Fimela.com, Jakarta Di zaman sekarang ini, kesehatan mental dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sudah banyak orang yang menyadari bahwa kesehatan mental pun perlu diperhatikan, seperti halnya kesehatan fisik. Banyak orang mulai berusaha memahami kondisi kesehatan mentalnya dengan berkonsultasi pada psikolog atau psikiater.
Apabila ada sesuatu yang bermasalah dengan kesehatan mental seseorang, maka psikolog atau psikiater akan memberikan tindakan untuk menanganinya, seperti memberikan obat. Selain memberikan obat, psikolog atau psikiater juga bisa memberikan tindakan berupa terapi. Ada beberapa jenis terapi, misalnya hipnoterapi, Cognitive Behavioural Therapy (CBT), Interpersonal Therapy (IPT) hingga Art Therapy.
Yup! Kamu tidak salah baca. Art therapy memang ada dan bisa digunakan untuk meningkatkan kesehatan mental. Berikut penjelasan mengenai art therapy yang harus kamu ketahui.
Advertisement
Advertisement
Kondisi yang Membutuhkan Art Therapy
Art therapy bisa dilakukan oleh pasien dari segala usia, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Pasien yang membutuhkan art therapy biasanya mengalami beberapa keadaan atau kondisi tertentu, seperti:
- Peristiwa traumatis, seperti ditinggal orang tersayang, cyberbullying, atau kekerasan seksual, fisik, atau emosional
- Stres yang tidak terkelola dengan baik atau tekanan psikologis akibat masalah dengan keluarga, rumah tangga, atau pekerjaan
- Anak yang memiliki masalah perilaku atau mengalami masalah dalam belajar
- Kondisi medis tertentu, seperti kanker atau cedera otak
- Gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan makan, PTSD, atau depresi
- Kecanduan obat-obatan terlarang
Manfaat Art Therapy
Para peneliti percaya bahwa emosi, pikiran, dan perilaku saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Nah, melakukan sesuatu yang kreatif akan membantu seseorang untuk memahami dirinya sendiri lebih dalam dan mengidentifikasi pikiran serta perasaannya yang mungkin memengaruhi perilakunya.
Terapi seni akan membuat seseorang lebih tenang dan rileks. Inilah alasan mengapa perasaan akan jauh lebih baik setelah menjalani terapi seni. Selain itu, beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dari terapi ini adalah:
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Meningkatkan harga diri
- Mengembangkan kesadaran diri
- Mengidentifikasi emosi
- Meningkatkan suasana hati dan pikiran yang positif
- Meningkatkan keterampilan sosial
Berbagai penelitian menyatakan bahwa terapi seni akan mengurangi tekanan psikologis, mengurangi gejala trauma, dan menurunkan tingkat depresi. Bahkan, terapi ini juga dapat mendukung keberhasilan pengobatan penyakit dan berdampak positif pada orang dengan disabilitas.
Advertisement
Art Therapy Bukan Kelas Seni
Dalam mejalani art therapy, tidak diperlukan kemampuan khusus dalam bidang seni. Terapi ini bisa dilakukan oleh siapa saja dengan kondisi medis yang disebutkan di atas. Kendati begitu, sayangnya terapi ini belum terbukti efektif untuk semua jenis kondisi kesehatan mental, contohnya skizofrenia.
Terapi seni juga tidaklah sama dengan kelas seni. Kelas seni difokuskan pada teknik pengajaran dan menciptakan suatu karya. Sedangkan terapi seni, pasien bebas berkreatifitas untuk mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakan.
Art therapy dapat dilakukan dalam sesi personal atau secara berlompok, baik bersama pasangan, keluarga, maupun orang yang memiliki masalah serupa. Terapi seni juga bisa dijalani bersamaan dengan metode psikoterapi lainnya, seperti terapi kelompok atau terapi perilaku kognitif.
Di awal sesi art therapy, terapis akan bertanya mengenai latar belakang, termasuk riwayat medis dan peristiwa tertentu, gejala yang dirasakan, serta tujuan yang ingin dicapai melalui terapi. Setelah itu, pasien akan diminta melakukan beberapa metode untuk memulai terapi, baik itu dengan menggambar, melukis, atau media lain.
Saat sesi berlangsung, terapis akan menanyakan pertanyaan seputar seni dari sudut pandang pasien dan bagaimana perasaan pasien setelah melakukannya. Hal ini bertujuan untuk menilai sejauh mana dampak melakukan kreatifitas terhadap suasana hati pasien.