun, biasanya anemia merupakan hasil dari kondisi bawaan atau genetik yang mempengaruhi pembentukan atau fungsi sel darah merah. Selain itu, keterlambatan dalam memperkenalkan makanan yang kaya akan zat besi atau suplemen zat besi dan alergi makanan serta kesulitan makan lainnya juga dapat menjadi faktor penyebab anemia. Namun, penyebab umum anemia meliputi beberapa faktor berikut:
- Defisiensi nutrisi seperti zat besi, asam folat, atau vitamin B12.
- Penyakit bawaan.
- Penyakit autoimun.
- Kondisi kanker tertentu.
- Obat-obatan tertentu.
- Infeksi.
Mengatasi dan Mencegah Anemia pada Anak
Beberapa anemia memang tidak berbahaya, tetapi beberapa lainnya juga memerlukan obat untuk mengatasinya. Kamu dapat mengatasi anemia pada anak melalui beberapa pengobatan berikut yang dilansir dari webmd.com.
- Vitamin dan mineral tetes atau pil
- Suplemen zat besi
- Mengubah pola makan anak
- Menghentikan obat yang menyebabkan anemia
- Pembedahan untuk mengangkat limpa
- Transfusi darah
- Transplantasi sel induk
Namun, sebaiknya sebelum anemia menyerang anak, kamu dapat mencegahnya terlebih dahulu dengan beberapa cara seperti:
- Memastikan anak mengonsumsi makanan yang seimbang sehingga kebutuhan gizi dan zat besinya tercukupi.
- Menghindari pemberian susu sapi pada bayi sebelum 12 bulan.
- Berikan anak makanan yang kaya akan zat besi. Mungkin susu memang membuat anak merasa kenyang, tetapi memiliki zat besi yang rendah sehingga anak akan kekurangan asupan zat besi. Oleh karena itu, kamu juga dapat memberikan anak makanan dengan sumber zat besi yang baik seperti kacang-kacangan, kuning telur, kentang, tomat, dan daging merah.
*Penulis: Fani Varensia